Kejutan terus terjadi di Liga 1 2019 pasca jeda internasional, yang mana beberapa tim kuat tumbang dengan skor mencolok. Walau tidak menghasilkan skor mencolok, duel PSM vs Persija tetap memberikan kejutan bagi publik penikmat sepakbola Indonesia. Perlu diketahui bahwa PSM adalah salah satu klub di Liga 1 yang sulit dikalahkan, bahkan mereka hanya kalah sekali di kandang dengan sisanya adalah kemenangan.
Namun, pertemuan dengan Persija kembali memberikan kesulitan bagi PSM yang mana sudah bertemu lebih dari sekali hanya dalam satu kalender (2019) ini. Nahasnya, mereka kali ini harus mengakui keunggulan Andritany Ardhiyasa dkk dengan skor tipis 0-1.
Tendangan jarak jauh Marko Simic sukses menjebol gawang Rivky Mokodompit yang sebenarnya tampil heroik dalam mengawal gawangnya. Namun, keberuntungan sepertinya lebih memihak pada tim tamu yang berhasil memperagakan permainan tactical seperti pernyataan komentator Binder Singh.
Lalu, apa yang membuat PSM harus menorehkan kekalahan keduanya di kandang musim ini?
Pertama, karena Persija berupaya tampil lebih rapat dan fokus di zona pertahanan pada babak pertama. Hal ini membuat PSM merasa termotivasi untuk gencar menyerang pertahanan Tim Macan Kemayoran. Namun, sayangnya bombardir serangan PSM tidak berhasil membuahkan gol untuk Wiliam Jan Pluim dkk.
Kedua, efektivitas PSM di dalam kotak penalti terlihat buruk. Beberapa peluang gagal berujung gol. Seperti peluang terbuka yang dimiliki Amido Balde dan sepakan Pluim yang gagal menemui sasaran pasca bola liar dari long throw Aaron Evans.
Ketiga, penampilan Andritany Ardhiyasa di bawah mistar gawang Persija terlihat seperti kembali pada performa terbaiknya. Hal ini dapat dilihat di babak pertama dan ternyata mampu dipertahankan hingga babak kedua. Keputusan-keputusannya terlihat matang dan ini membuat keberadaan Ferdinand Sinaga yang biasanya mampu memanfaatkan bola-bola kiriman di dalam kotak penalti lawan menjadi kurang greget.
Keempat, pergantian pemain yang dilakukan Darije Kalezic cenderung sudah mudah tertebak. Apalagi jika Tim Ayam Jantan Kinantan sedang deadlock. Maka, yang diturunkan di babak kedua adalah pemain-pemain yang bertipikal menyerang.Â
Hal ini sudah dapat diantisipasi oleh Edson Tavarez dengan memasukkan Tony Sucipto. Keberadaan pemain ini membuat lini tengah Persija tetap stabil seperti saat masih ada Sandi Sute.
Kelima, konsistensi permainan Persija. Mereka di laga ini sebenarnya bertindak sebagai tim underdog. Itu tidak bisa dipungkiri karena mereka memang masih berada di zona bawah sedangkan PSM berada di papan tengah dan cenderung lebih baik (nasibnya) daripada Persija.
Namun, status non-unggulan ini justru membuat Persija tampil dengan pakem yang jelas dan konsisten menjaganya sampai akhir. Mereka dapat mengelola permainan dengan baik dan membawa ritme permainan lawan ke arah mereka. Ini terlihat dari keberhasilan mereka membuat permainan PSM lebih tergesa-gesa untuk maju dan membuat finishing touch PSM kurang maksimal.