Amerika Serikat. Keberhasilan mereka mengalahkan Timnas Belanda di partai puncak menjadikan titel ini adalah gelar ke-4 atau yang kedua kali secara beruntun. Luar biasa!
Tidak hanya Copa America 2019 yang berakhir, Piala Dunia Wanita (PDW) 2019 juga telah mengeluarkan sang juaranya. Yaitu,Prestasi yang masih begitu jauh untuk dapat diraih oleh timnas laki-lakinya di ajang Piala Dunia. Namun, timnas wanitanya sukses melakukannya. Ini membuat timnas Amerika Serikat akan kembali dijagokan untuk menjuarai turnamen 4 tahunan ini. Bisakah Amerika Serikat merengkuh titel tiga kali beruntun?
Memang memprediksi dengan jarak waktu 4 tahun itu sangatlah sulit. Namun, kita bisa sedikit merabanya secara kasar dengan beberapa poin berikut ini.
Komposisi pemain pasti berubah
Ini sudah dapat kita lihat di PDW 2019 ini yang menunjukkan bagaimana kiper AS sekarang bukan lagi Hope Solo. Sehingga, komposisi Timnas AS juga pasti akan mengalami perubahan di masa depan.
Alex Morgan mungkin masih bisa bertahan di skuad. Namun untuk pemain yang sangat berpengalaman seperti Meghan Rapinoe akan sulit untuk bertahan di skuad ini karena untuk saat ini saja usianya sudah di pertengahan 30-an tahun.
Tidak hanya timnas AS yang akan sibuk dengan regenerasi skuadnya, timnas lain pun begitu. Beberapa timnas bahkan terlihat lebih siap untuk tampil maksimal di turnamen 4 tahun mendatang.
Di antaranya adalah Norwegia, Swedia, dan tentunya sang finalis tahun ini; Belanda. Belanda (diprediksi) masih akan diperkuat Lieke Martens dan Vivianne Miedema. Sedangkan Swedia pasti akan berusaha keras untuk mengulangi pencapaiannya seperti di tahun ini.
Mempertahankan sesuatu lebih sulit daripada mencapai sesuatu yang baru
Berangkat dari dua poin sebelumnya, kita dapat melihat bahwa situasi yang ada di Timnas AS kemungkinan akan ada perubahan. Perubahan inilah yang juga akan menentukan bagaimana level permainan mereka.
Memang, dengan adanya pengalaman merengkuh juara di dua edisi terakhir itu akan dapat menjadi modal berharga penularan ilmu dan pengalaman. Namun, bola yang berada di kaki yang berbeda tentunya dapat menghasilkan sesuatu yang berbeda. Inilah yang akan menjadi PR bagi AS. Mereka harus mampu menjaga kualitas mereka di tengah-tengah perubahan komposisi skuadnya.
Di sisi lain, para rival akan berupaya untuk "comeback stronger". Hal ini dapat diprediksi akan terjadi pada tiga tim penghuni 4 besar tahun ini (selain AS). Begitu pula dengan timnas eks jawara seperti Jepang.Â