Hasilnya, gol ketiga dari Pierre-Emerick Aubameyang di menit 90 sukses membuat Arsenal menatap leg kedua lebih percaya diri dan memastikan bahwa peluang untuk melaju ke final semakin terbuka. Apakah ini yang membuat Unai Emery layak disebut spesialis Liga Europa? Lalu, bagaimana dengan sang rival sekota, Chelsea?
Namun, dengan hasil imbang ini, Chelsea tidak boleh meremehkan potensi si wakil Bundesliga tersebut untuk membuat kejutan di Stamford Bridge. Karena, dalam dua putaran sebelum semifinal ini, Eintracht Frankfurt selalu sukses merepotkan tim lawan saat bertandang ke markas lawan.
Terbukti, Inter Milan disingkirkan di babak 16 besar saat bermain di Italia. Sedangkan di babak 8 besar/perempat final, Luka Jovic dkk sukses merepotkan Benfica saat bermain di Portugal---meski kalah 4-2. Namun, dengan dua gol tandang tersebut, Jovic cs sukses membalikkan keunggulan agregat dengan dua gol tambahan di laga kedua saat giliran menjadi tuan rumah.
Artinya, masih ada pekerjaan rumah yang serius bagi Chelsea. Mereka tidak hanya harus berupaya menang, namun juga harus mewaspadai potensi adanya gol tandang dari Eintracht yang dapat mempersulit peluang Chelsea untuk melaju ke final.
Satu hal yang perlu diwaspadai oleh Chelsea adalah keberadaan Luka Jovic di lini depan Eintracht. Naluri mencetak golnya yang tinggi dan membuat dirinya saat ini menjadi salah satu pemain subur di Liga Europa (9 gol) tentu perlu mendapatkan pengawasan penuh selama pertandingan berlangsung.
Torehan tersebut juga bukanlah keajaiban. Karena di Liga Jerman, pemain asal Serbia ini juga telah mencetak banyak gol. Artinya, ada sinyal bahaya dari lini depan Eintracht yang perlu diwaspadai oleh lini belakang Chelsea.
Chelsea memang juga memiliki striker yang sedang on-fire di Liga Europa, Olivier Giroud. Namun, ketika Giroud bermain dengan Eden Hazard, situasinya terlihat kurang baik dibandingkan saat bermain dengan Willian, Pedro, dan Hudson-Odoi.Â
Namun, Sarri harus memainkan Hazard ketika pemain Belgia ini diperlukan untuk membuat lini pertahanan Eintracht terintimidasi oleh pergerakan dan penguasaan bola yang ciamik dari Hazard.
Bersama Hazard, dominasi taktik Sarri dapat berjalan dengan cukup baik, dan ini bisa menjadi halangan bagi Eintracht untuk mengreasikan penyerangan ke pertahanan Chelsea. Namun, benarkah Chelsea dapat memenangkan laga di kandang saat melakoni laga kedua pekan depan?
Peluang untuk memenangkan laga itu cukup terbuka. Namun, menghadapi tim yang bermain dengan ball possesion rendah seperti tim asuhan Adolf Huetter (bahkan saat melawan Benfica di leg kedua babak 8 besar adalah 48%), maka fokus Chelsea tidak hanya menguasai bola namun juga mengantisipasi serangan balik.
Serangan balik inilah yang menjadi momok bagi lawan Eintracht termasuk Benfica. Susunan serangan cepat sangat merepotkan bagi lawan-lawan Eintracht dan ini perlu menjadi bagian dari fokus Chelsea.Â