"Sudah berapa kali Anda membaca tulisan Anda setelah selesai menulisnya?"
Pertanyaan ini terkadang dianggap menyebalkan. Namun, sering terdengar dan kita ketahui pertama kali saat menyerahkan karya tulis kita ke orang lain untuk dibaca maupun dikomentari oleh mereka.
Biasanya, kita akan menyerahkan hasil buah tangan kita tersebut ke orang yang kita anggap lebih tahu dalam hal kepenulisan daripada kita. Hal ini wajar saja, karena, kita selalu perlu mendapatkan timbal-balik dari orang yang membaca tulisan kita selain sekadar mendapatkan pujian kuno, "Wah, keren!"
Sebagai penulis pemula atau bahkan (katanya) masih belum layak disebut penulis, biasanya akan melakukan hal tersebut. Mencari orang yang lebih paham tentang penulisan dan kemudian disodori karya untuk dikomentari, bahasa kerennya adalah "diberi kritik dan saran".Â
Mencari orang yang tepat adalah perlu dan harus diperhatikan, karena tidak semua orang yang paham teori dan praktik penulisan akan dapat kita pahami kritik dan sarannya (krisar).
Terkadang, kita malah semakin bingung dengan kritikan orang tersebut, apalagi jika tidak ada saran yang dapat menunjang penilaian terhadap karya tulis kita. Maka, dengan kejadian semacam itu membuat kita akan semakin tidak tahu apa yang salah dan bagaimana cara membenarkannya.
Sehingga, langkah pertama kita adalah mencari dan mengenali dulu orang-orang yang paham akan teori dan praktik terhadap penulisan. Baik itu dari bidang ilmiah ataupun sastra.Â
Biasanya, mereka yang paham tentang sastra juga akan memiliki pemahaman yang cukup juga mengenai teori dasar dan teori penulisan umum ataupun karya tulis lainnya yang sedang banyak ditemukan di berbagai media.
Artinya, secara garis besar, pastikan orang itu telah mengetahui secara dasar maupun secara tingkat-tingkatan dalam kepenulisan. Namun, sebaiknya orang yang diajak diskusi tersebut adalah orang yang aktif di bidang penulisan tersebut. Misalnya, berbicara soal penulisan sastra, maka, seyogyanya bersama orang yang aktif dalam sastra. Begitupula jika, berbicara soal karya ilmiah, maka, seyogyanya juga bersama orang yang aktif di bidang karya ilmiah.
Selain itu, kita perlu mengenalinya secara karakter atau minimal kita tahu cara bicaranya dan bagaimana maksud kalimat-kalimat di dalam perbincangannya. Agar kita tahu arah pembicaraannya dan menangkap maksudnya---biar tidak salah paham. Salah paham inilah yang perlu diminimalisir ketika kita sedang berada dalam ruang diskusi mengenai karya yang sudah kita buat dan sedang dibutuhkan tanggapan dari orang lain, khususnya dari orang yang paham tentang penulisan tersebut.