Gebyar pemilu serentak sudah usai. Masyarakat Indonesia tinggal menunggu hasil penghitungan suara dari KPU. Jika tidak ada aral melintang, maka masyarakat Indonesia dan dunia akan mengetahui hasilnya pada tanggal 22 Mei nanti.Â
Sungguh mendebarkan, namun masyarakat Indonesia dipastikan dapat menantikan pengumuman itu dengan tenang. Pada hari itu, masyarakat Indonesia yang mayoritas berpenduduk muslim sedang menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan.
Seperti bulan Ramadhan yang sudah terjadi, maka Indonesia dapat dipastikan akan menjalani kehidupan beribadah dengan adem-ayem dan guyub rukun. Tidak hanya dengan sesama muslim namun juga antar agama. Toleransi beribadah akan lebih terlihat dan ini akan menyejukan mata dan hati.
Itulah yang dapat diharapkan ketika masa Pemilu masih terasa di bulan Ramadhan. Masyarakat Indonesia diharapkan dapat kembali fokus menjalani kehidupan yang lebih tenang dan kuat untuk menyatukan misi sebagai Indonesia yang ber-Bhinneka Tunggal Ika dan Berketuhanan Yang Maha Esa.Â
Saatnya, masyarakat Indonesia tidak lagi terpecah-belah karena perbedaan pilihan di dalam kancah perpolitikan. Politik juga mirip dengan sepak bola. Siapa saja dapat bermain di mana saja, ketika ada transfer dan kontrak profesional yang tertandatangani resmi. Artinya politik juga seperti itu, siapa saja dapat menjadi siapa (jabatan) dan berada di mana (lembaga/parpol) ketika orang tersebut secara sah telah mendapatkan kesempatan dan kepercayaan.
Sama seperti pemilu di tahun ini yang diadakan secara serentak. Tidak hanya pilpres namun juga pileg. Maka, siapapun yang menang nanti, mereka diharapkan dapat menguatkan Indonesia dan menyamakan visi-misi untuk mengembangkan Indonesia lebih baik lagi.
Harapan ini juga pastinya akan didoakan bersama-sama ketika masyarakat Indonesia juga sedang menjalani ibadah yang khidmat di bulan Ramadhan. Artinya, di bulan Ramadhan nanti, masyarakat Indonesia tidak hanya mengharapkan adanya perbaikan dalam hal ketaqwaan secara personal, namun juga komunal. Yaitu, doa untuk memperoleh kekuatan persatuan rakyat NKRI dari Sabang sampai Merauke.
Sudah saatnya hal ini kita lakukan, agar pertemanan dan persahabatan tak meluntur hanya karena melihat pilihannya berbeda dan mengalami nasib yang berbeda. Siapapun yang menang nanti, merekalah yang bahu-membahu demi Indonesia. Bukan demi golongan tertentu juga bukan untuk agama tertentu.
Sama halnya dengan Ramadhan. Meskipun bulan ini hadir untuk menjadi waktu paling berharga bagi umat Muslim di seluruh dunia. Namun, masyarakat dari segala agama dan lapisan akan tetap merasakan keindahan dan keteduhan dalam menjalani hari-hari di bulan Ramadhan. Momen yang dapat menjaga diri kita untuk mengontrol diri terkadang sulit untuk dicari ketika itu tidak disadari secara pribadi masing-masing.
Namun, dengan datangnya bulan Ramadhan, maka momen untuk mengontrol diri dan membangun kembali tali silaturahmi akan terwadahi. Selain itu, bulan Ramadhan akan menjadi waktu yang tepat untuk saling memaafkan dan membuka diri kembali termasuk membuka pikiran kita yang selama beberapa bulan ini hanya berada di dalam kotak-kotak yang berbeda dan tertutup rapat. Maka, dengan datangnya bulan suci Ramadhan, kotak-kotak itu dibuka dan isinya dapat dikeluarkan untuk dibagikan dan diterima dengan kelapangan hati.