Benarkah Indonesia harus dibangun ulang dan apalagi ditata ulang?
Apakah Indonesia begitu bobroknya sampai harus ada pengembalian misi ke arah sana?
Hal inilah yang sebenarnya menarik untuk diperhatikan. Bukan pada statements perulangan yang terjadi di debat tersebut. Namun, tentang penegasan pola pikir yang semakin terlihat jelas, bahwa ada perbedaan misi ke depan terhadap negara ini jika salah satunya resmi terpilih sebagai pangkal tombak negeri ini.
Antara Indonesia kian maju dengan memprioritaskan pengembangan segala sektor industri digital atau Indonesia kembali bergulat pada pencukupan hidup masyarakat berdasarkan melimpahnya sumber kebutuhan pokok.
Inilah yang sebenarnya bisa diambil dari debat final. Yaitu, penggambaran final yang semakin jelas, bahwa siapa yang bisa membawa kita melangkah maju ke depan, dan siapa yang akan membawa kita kembali ke rumah, membongkar perabotan, menyusun ulang, dan membuang barang-barang yang dianggap tidak/belum terpakai.
Bagaimana?
Sudah bisakah berpikir tentang itu?
Malang, 14-4-2019
Deddy Husein S.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H