Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menjaga Semangat Menulis Artikel Olahraga di Masa Pilpres 2019

11 April 2019   10:50 Diperbarui: 11 April 2019   11:04 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Artinya, minat penulisan di forum-forum online dewasa ini mulai diisi oleh orang-orang yang tidak sepenuhnya mendedikasikan dirinya untuk menulis sesuatu yang spesifik, namun, lebih ke perlombaan dalam menyampaikan pendapatnya tentang suatu peristiwa yang sedang hangat dalam menyita publik. Bagus, namun, ada yang kurang.

Apalagi jika kemudian upaya menulis itu juga untuk mengejar profit. Mengejar materi. Maka, akan semakin konyol ketika sebuah artikel/berita menjadi patokan berdialektika di kemudian hari. Karena, seiring berjalannya waktu, artikel/berita itu akan hanya seperti pengganti kebiasaan menulis di kolom media sosial yang mungkin terbatas 'kuotanya', sehingga memilih beralih ke media blog publik yang dapat menampung tulisan panjang, dapat menjangkau semua orang, dan ada 'bonusnya' pula.

Jadi, inilah yang terjadi saat ini. Lalu, apakah ini buruk?
Tidak juga. Di satu sisi, ini adalah tantangan bagi orang-orang yang 100% mendedikasikan hidupnya untuk menulis dan mengembangkan kualitas tulisannya dengan mencoba tak hanya bertahan namun juga ikut arus. Artinya, orang-orang yang memang ingin menjadi penulis berkualitas mumpuni, tidak akan hanya berdiam di zona nyaman. Namun juga mencoba keluar dari zona nyaman. Di situ ada upaya untuk menantang 'dunia'. Kira-kira, apakah 'yang lain' bisa trending dengan tulisan carut-marut itu bisa ditandingi dengan tulisan 'berelektabilitas' tinggi?

Di sisi lainnya, ini adalah seleksi alam. Sama seperti fenomena-fenomena 'kembang api'. Hanya ramai sekejap saja, dan akan perlahan padam, lalu tenggelam lagi ke dasar. Untuk itulah, bukan suatu hal yang benar-benar buruk bagi penulis yang terlanjur jatuh cinta dengan suatu hal dan kemudian diterpa segala hal yang lebih menarik. 

Toh, di 'dunia lainnya', hal seperti ini juga terjadi. Jika tidak demikian, tidak mungkin muncul pepatah, "rumput tetangga lebih subur" atau "semut di seberang pulau tampak, gajah di pelupuk mata tak tampak". Jika diartikan secara bebas, manusia pada hakikatnya terus haus untuk bersaing. Saling berupaya menjadi yang terbaik, dan itu juga berlaku bagi penulis.

Memang, tidak dipungkiri bahwa tujuan utama penulis adalah tulisannya dapat dibaca orang lain---tak perlu banyak. Namun, pada akhirnya target itu akan terus meningkat---jumlah yang membaca. Seiring juga dengan itu, kualitas juga akan meningkat. Sampai pada tataran tertentu, penulis akhirnya dihadang dengan sebuah rintangan yang selalu terjadi. Yaitu, menghadapi fenomena ataupun peristiwa yang terus datang silih berganti.

Lalu, bisakah kita terus menulis sesuai bidang?
Bisakah penulis olahraga tetap 'hidup' di kala pemilu semakin hangat dan dekat (baca: PANAS)?

Malang, 11 April 2019
Deddy Husein S.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun