Ini yang kemudian membuat sosok seperti Apri-Mimin patut diapresiasi atas keberanian mereka untuk tidak menutup-nutupi jati diri di kala mereka mampu bekerja dengan sangat profesional. Terlepas apakah mereka kemudian menjadi perempuan KW ecek-ecek ataupun KW super seperti di Thailand misalnya. Namun, kemampuan Apri-Mimin apalagi dengan konsentrasi mereka untuk berkarya di dunia seni tradisional, maka, nilai mereka tidak lagi pada 'siapa mereka'. Namun, 'apa yang mereka bisa'. Itulah yang diperlihatkan oleh Apri-Mimin kepada masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia.
Lalu, apa yang saya bisa? Apa yang Anda bisa? Apa yang kita bisa?
Malang, 6-29 Maret 2019
Deddy Husein S.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H