Namun, di beberapa laga terakhir, Escobar kurang tampil istimewa, karena, dirinya beberapa kali tertangkap kamera tidak mampu menjaga tensi dirinya sendiri ketika timnya sedang tertekan.
Menjadi kapten tim memang bukan perkara mudah, namun, itu adalah pengalaman sekaligus kelebihan Escobar yang sedang dimanfaatkan oleh Persija. Namun, Persija sudah memiliki banyak pemain yang berpengalaman. Apalagi di lini belakang berderet pemain senior seperti Ismed Sofyan, Maman Abdurahman, dan kini ditambah adanya Tony Sucipto yang sama-sama memiliki pengalaman dan mendapatkan kepercayaan dari tim untuk menjadi kapten.Â
Praktis, Persija tidak terlalu butuh pemain bertipikal leader. Persija hanya butuh striker haus gol dan pergerakannya selalu mampu memancing pemain bertahan lawan untuk hanya fokus dengan penyerang tersebut. Di sinilah yang belum terlihat dari sosok Escobar.
Di laga pertama Persija di Piala AFC, terlihat sekali bagaimana movement dan positioning Escobar masih kurang jelas. Namun, pada saat itu, Escobar masih bisa dimaklumi, karena baru saja bergabung dengan Persija. Otomatis, masih masa adaptasi dengan permainan tim, termasuk atmosfer bermain di kancah Asia.Â
Namun, pemakluman ini ternyata harus dilakukan lagi oleh penikmat bola tanah air untuk melihat progres permainan Escobar di laga-laga Persija selanjutnya, baik itu di lanjutan Piala Indonesia 2018 maupun di Piala Presiden 2019.
Sudah dua laga yang dilalui Escobar di Piala Presiden, dan performanya masih belum terlihat mampu menggaransikan dirinya sebagai striker mumpuni.Â
Keuntungan bagi Persija dan publik pendukungnya adalah di laga pertama, tim Macan Kemayoran mampu menggulung Borneo FC dengan skor telak. Sehingga, performa Escobar tidak terlalu dirisaukan di laga tersebut. Namun, ketika Persija bertemu dengan Madura United (8/3), kita kembali melihat adanya kesulitan bagi Escobar untuk memahami pergerakan rekannya, dan memahami apa yang akan dilakukan rekannya saat tim sedang menguasai bola ataupun berinisiasi untuk menyerang.
Sungguh berbeda, ketika kita melihat Simic di lini depan Persija. Apalagi di kompetisi yang sama di musim lalu. Simic sangat tahu apa yang akan dilakukan Riko maupun Novri saat satu di antara mereka sedang menguasai bola.Â
Simic juga tahu apa yang dilakukan tim saat menyerang dan apa yang dibutuhkan tim saat itu. Menjadi tembok, menjadi target-man, dan menjadi eksekutor bola di dalam kotak penalti lawan. Inilah yang belum terlihat di Escobar sampai sejauh ini. Bahkan, ada satu hal lagi yang membuat Simic unggul dari Escobar. Kepercayaan diri.
Ketika Simic sedang menjalani masa-masa sulitnya di awal musim Liga 1, dia masih tetap memiliki hasrat tinggi dan keyakinan besar untuk mampu mencetak gol, mencari peluang, maupun memenangkan duel. Inilah yang lagi-lagi belum terlihat di sosok Escobar. Bahkan, ini belum sampai membahas tentang status Escobar yang akan dinaturalisasi.Â
Maka, dia akan dihadapkan pada perbandingan pada sosok Ilija Spasojevic, Greg Nwokolo, dan apalagi Beto Goncalves yang saat ini sedang menjadi salah satu striker favorit di timnas Indonesia.