"Akhirnya, MU kalah."
Mungkin pernyataan ini menjengkelkan bagi fans MU. Namun, harapan publik untuk melihat bagaimana celah MU yang dapat dimasuki dan menjadi kunci dalam menaklukkan MU, perlu terealisasi. Agar MU dapat bermain seperti tim yang memiliki kesiapan dalam menghadapi kemungkinan-kemungkinan yang buruk.
Karena, untuk saat ini, nyaris mustahil menemukan tim hebat yang tidak bisa dikalahkan. Pasti bisa. Hanya soal waktu yang mempertemukan dengan tim yang lebih hebat atau secara taktik lebih jitu dalam menerapkan anti-taktik terhadap tim yang sedang on-fire. Termasuk MU. Skuad asuhan Ole Gunnar Solskjaer ini sedang mengalami masa-masa bulan madu antara pelatih dengan pemainnya.
Rentetan hasil positif mewarnai pertandingan yang dilakoni MU sebelum memasuk pekan laga Eropanya. Uniknya, mereka bertemu dengan tim yang bertabur pemain bintang maupun perpaduan pemain senior-junior dan dilatih oleh pelatih yang memiliki pengalaman melatih Borussia Dortmund.Â
Artinya, Thomas Tuchel sudah mengetahui gaya main di Jerman dan Prancis dengan cukup baik. Termasuk pengalamannya bertarung di kompetisi Eropa dengan bertemu tim-tim kuat nan variatif dari segala liga.
Secara pengalaman melatih, Tuchel lebih unggul. Namun, secara momentum, Ole diharapkan dapat mengantarkan MU mempersulit langkah PSG. Apalagi misi PSG di Liga Champions tahun ini pasti ingin lebih baik daripada tahun lalu. Sehingga, PSG akan difavoritkan, namun, MU sedang berada dalam fase yang menarik dan diharapkan bisa memberikan 'kejutan'.
Disebut demikian, karena MU saat ini bergantung pada kualitas pemain, bukan pada taktik pelatihnya. MU memiliki De Gea di kiper, Eric Baily, Paul Pogba, Ander Herrera, Juan Mata, dan Romelu Lukaku.Â
Pemain-pemain ini setidaknya ketika diturunkan sebagai starting line-up, akan cukup mampu menandingi kualitas pemain PSG yang walaupun tim asal Paris ini lebih unggul secara kompleksivitas.Â
Artinya, kedalaman skuad PSG masih lebih baik dibandingkan MU yang hanya menyisakan pemain berkualitas bagus pada Alexis Sanchez dan Sergio Romero (kiper) di bangku cadangan.
Namun dengan skuad itu, MU seharusnya masih bisa menang. Setidaknya saat leg pertama di kandang sendiri (13/2). Apalagi MU sedang manis-manisnya beradaptasi dengan cara main yang agresif, penuh semangat untuk menyerang, dan memaksimalkan kemampuan individu pemain pada Rashford, Lingard, dan Martial. Bermodalkan tren positif di liga, harapannya mereka akan bisa menguasai permainan selama masih di kandang sendiri.
Hal ini kemudian, ada prediksi (dari penulis) yang menyatakan bahwa PSG di leg pertama akan menjadi 'underdog'. Rupanya hal ini diinterpretasikan ke cara main hati-hati.Â