"Lidah dan jempol cepat beraksi sebelum otak dan mata menuntun."
"Wah! Enak ya jadi mahasiswa?"
"Wah! Gaji di perusahaan ANU pasti besar ya?"
"Wah! Pasti enak masih jomblo, bisa ke mana-mana."
Masih banyak lagi pertanyaan maupun sebenarnya pernyataan untuk sebuah ketidakpastian. Karena, ada hal yang menghantui pikiran kita. Yaitu, ketidaktahuan terhadap realita secara keseluruhan. Kita seringkali terkecoh dengan penampakan tentang hidup si A, si B, si C, dan si D yang terlihat berbeda. Walau benar, bahwa kehidupannya saling berbeda. Namun, konsekuensi di antara mereka sebenarnya akan selalu ada. Karena, konsekuensi ada di dalam setiap pilihan untuk menjadi siapa dan melakukan apa.
Sebenarnya, siapa yang tidak menginginkan hidup dengan setiap hari makan enak, uang banyak, tidurpun nyenyak?
Tapi apakah semua bisa dirasakan oleh kita?
Jawabannya tidak.
Mengapa?
Orang makan enak, belum tentu punya uang banyak. Bisa jadi, dia bermodal tenaga untuk turut 'rewang' dalam hajatan tetangga atau sanak saudaranya. Nah, sebagai imbalan dari jasanya itu, maka dia dapat merasakan makan enak. Tapi, apakah dapat tidur nyenyak? Mungkin bisa nyenyak, karena faktor kegiatannya yang tentunya menguras tenaga jika mengikuti 'behind the scene' dari hajatan tersebut. Namun, jika dia tidak lagi mendapatkan 'pekerjaan' tersebut, apakah dia dapat makan enak? Apakah kemudian dia dapat tidur nyenyak?
Lalu, bagaimana dengan orang yang memiliki uang banyak?