"Berbaur atau terkunci sampai mati?"
Tidak perlu menjadi warga Jakarta, atau memiliki garis keturunan dari suku Betawi untuk mengetahui Ondel-ondel. Karena, Ondel-ondel merupakan salah satu hasil dari karya seni rakyat Betawi yang kemudian dikenali oleh banyak orang. Hal ini, tak bisa lepas dari fakta bahwa Jakarta adalah ibu kota negara Indonesia, sehingga informasi tentang Jakarta sangat terekspos. Tak hanya tentang pemerintahannya, namun juga dunia hiburan, termasuk jagad hiburan tradisionalnya.
Namun, jika dibandingkan dengan pengeksposan kabar tentang dunia hiburan modernnya, tentu kabar dari dunia hiburan tradisionalnya, masih cukup minim. Apalagi dengan status kota sebesar Jakarta yang nyaris segala hal tentang sendi perputaran kehidupan masyarakat Indonesia terpusat di sini. Seperti dunia hiburannya. Siapa yang tidak ingin merantau ke Jakarta dan kemudian eksis menjadi selebritis---figur publik di dunia hiburan, papan atas di sana?
Banyak.
Di sinilah kemudian, ranah hiburan di Jakarta semakin didominasi oleh bentuk-bentuk hiburan modern. Hiburan yang tak bisa lepas dengan kesenian ini, pada akhirnya lebih terfokus untuk menghasilkan banyak karya seni yang lebih modern dibandingkan pengenalan kembali kesenian yang sudah dimiliki kota tersebut.
Salah satu bentuk kehadiran kesenian lokal yang dimiliki oleh kotanya Abang-None ini adalah Ondel-ondel. Boneka besar yang di dalamnya ada orang yang memeragakannya ini konon kabarnya sudah ada di tanah Jayakarta sejak lama---mungkin beberapa ratus tahun yang lalu. Sehingga, tak mengherankan, jika Ondel-ondel salah satu bentuk kesenian yang wajib dijaga dan dilestarikan, agar tidak punah.
Bahkan, Ondel-ondel sebenarnya menjadi ciri yang paling menonjol dari sang ibuk ota ketika sendi-sendi kesenian khasnya sudah tergerus dengan pembaharuan. Bahkan sebagai warga non-Jakarta, bisa mengingat Ondel-ondel ketika harus menyebutkan salah satu kesenian tradisional dari Jakarta. Artinya, Ondel-ondel masihlah memiliki pengaruh bagi masyarakat Jakarta termasuk orang asli Betawi.
Lalu, bagaimanakah dengan eksistensinya saat ini?
Jika dibandingkan dengan kesenian yang lain, Ondel-ondel masihlah cukup diperhitungkan eksistensinya. Selain karena merupakan karya seni dari kota setenar Jakarta, juga karena media yang mengeksposnya masih cukup ada, walau bisa dihitung dengan mudah.
Hal ini bisa dibandingkan dengan karya seni tradisional dari kota lain. Misalnya, 'Bantengan' atau 'Topeng Malangan'. Dua kesenian ini masih hanya bisa dinikmati ketika kita pergi ke pelosok desa di Kabupaten Malang, itupun harus menunggu adanya perayaan desa atau memperingati hari besar, seperti Hari Kemerdekaan. Artinya, harus ada panggung khusus dan hanya bisa dinikmati di waktu tertentu.
Apa bedanya dengan Ondel-ondel?