Aksi solidaritas untuk Ahok terjadi di berbagai daerah di Indonesia, aksi yang katanya merupakan aksi menuntut keadilan untuk Ahok, dengan membebaskan ahok dari penjara yang dilakukan oleh segelintir pendukung dan simpatisan ahok ini mengatasnamakan cinta NKRI dan Kebhinnekaan.
Pangkalpinang, ibukota Provinsi Bangka Belitung, yang juga merupakan kampung halaman Ahok, juga direncanakan akan menggelar aksi solidaritas untuk Ahok. Aksi yang rencananya akan diselenggarakan pada kamis malam jam 18.30 wib, di ATM (alun-alun taman merdeka) Pangkalpinang, ini kemudian akhirnya batal dilaksanakan.
Bangka Belitung, merupakan daerah yang selalu jauh dari segala macam aksi-aksi demo sebagaimana yang sering terjadi di daerah lain. Masyarakat Bangka Belitung yang mejemuk terdiri berbagai suku, merupakan potret dari Pancasila dan Kebhinnekaan itu sendiri. Masyarakat Bangka Belitung yang sebagian besar penduduknya adalah dari suku melayu dan dari tionghoa.
Walaupun Bangka Belitung terdiri dari berbagai macam suku, akan tetapi diwilayah ini tidak pernah sekalipun terjadi gesekan-gesekan antara suku atau agama yang satu dengan yang lainnya. Bangka Belitung yang selalu damai dan tentram, terhenyak dengan adanya kabar bahwa akan dilaksanakan aksi solidaritas untuk ahok dengan agenda menyalakan 1000 lilin di Alun-alun Taman Merdeka Pangkalpinang.
Demi menjaga ketentraman serta toleransi yang telah terbangun selama ini di Kepulauan Bangka Belitung, beberapa ormas dan tokoh pemuda serta tetua adat Bangka Belitung, berusaha untuk mencegah aksi ini terjadi. Karena dikhawatirkan akan menyebabkan terjadinya gesekan-gesekan yang pada akhirnya terjadi kerusuhan dan membuat citra Bangka Belitung sebagai wilayah paling tentram dan damai di seluruh Indonesia selama ini akan tercoreng dan pada akhirnya menghambat laju pembangunan yang saat ini sedang giat-giatnya dilakukan oleh pemerintah daerah setempat.
Aksi solidaritas menyalakan 1000 lilin untuk Ahok ini, pertama kali muncul dari tersebarnya Pamflet yang berisi ajakan untuk ikut aksi menyalakan lilin di media sosial. Melihat adanya pamflet ini, para Netizen Awam yang ada di Bangka Belitung pun menjadi resah, karena hampir sebagian besar Netizen Bangka Belitung tidak menginginkan aksi ini terjadi. Karena pada dasarnya mereka semua tidak ingin apa yang menjadi masalah di Pusat dibawa-bawa ke daerah. Walaupun, Bangka Belitung merupakan kampung halaman Ahok, hampir semua kalangan masyarakat menolak aksi ini, dan berharap agar aparat keamanan dapat menghentikan dan menjaga kondisi wilayah kepulauan Bangka Belitung selalu dalam keadaan kondusif.
Selain itu, sebagian besar masyarakat Bangka Belitung, menganggap Ahok itu bukanlah siapa-siapa, hanyalah tokoh politik biasa. Apalagi, selama berkiprah di DKI Jakarta, Ahok selalu berbuat atau bertingkah dan berucap yang tidak mencerminkan sikap orang Bangka Belitung pada umumnya. Yang pada dasarnya, merasa malu atas apa yang di lakukan dan diucapkan Ahok selama berkiprah di Pusat.
Bahkan masyarakat Bangka Belitung pernah protes atas ucapan Ketua Umum PDI Perjuangan yang mengatakan "Ahok memang begitu, bahasanya KASAR, karakter orang Babel memang begitu, ceplas-ceplos dan kasar". Yusril Ihza Mahendra yang juga merupakan putra daerah ikut merasa tersinggung atas ucapan Megawati itu. Karena itu, masyarakat Bangka Belitung tidak pernah Bangga apalagi mengganggap Ahok itu tokoh besar yang harus disanjung-sanjung dan dibela.
Atas aksi ini, Bapak Emron Pangkapi, yang dianggap sebagai sesepuh dan salah seorang tetua adat melayu masyarakat Kepulauan Bangka Belitung, ikut bereaksi. Tokoh adat yang dihormati yang sekaligus sebagai tokoh Politik senior dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), menyurati unsur Muspida dan Kepolisian di Bangka Belitung. Berikut isi suratnya :
YTH. Bapak PLT Gubernur Kep Babel
YTH Bapak Kapolda Kep. Babel.