Mohon tunggu...
Fery Deddy Fahriza
Fery Deddy Fahriza Mohon Tunggu... Lainnya - Music is my soul

Without deviation from the norm, progress is not possible by Frank Zappa

Selanjutnya

Tutup

Money

Tak Hanya Kaesang, Tesla Juga "Ghosting" Indonesia dan Berpaling ke Negara Ini!

9 Maret 2021   17:26 Diperbarui: 9 Maret 2021   18:09 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://electrek.co/

Sempat menyatakan ketertarikannya berinvestasi ke Indonesia, Tesla Inc. justru kini dikabarkan sepakat untuk bermitra dengan salah satu tambang nikel di Kaledonia Baru. 

Kabar ini menyisakan banyak pertanyaan termasuk alasan Tesla belum kunjung membuat kesepakatan kerjasama dengan Indonesia melainkan menuju tambang di Kaledonia Baru. 

Menurut berbagai sumber, Tesla disebut setuju untuk berinvestasi di tambang nikel di Kaledonia Baru pada Kamis (4/3/2021). Langkah tersebut diambil oleh Tesla untuk mengamankan lebih banyak sumber daya nikel yang menjadi bahan baku utama dari produksi baterai lithium kendaraan listrik. 

Nantinya, Tesla akan membantu tambang di Kaledonia Baru tersebut dengan produk dan standar keberlanjutan. Prosesnya dimulai dari perseroan yang akan membeli nikel untuk produksi baterai menurut sebuah perjanjian dengan pemerintah Kaledonia Baru. 

Sebagai informasi, Kaledonia Baru merupakan produsen nikel terbesar keempat di dunia. Tesla diperkirakan akan menjadi penasihat industri di Tambang Goro, yang dimiliki oleh raksasa pertambangan asal Brasil, Vale. 

Menurut electrek.co, Kaledonia Baru merupakan wilayah teritori kecil milik Perancis yang terletak di Samudra Pasifik. Lokasi tersebut diyakini memiliki kandungan 25% nikel dunia. Tambang Goro sendiri merupakan milik dan dioperasikan oleh Vale. Perusahaan asal Brazil tersebut mengambil alih pada tahun 2007 dengan nilai transaksi miliaran dolar Amerika Serikat. Vale bercita-cita dapat meningkatkan produksi hingga 40.000 ton nikel per tahun. 

Sayangnya, ambisi tersebut pupus gegara konflik tambang di Kaledonia Baru. Tambang tersebut dikabarkan konflik dengan warga setempat dan berujung pada sabotase terhadap limbah lingkungan akibat penggunaan teknologi HPAL (High Pressure Acid Leach). Akibat dari konflik ini, Vale mengalami kerugian dan perseroan mencari pembeli selama setahun lebih. 

Konflik lainnya yang juga terjadi adalah kerusuhan besar di wilayah Tambang Goro, sejak Vale dan Perancis menjual tambang nikel ke Trafigura pada Desember 2020. Keputusan ini memicu adanya mogok dan protes dari kelompok pro-kemerdekaan sehingga Vale harus menutup situs tersebut.

Menurut kesepakatan yang diteken pada Kamis (4/3/2021), sebanyak 51% saham dalam operasi Vale dapat dipegang oleh otoritas Provinsi Kaledonia Baru dan kepentingan lokal lainnya. Sedangkan sebanyak 19% saham dimiliki oleh Trafigura atau kurang dari 25 persen yang direncanakan dalam perjanjian penjualan awal dengan Vale.

Dijelaskan pula, perusahaan Elon Musk tersebut tidak akan memiliki saham. Produsen mobil listrik tersebut hanya akan mengamankan rantai pasokan baterai listriknya saat meningkatkan produksi. 

"Tugas kami sekarang adalah menyelesaikan setiap dan semua item yang belum terselesaikan untuk memungkinkan transaksi secara resmi diselesaikan," kata pihak Vale. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun