Mohon tunggu...
Deddy K. Sandi
Deddy K. Sandi Mohon Tunggu... -

Orang kecil, tidak suka politik, senang membaca dan belajar I'm Dyren97@gmail/yahoo/hotmail/skype/crawler/4shared/twitter/youtube/aol.. etc

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Doakan Ukhti Fatimah

5 Agustus 2011   20:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:03 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Writen on : Saturday, May 15, 2010 at 11:57pm
At my FB : http://www.facebook.com/note.php?note_id=395278449356
Bismillahirrahmanirrahim

Subhanallah walhamdulillah wala ilaha ilallah wallahu akbar wastaghfirullahu li walakum.

Seharusnya malam ini adalah malam mentoring atau malam orientasi tuk saudara kita yang baru masuk Islam, Richard, setelah Jumat 7 Mei 2010 yang lalu dia menyatakan ke-Islamannya. Orientasi ini diperlukan tuk memperkuat pondasi keimanan dan pengetahuannya tentang Islam. Bila komunitas Muslim yg minoritas disini merasa cukup, maka kami akan memberikan sertifikat padanya, sekaligus nama Islam baginya tuk dibawa ke negaranya. Subhanallah, yang bersangkutan tidak dapat hadir. Kami menunggu hingga 30 menit setelah waktu shalat Isya (Isya waktu Baghdad 20.30) berlalu, dan kami putuskan tuk shalat Isya berjamaah.

Setelah shalat Isya, saudara kita Ali dari Mesir, berkata "Mungkin atasannya melarang atau menghalanginya masuk Islam". Spontan saya jawab, tidak mungkin, saya selama disini tidak pernah mengalami hal tersebut.

Akhi Ali berkata "Untuk kita negara ke-3 tidak ada masalah, tapi bagi warna negara mereka (as) tekanan itu berlaku dan berjalan". Saya pun berkata "adakah bukti yang dapat anda tunjukkan ?".

Subhanallah, dengan berbisik dia berkata "kita bicarakan berdua saja akhi". Dengan sabar, kami tunggu jamaah yang hanya 4 orang di mushola ini meninggalkan tempat satu-persatu.

Sahabat Ali kemudian berkata dengan pelan "tak ada yang dapat saya percaya lagi disini sekarang" lalu kami sama-sama terdiam. Dia kemudian melanjutkan pembicaraannya yang nampak berat tuk disampaikan, yg terlihat dari makin pelan suaranya, "Anda tahu ukhti Fatimah, mengalami banyak tekanan dari rekan dan departemennya ?" Spontan saya jawab " Ukhti Fatimah yang mana ya ??"

Saudara Ali kemudian menjawab "Mrs. Carens", spontan saya tahu orang yg memiliki nama tersebut dan beristighfar. Dia adalah mu'alaf pertama yang saya saksikan dengan kepala mata saya sendiri, dan dalam proses keislamannya saya sedikit terlibat dengan sering tadarus dimushola, dan dia menyenangi qiroah yang bagus. Lalu spontan saya berkata "Subhanallah, tekanan seperti apa akhi ?". Akhi Ali kemudian menjelaskan dgn menjauhi pintu mushola "sejak dia masuk Islam Ramadhan yang lalu, dia banyak digunjing, diejek dan ditekan oleh rekan-rekan kerjanya. Tapi lihatlah keteguhannya menjalankan Shaum, bahkan dia melaksanakan Shaum Sunat Syawal lengkap dengan gembira". Subhanallah, ini benar, bahkan saya kembali teringat ketika dia mengajak saya tuk tetap melanjutkan Shaum di bulan Syawal, dan saya sampaikan, mungkin saya tdk bisa karena beratnya kerja yang harus saya selesaikan. Dia sebagai mu'alaf sanggup menjalankan dibawah tekanan mental dari teman-teman kerja dan atasannya, sedang saya tidak. Dia yang selalu meminta saya tuk membacakan Al-Qur'an untuknya disetiap selesai shalat Tarawih, dan bila ada waktu bertemu di mushola setelah kami shalat berjamaah. Subhanallah.

Kemudian akhi Ali melanjutkan "hari demi hari yg dilalui setelah ke-Islamannya, dia seolah diberi tugas lebih banyak, agar tdk dapat berkumpul dengan kita. Bukankah sudah sangat jarang kita temui lagi dia di Mushola ?", dengan cepat saya jawab "benar, saya kehilangan dia, yang memicu saya tuk terus mempelajari Al-Qur'an dengan diskusi-diskusi kecil, atas pertanyaannya". Dalam membahas masalah agama, saya tidak mahir dalam bahasa Ingris, jadi saya sering membacakan suatu ayat, atau hadist, dan meminta yg hadir tuk membuka terjemahnya, atau meminta saudar kita yg paham tuk menerangkan, kebanyakan adalah dari timur tengah, Mesir, Jordan, atau warga Amerika. Karena Rahmat dan Hidayah dari ALLAH, membuat yang hadir selalu setuju, karena permasalahan dianggap dijawab dengan Al-Qur'an, Subhanallah"

Akhi Ali lalu berkata "Sungguh kesedihan ukthi Fatimah tidak dapat saya sampaikan, dia kehilangan anda semua. Alhamdulillah, saya masih dapat bertemu dengannya, dan bila ada waktu dia biasanya mampir ketempat saya dan kami berdiskusi. Dia pernah berkata bahwa dengan hijab yang digunakannya saat ini, dia sering dianggap SOK SUCI, Terbelakang, mundur, sok seperti putri dan banyak lagi kata-kata yang menyakitkan hati. Tapi dia makin teguh bukan ?" Dengan menundukkan kepala dan meneteskan air mata, saya jawab "betul akhi, betul. Bila saya bertemu dengannya diluar sana sepulang kerja atau bila libur, saya tdk pernah melihatnya tanpa hijab, dan dia selalu tersenyum pada siapapun. Saya tak menyangka sebesar itu tekanan di lingkungan kerjanya, Subhanallah, may Allah help her and let her Iman stronger (semoga Allah menolongnya dan memberikan karunia dengan menambah keimanannya)".

Saudara saudariku sekalian. Bagaimanakah perasaan anda, bila anda sedang senang mempelajari Islam, lalu anda ditekan, diejek dan dijauhkan dari lingkungan tempat belajar anda ? Tak ada tempat anda bertanya dan berbagi perasaan. Seorang diri dalam tekanan, tekanan yang dikondisikan, dan sulit tuk keluar dari tekanan tersebut. Bila salah satu sahabat FB kita Diva, dapat bertemu dengan Abi Diva dan lingkungannya, disini Ukhti Fatimah (Mrs. Carens) dikondisikan didalam lembaga Kantor Keamanan Wilayah, yang semuanya adalah ex-militer dan intelejen sulit bergerak. Tahukah anda apa yang diucapkannya ? "Mereka dapat menekanku, tapi kan ku buktikan bahwa inilah agama yang benar dari Tuhan semesta alam, Agama yang mengajarkan tuk bersabar dan berbuat bijaksana".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun