Hampir setengah tahun Firman meninggalkan Desa Rangkat. Setelah mendengar bahwa warga Desa Rangkat menganggapnya telah menikah dengan Umi Rere, saudara mbak Asih, tidak lama setelah perceraiannya dengan Acik, Firman memilih untuk mengembara ke Negeri Onta, Negeri Aladin. Pengembaraan yang memberikan ketenangan tersendiri padanya. Ada luka dan kekecewaan mendalam yang terpendam dalam hati dan pikirannya.
Dalam benaknya selalu berkecamuk tentang satu sosok, yang membawanya ke Desa Rangkat. Sosok yang bersahaja, ke ibuan dan dapat membuatnya tenang. Meski hingga kini, Firman bingung menyampaikan tentang keadaannya dengan Umi Rere, tidak seperti yang didengar dan diketahui oleh warga Desa Rangkat, bahkan mungkin tidak diharapkan. Firman memutuskan untuk kembali ke Desa Rangkat, dia masih memiliki rumah disana meski sederhana.
Sore hari Firman tiba di Desa Rangkat, ketika menuju rumahnya dia berpapasan dengan pak Windu. Dengan senyum senang, Firman menyapa sambil mencium tangan pak Windu "Assalamu'alaykum Pak, bagaimana kabarnya ?" "Alhamdulillah, baik. Kemana saja selama ini Firman ? Tidak ada kabar sama sekali tentang mu", pak Windu menjawab salam, sambil bertanya seolah heran dengan kedatangan Firman seorang diri.
"Maaf pak, saya merantau di negeri orang. Mbak Asih bagaimana kabarnya pak ? Mmm.. maaf, apakah sudah menikah ?" Firman betul-betul nekat bertanya, karena ingin menghilangkan rasa penasarannya. "Belum" pak Windu menjawab pendek sambil menundukkan kepala, kemudian menatap Firman tanpa berkedip untuk sesaat.
Firman berusaha mengalihkan perhatian dan pembahasan dengan berpamitan untuk pulang. Sepanjang jalan dia tersenyum. Dia akan menemui pak Windu, esok pagi.
Bersambung...
DESA RANGKAT  menawarkan kesederhanaan cinta untuk anda,  datang, bergabung  dan berinteraksilah bersama kami (Klik logo kami)
Lanjutan dari Terluka oleh Jarak dan Waktu Karena Kami Memiliki Ayah