Akhlak merupakan salah satu kerangka dasar ajaran islam yang memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak mulia merupakan buah yang dihasilkan dari proses penerapan Aqidah dan syariah. Akhlak diibaratkan sebagai kesempurnaan dari bangunantersebut setelah fondasi dan bangunannya dibangun dengan baik. Akhlak yang mulia tidak akan terwujud pada diri seseorang jika ia tidak memiliki Aqidah dan syariah yang baik. Kehadirannya Nabi Muhammad Saw. Membawa misi pokok untuk menyempurnakan akhlak manusia yang mulia, dan Nabi merealisasikan misi tersebut dengan membutuhkan waktu yang cukup lama, yakni kurang lebih 23 tahun. Nabi melakukannya mulai dengan pembenahan aqidah masyarakat Arab, kurang lebih 13 tahun. Kemudian Nabi mengajak untuk menerapkan syariat setelah aqidahnya mantap. Dengan kedua sarana inilah Nabi dapat merealisasikan akhlak mulia di kalangan umat islam pada waktu itu. Secara umum akhlak islam dibagi menjadi dua, yaitu akhlak mulia dan akhlak tercela. Akhlak mulia harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan akhlak tercela harus dijauhi jangan sampai dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari. Yang tidak boleh ditinggalkan dalam pembinaan akhlak yang mulia adalah akhlak terhadap lingkungan. Lingkungan yang dimaksud di sini adalah segala sesuatu yang berada di sekitar manusia, yakni Binatang, tumbuhan, dan benda mati. Adapun beberapa prinsip pokok terkait dengan pembinaan akhlak mulia dalam berhubungan antar sesama manusia:Â
1. Akhlak terhadap diri sendiri Untuk membekali kaum Muslim dengan akhlak mulia terutama terhadap diri sendiri, di bawah akan diuraikan beberapa bentuk akhlak mulia terhadap diri sendiri dengan beberapa aspek. Di antara bentuk akhlak mulia ini adalah memelihara kesucian diri baik lahir maupun batin. Orang yang dapat memelihara dirinya dengan baik akan selalu berupaya untuk berpenampilan baik dan sopan di hadapan Allah, khususnya, dan di hadapan manusia pada umumnya dengan memperhatikan bagaimana tingkah lakunya, bagaimana penampilan fisiknya, dan bagaimana pakaian yang dipakainya. Pemeliharaan kesucian diri seseorang tidak hanya terbatas pada hal yang bersifat fisik (lahir) tetapi juga pemeliharaan yang bersifat nonfisik (batin). Setelah penampilan fisiknya baik dan akalnya sudah dibekali dengan berbagai ilmu pengetahuan, maka yang berikutnya harus diperhatikan adalah bagaimana menghiasi jiwanya dengan berbagai tingkah laku yang mencerminkan akhlak mulia.
 2. Akhlak dalam lingkungan keluarga
Pembinaan akhlak mulia dalam lingkungan keluarga meliputi hubungan seseorang dengan orang tuanya, termasuk dengan guru-gurunya, hubungannya dengan orang yang lebih tua atau dengan yang lebih muda, hubungan dengan teman sebayanya, dengan lawan jenisnya, dan dengan suami atau isterinya serta dengan anak-anaknya. Menjalin hubungan baik dengan orang tua atau guru memiliki kedudukan yang sangat istimewa dalam pembinaan akhlak mulia di lingkungan keluarga dan mempererat silaturahmi. Guru juga bisa dikategorikan sebagai orang tua kita. Orang tua nomor satu adalah orang tua yang melahirkan kita dan orang tua kedua adalah orang tua yang memberikan kepandaian kepada kita. Untuk menjalin hubungan dengan orang-orang yang lebih tua, yang kita lakukan tidak jauh berbeda dengan apa yang kita lakukan terhadap kedua orang tua dan guru, selama orang yang lebih tua itu patut untuk diperlakukan seperti itu. Jika mereka adalah saudara kita, maka kita harus memberikan penghormatan yang sebaik-baiknya, apalagi jika mereka adalah saudara dari bapak atau ibu kita.
 3. Akhlak di Tengah-tengah Masyarakat Adapun akhlak mulia di tengah masyarakat di sini adalah menjalin hubungan baik yang tidak terfokus hanya pada pergaulan antar manusia secara individual, tetapi lebih terfokus pada tingkah laku kita dalam kondisi yang berbeda-beda, seperti bagaimana bersikap sopan ketika kita sedang bepergian, ketika dalam berkendaraan, ketika bertamu dan menerima tamu, ketika bertetangga, ketika makan dan minum, ketika berpakaian, serta ketika berhias. Salah satu sikap penting yang harus ditanamkan dalam diri setiap Muslim adalah sikap menghormati dan menghargai orang lain. Orang lain bisa diartikan sebagai orang yang selain dirinya, baik keluarganya maupun di luar keluarganya. Orang lain juga bisa diartikan orang yang bukan termasuk dalam keluarganya, bisa temannya, tetangganya, atau orang yang selain keduanya. Dalam konteks beragama, orang lain bisa juga diartikan orang yang tidak seiman dengan kita, atau orang yang tidak memeluk agama Islam.Â
Kesimpulan Hal tersebut adalah akhlak yang mulia dan taatcaranya yang dapat dilakukan dalam rangka pembinaan akhlak antar sesama manusia. Hal terpenting disini adalah pembinaan akhlak yang mulia bukanlah sesuatu yang mudah, tetapi bukan sesuatu yang tidak mungkin. Bukan tidak mungkin akhlak mulia ini akan menjadi again yang tidak terpisahkan dari sikap dan perilaku sehari-hariÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI