Musik, sebuah perasaan yang baru saya temukkan ketika sedang bermain ataupun hanya sekedar mendengarkan. Musik membuat saya jatuh cinta pertama kali pada saat kelas 6 dengan band rock dari Inggris yaitu Queen. Mendadak saya menjadi fans berat The Queen. Memang, masa masa yang sangat Bahagia. Mulai dari situlah saya mengenal band band rock legendaris lainnya seperti Guns N Roses, Toto, Van Halen, Bon Jovi dan banyak lagi, terlalu banyak mungkin kalau saya sebutkan satu persatu tidak cukup 1 artikel. Perjalanan Hidup saya memang tak lepas dari musik dimana saya pada awalnya hanya mendengarkan. Seiring berjalannya waktu saya pun mulai tertarik untuk bermain musik.Waktu pun berlalu saya pun mulai bermain musik.
Pada Kelas 8, Saya dibelikan drum oleh Bapak Saya, dimana dia membeli drum elektrik bekas dari teman band sekantornya. Saya Pun mulai melihat bagaimana cara bermain drum elektrik. Tak lama sekitar 2 Minggu kemudian mulailah timbul rasa keterikatan terhadap musik, saya mulai bermain dengan sendiri dari lagu lagu yang saya suka. Pada saat itu saya masih ingat sekali bagaimana wajah Bapak ketika pertama kali saya bermain drum dengan lagu Oasis- Stand By Me. Dari saat itu saya sadar bahwa ada potensi musik yang sangat besar yang harus dikembangkan. Sayangnya, tak lama setelah itu Bapak saya Harus dipanggil Tuhan pergi terlebih dahulu meninggalkan kami. Belum sempat saya diajari Gitar. Saya mengalami sebuah kesedihan yang sangat mendalam hingga selama 2 bulan, drum pun tidak disentuh. Bangkit dari hal tersebut pada awal kelas 9 saya pun mulai belajar untuk bermain gitar, pada saat itu saya masih belajar tentang lagu lagu dasar di guitar akustik, selama itu juga saya mulai tertarik untuk membentuk sebuah Band agar bisa bermain musik dengan orang orang yang mempunyai selera musik yang sama.
Pada saat kelas 9 akhir, Pandemi sudah mulai berakhir saya mulai aktif untuk mencari anggota-anggota band. Pada awalnya saya bermain dengan teman-teman misdinar dari Paroki. Ada Jevon didrum dan Michael di Gitar, kami hanya bertiga dan saya inget nama band kami adalah The Day. Kami pertama kali mengcover lagu dari Oasis yaitu Don’t Look Back in Anger, sulit membayangkan pada saat itu saya bermain dengan semua keterbatasannya dengan tidak ada bass, piano dan skill yang seadanya. Pada awalnya memang membentuk sebuah Band sangatlah seru tetapi adapun konflik yang terjadi diantara kita bertiga yang membuat band ini kehilangan salah satu anggotanya yaitu Jevon sang drummer. Terjadi sebuah perbedaan pendapat antara kita bertiga sehingga akhirnya Jevon harus pergi dan tidak mau menjadi bagian dari Band kami. Selama periode itu saya pun sangat bingung dengan nasib band ini.
Liburan pun selesai, saya pun mulai masuk ke Sekolah dimana saya mulai berdinamika di SMA Kolese Kanisius. Saya pun dengan berani mengumumkan di grup angkatan untuk menemukkan teman-teman yang mau bermain musik bersama, adapun saat itu saya dapatkan ada Thierry di gitar, Jojo di bass dan ada Reimon didrum. Kami berempat akhirnya bertemu pada hari pertama sekolah, dan di hari kedua kami mulai untuk berjalan bersama untuk mengenal satu sama lain. Kami pun belajar dan mengenal diri kami masing-masing satu sama lain. Sayangnya, band ini hanyalah angan-angan kami tidak pernah tampil dan tidak pernah bermain musik bersama-sama. Karena mulai frustasi akhirnya saya mulai gabung ke salah satu Ekskul di SMA Kolese Kanisius yaitu Ekskul Caniband. Disana saya bertemu dengan Jude teman sekelasnya, dan ada Reimon juga yang ikut. Lalu ada Nicholas Keenan yang merupakkan seorang drummer. Tak lama setelah itu kamu bertiga pun membentuk sebuah Band yang bernama Bandrock dan memasukkan pianist dan bassist dari kelas sebelah yaitu Zevan. Pada akhirnya saya membentuk band pertama saya di Kolese Kanisius, kami pun belum sempat tampil dalam band ini. Namun, ada konflik yang terjadi dimana ada seorang teman saya yang mengambil semua anggota band termasuk Zevan dan Keenan, sampai pada saat Jude mau dipanggil, dia pun bertahan dan tetap bersama saya.
Kami berdua sangatlah bingung, karena kami hanya bassist dan gitaris sampai saya memutar otak saya, dan pada waktu itu saya merekrut Reimon drummer yang terlebih dahulu. Pada akhirnya saya membentuk band bersama Jude dan Reimon yang bernama “Crowd Control”, jika disingkat pun menjadi CC sesuai nama sekolah kami. Tak lama setelah terbentuk kami pun ikut lomba band di CC CUP dimana itu adalah lomba band pertama, walaupun bisa dibilang gagal tetapi itu menjadi pengalaman pertama dengan band dan banyak sekali pelajaran yang didapat. Setelah lomba saya pun merekrut Zevan sebagai Pianist. Kami berempat pada akhirnya tampil di Closing pesta rakyat, dimana kami mulai untuk bermain musik Rock pada saat itu kami bermain RATM - KIlling in the Name salah satu lagu rock legendaris, seiring berjalannya waktu permainan gitar saya mulai berkembang dan terarah. Saya mulai membangun fondasi yang kuat untuk band ini. Pada pertengahan semester kamipun merekrut 1 anggota lagi yaitu Anara seorang bassist sehingga Zevan bisa fokus ke piano. Setelah berlima kami pun sudah menetapkan formasi dimana Jude sebagai penyanyi, Reimon sebagai drum, Anara sebagai bassist, dan saya sendiri sebagai gitaris. Pada saat itu kami ingin mendaftarkan diri kami menjadi audisi di lagu tekol untuk tahun 2023, namun kami gagal karena kami telat dan tidak bisa memberikan hasil yang maksimal di dalam lagunya. Frustrasi pun kami rasakan, namun kami bangkit dan tidak menyerah. Selama liburan kami mempersiapkan penampilan pada acara Parents day di SMA Kolese Kanisius, Kami ingin mempersembahkan lagu baru yaitu Nusaniwe. Lagu ini menjadi lagu eksperimental kami, karena belum pernah dibawakan. Pada hari itu saya benar-benar semangat saya tak sabar untuk bermain musik di depan banyak orang, selain itu saya juga akan bermain Superfunk dengan solo gitarnya yang sangat susah dan rumit. Di hari itu kami mengguncang Sport Hall Kanisius dengan lagu Nusaniwe dan Superfunk. Mulai saat itulah kami bertekad untuk mengikuti Lomba - lomba band.
Tak lama setelah itu, Kami pun mengikuti lomba di SMAN 70 dan berhasil menjadi juara 1. Lalu Kamu mengikuti Lomba CC Cup dan berhasil mendapatkan juara 3 dan yang terakhir adalah lomba band di Gonzfest (Gonzaga College). Dengan prestasi itu kami menginginkan lebih. Oleh karena itu kami akan mempersiapkan lebih untuk lomba selanjutnya. Musik menjadi bagian penting dalam hidup saya, Musik sudah membuat saya terkoneksi dengan berbagai macam teman. Musik sudah menjadi sesuatu yang indah didalam diri saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H