Mohon tunggu...
Devano Acendaru Purnomo
Devano Acendaru Purnomo Mohon Tunggu... Mahasiswa - 211910501042

Mahasiswa Universitas Jember (Perencanaan Wilayah dan Kota)

Selanjutnya

Tutup

Financial

Menjelajahi Format Hubungan Pusat dan Daerah: Menemukan Keseimbangan Otonomi dan Sentralisasi

11 Mei 2024   23:17 Diperbarui: 11 Mei 2024   23:19 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

5. Kerjasama Antar Pemerintah:

Pemerintah pusat dan daerah dapat menjalin kerjasama dalam berbagai bidang untuk mencapai tujuan bersama. Kerjasama ini dapat berupa pertukaran informasi, koordinasi program, dan penyediaan sumber daya.

Studi Kasus: Hubungan Pusat dan Daerah di Indonesia

Mari kita telusuri studi kasus hubungan pusat dan daerah di Indonesia, yang menerapkan format desentralisasi asimetris.

Karakteristik Desentralisasi Asimetris:

  • Otonomi daerah di Indonesia berbeda-beda tergantung pada tingkat perkembangan dan kapabilitas masing-masing daerah.
  • Pemerintah pusat masih memiliki kewenangan yang cukup besar dalam beberapa bidang, seperti politik luar negeri, pertahanan, dan moneter.
  • Daerah memiliki keleluasaan dalam mengatur urusan lokal, seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.

Tantangan dan Peluang:

  • Implementasi desentralisasi asimetris di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan, seperti kesenjangan fiskal antar daerah, belum optimalnya koordinasi antar tingkatan pemerintahan, dan kurangnya kapasitas sumber daya manusia di daerah.
  • Di sisi lain, desentralisasi asimetris juga membuka peluang bagi daerah untuk mengembangkan potensi dan keunggulan lokalnya, serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah.

Kesimpulan:

Format hubungan pusat dan daerah merupakan elemen penting dalam sistem pemerintahan suatu negara. Setiap format memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, dan perlu disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan negara tersebut. Studi kasus hubungan pusat dan daerah di Indonesia menunjukkan bahwa desentralisasi asimetris memiliki potensi untuk meningkatkan otonomi daerah dan mendorong pembangunan di daerah, namun masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi untuk mencapai efektivitas dan efisiensi yang optimal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun