Kabupaten Probolinggo merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Timur. Kabupaten ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Lumajang, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten situbondo, Kabupaten Malang, dan Kabupaten Jember. Serta, Kabupaten ini mengapit sebuah kota kecil, yakni Kota Probolinggo. Kabupaten ini juga memiliki banyak destinasi wisata yang indah dan menarik untuk di kunjungi, seperti Gunung Bromo yang langsung berbatasan dengan Kabupaten Malang dan Kabupaten pasuruan. Kabupaten Probolinggo juga menorehkan banyak prestasi, salah satunya Sri Fatmawati peraih medali emas cabor bulutangkir beregu putri dan meraih medali perunggu  dalam pagelaran PON XX Papua 2021 baru-baru ini. Kabupaten Probolinggo memiliki kuliner kepiting olok yang wajib dicoba ketika berkunjung ke daerah ini.
Tetapi dibalik segala keindahan dan prestasi tersebut, Kabupaten Probolinggo Juga tidak terlepas dari segala masalah yang ada. Kabupaten Probolinggo memiliki angka kriminalitas dan kemiskinan yang tinggi. Tingkat pendidikan di Kabupaten Probolinggo juga termasuk dalam kategori yang memprihatinkan. Hal ini seharusnya menjadi titik fokus utama dalam proses pembangunan. Banyak masyarakat yang memilih putus sekolah dan memilih untuk langsung bekerja, karena pemikiran kebanyakan masyarakat yang masih minim akan pendidikan. Banyak aspek yang menjadikan segala permasalahan yang ini bisa terjadi.
Masalah Perekonomian
Kabupaten Probolinggo memiliki 24 kecamatan, 330 desa/kelurahan, 1.527 dusun, 1.631 Rukun Warga (RW), dan 6.091 Rukun Tetangga (RT). Luas Kabupaten Probolinggo sendiri 1.696 Km2 dengan tingkat pendapatan rata -- rata sebesar Rp 2.553.265,95. Hal ini menunjukkan dengan wilayah yang seluas itu, tetapi Kabupaten Probolingo masih memiliki tingkat pendapatan yang rendah. Sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani, peternak, pegawai negeri, dan lain -- lain. Kondisi masyarakat yang kebanyakan masih berada dalam jurang kemiskinan inilah yang perlu mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah.
Tidak semua masyarakat memiliki pendapatan yang mumpuni untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Seolah -- olah masalah ini sudah menjadi hal yang biasa saja di mata masyarakat. Kenaikan segala kebutuhan hidup pada saat ini sudah mulai melonjak naik, tetapi pendapatan masyarakat yang dalam tanda kutip tidak mampu masih memiliki jumlah pendapatan yang sama atau bahkan menurun. Para pelaku UMKM juga mengalami hal yang sama, dikarenakan terlalu banyak persaingan di dalamnya yang membuat mereka kesusahan dalam mencari pembeli atau mendapatkan profit dari apa yang mereka jual kepada masyarakat.
Hal -- hal tersebut yang akhirnya dapat menimbulkan kasus kriminalitas meningkat dari tahun ke tahun di Kabupaten Probolinggo, seperti kasus pembegalan dan pencurian yang marak terjadi di daerah pegunungan dan desa desa yang jauh dari keramaian masyarakat. Karena mereka berpikir bahwa dengan cara itu akan mudah mendatangkan uang, padahal mereka tau bahwa ketika mereka sedang tidak beruntung atau apes akan bisa dihabisi massa atau dibawa ke pihak yang berwenang.
Rendahnya Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat Kabupaten Probolinggo juga sangat memprihatinkan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Probolinggo tahun 2013 menunjukkan bahwa sebesar 31,51 persen masyarakat hanya tamat pendidikan sekolah dasar, 28,28 persen masyarakat tidak tamat sekolah dasar, 16,90 persen tamat di sekolah menengah pertama, 14,91 persen masyarakat tamat SLTA sederajat, dan sebesar 4,76 jumlah masyarakat tidak bersekolah bahkan hanya 3,65 persen dari jumlah masyarakat yang tamat perguruan tinggi.
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa kesadaran masyarakat akan pendidikan masih sangat kurang. Kebanyakan masyarakat akan lebih memilih untuk menikah dini. Data yang didapat dari tahun 2019, pernikahan dini yang terjadi 3.982 pernikahan atau sekitar 44.50 persen dari jumlah pernikahan di Kabupaten Probolinggo. Dengan angka sebesar itu, keadaan anak muda di Kabupaten Probolinggo sangatlah memprihatinkan. Padahal di umur yang terbilang masih dini harusnya masih dapat mengemban ilmu yang lebih tinggi, untuk meningkatkan taraf hidup yang lebih baik.
Tetapi, mereka lebih memilih untuk menikah karena menurut mereka seorang perempuan setinggi apapun pendidikannya akan tetap berujung berada di dapur dan mengurus segala keperluan rumah tangga dan bagi kaum pria akan berpikiran bahwa mereka bisa bekerja apapun. Mereka tidak sadar bahwa bagi kaum perempuan pendidikan dini dari seorang anak berasal dari ibunya dan bagi kaum pria mereka tidak menyadari bahwa persaingan mencari pekerjaan saat ini sangatlah susah. Untuk bekerja di sebuah pabrik saja, paling tidak seseorang harus memiliki nilai Ipk minimal 3,00. Akhirnya banyak diantara mereka yang memilih bekerja serabutan bahkan menganggur karena tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan.
Kurangnya pemanfaatan potensi daerah
Kembali ke permasalahan nomor 1, bahwa banyak masyarakat yang lebih memilih untuk merantau pergi ke kota besar demi mendapatkan penghasilan yang lebih besar. Masyarakat masih belum bisa memanfaatkan segala potensi yang dimiliki daerah ini. Apabila masyarakat dapat memanfaatkan potensi Kabupaten Probolinggo, maka akan menjadi ladang uang bagi mereka yang mau berpikir lebih cerdas.
Kabupaten Probolinggo memiliki lahan pertanian yang banyak dan luas. Kebanyakan lahan pertanian di Kabupaten Probolinggo semuanya di tanami padi, jagung, dan bawang. Mungkin pada saat terjadi kelangkaan bahan pangan tersebut para petani akan mudah mendapatkan uang banyak, tetapi beda ceritanya ketika terjadi panen raya dan bahan -- bahan tersebut sangat melimpah. Petani akan mengalami kerugian yang besar dikarenakan harganya akan merosot dan uang yang dihasilkan dari panen tersebut tidak sebanding dengan apa yang sudah mereka keluarkan selama pertanian berlangsung.
Kesimpulan yang dapat kita ambil adalah kesadaran masyarakat akan pendidikan masih sangat memprihatinkan. Segala permasalahan timbul karena pendidikan yang masih minim. Ketika masyarakat sadar akan pendidikan, kemiskinan tidak akan terjadi, karena potensi Kabupaten Probolinggo dapat dimanfaatkan secara maksimal dan tepat guna. Banyak hal yang dapat dilakukan dengan lahan pertanian yang selama ini kita lihat di Kabupaten Probolinggo, salah satu inovasi yang dapat dilakukan adalah dengan melaksanakan budidaya ikan dengan penanaman padi. Hal tersebut akan sangat menguntungkan bagi orang yang paham bagaimana cara kerja budidaya tersebut. Pemerintah juga tak berhenti untuk menggencarkan pemanfaaatan potensi daerah, karena memang potensi tersebut sangatlah berharga untuk dilewatkan.