Aburizal Bakrie makin agresif membiakkan uangnya di bidang media massa sejak PT Lapindo Brantas Inc menyiksa ribuan orang di Sidoarjo, dan jutaan orang pengguna jalur Surabaya-Malang atau Surabaya-Pasuruan. Itu berlangsung sejak 2006 silam.
Nah, investasi di bidang media kiranya enteng saja buat dinasti bisnis Bakrie. Selain menghasilkan duit dari iklan, media juga bisa buat menyetir opini publik dalam rangka kepentingan bisnis maupun politik. Media-media itu, antara lain, Surabaya Post, Arek TV di Surabaya, TV One, dan Vivanews.
Dulu, tim public relation Lapindo susah payah mau mengelabuhi publik dengan sebutan lumpur Sidoarjo, bukan lumpur Lapindo. Penyebutan itu ditaati media-media grup Bakrie. Media-media lain supaya taat ya dikasih iklan yang berdaging. Tapi kini, kok ada medianya yang berani-beraninya pakai sebutan lumpur panas Lapindo. Ini dia link-nya: http://wap.vivanews.com/news/read/123652-festival_film_south_to_south__stos_
Meskipun cuma sebaris (gunakan ctrl+f untuk cari kata Lapindo), bisa gawat juga itu. Sama halnya menempeleng grup korporasi sendiri. Kira-kira, ini apa nggak membahayakan bagi para bekas wartawan & editor TEMPO yang jadi juragan di kamar berita Vivanews? Mudah-mudahan tak sampai dipecatlah, meski jelas-jelas menabrak doktrin Lapindoisme. Kasihan. Wartawan juga manusia, butuh sandang, pangan, papan.
Kalau bisa, memang seharusnya mereka boleh kritis kepada siapa saja, Bakrie sekalipun. Tapi kalau melihat gejalanya, tidak juga begitu sebetulnya. Taruh contoh, sampai sekarang ada 1819 item ketika saya ketik 'bakrie' di kolom pencarian Vivanews. Saya baca acak saja, semuanya bernada positif tentang Bakrie. Entah dalam kiprah bisnis, politik maupun pribadinya.
Sedangkan kata 'lapindo' cuma ada sembilan. Lha kok ya pas ada yang menyebut lumpur panas Lapindo, bukan lumpur Sidoarjo alias LUSI.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI