Mohon tunggu...
Deby Olivia
Deby Olivia Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

International Relation Jember University

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kerjasama Bilateral Indonesia-Australia dalam Bidang Ekspor Impor Daging Sapi

27 Maret 2023   04:22 Diperbarui: 27 Maret 2023   04:56 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 

   Hubungan bilateral antara Indonesia dengan Australia memang sudah berlangsung sejak lama. Hubungan yang terjalin antara kedua negara ini pun juga mengalami pasang surut. Bentuk kerjasama di bidang Ekonomi,pariwisata dan juga keamanan turut pula mewarnai hubungan yang ada. Secara geografis,letak Australia dengan Indonesia bisa dikatakan cukup berdekatan. Oleh sebab itulah Indonesia merupakan negara yang cukup penting bagi Australia. Salah satu bentuk kerjasama bilateral anta Austalia dengan Indonesia adalah di bidang ekspor impor daging sapi. Daging sapi adalah produk yang diperjual belikan dalam pasar internasional. Kerjasama ini cukup penting karena jumlah permintaan daging sapi di Indonesia sangat tinggi sedangkan jumlah daging sapi yang tersedia masih sangat jauh dari permintaan pasar. Dan oleh karena itulah pemerintah Indonesia memilih cara untuk membeli daging sapi dari Australia.Indonesia sendiri mampu memproduksi sebanyak 70% daging sapi nasional. Sementara 30% nya masih mengandalkan impor. Pemerintah Indonesua menetapkan bahwa daging sapi Impor yang didatangkan dari negara lain haruslah terbebas dari penyakit kuku dan juga penyakit mulut. Dan berdasarkan dari kriteria yang diminta tadi,terpilihlah negara Australia sebagai negara yang mengekspor daging sapinya ke Indonesia. Selain itu,alasan Indonesia memilih Australia sebagai pemasok daging sapi ke Indonesia adalah jarak dianta keduanya yang cukup dekat dan hal ini dapat menekan biaya transportasi. Faktor lain yang di perhitungkan juga aspek kehalalan dan juga jumlah pasokan daging sapi beku.

  Indonesia adalah negara pengimpor terbesar sapi hidup Australia. Hal ini desababkamn karena kurangnya ketersediaan kebutuhan daging sapi nasional ini menekan pemerintah untuk memasok daging sapi dari negara lain. Konsumsi daging sapi per tiap rumah tangga di Indonesia pertahunnya sebesar 1,8-2,08 kg. Berdasarkan MLA pada tahun 2010. Indonesia sudah mulai mengimpor sapi hidup dari Australia sejak tahun 1990. Australia merupakan pemasok daging sapi bagi Indonesia Daging impor yang berasal dari kedua negara tersbut mencapai 85,3% . Hubungan bilateral yag terjalin antara Indonesia dengan Australia ini berjalan baik dibawah naungan WGAFCC yang menjadi forum komunikasi bagi kedua negara. Pada tahun 2014,pemerintah melakukan pembatasan kuantitatif sebagai bagian dari rencana swasembada. Yang mana kuota ternak hidup ditetapkan setiap tahun serta secara terpisah unuk daging sapi dalam kotak. Hal tersebut berdasarkan estimasi bandingan pasokan dari domestik dengan kebutuhan akan daging sapi. Dirjen Peternakan Kementrian Pertanian mengemukakan bahwa pasokan untuk daging sapi nasional pada tahun 2014 sesungguhnya sudah dapat dikatakan cukup untuk mencukupi sepanjangn persoalam transportasi dari sentra produksi ke sentra pasar dibenahi. Diperkirakan 575.000 ton sedangkan potensi sapi lokal sebanyak 542.000 ton atau sekitar 93% dari perkiraan. Dalam hal ini pemerintah melakukan swasembada untuk meningkatkan populasi sapi lokal sehingga nantinya dapat mengurangi kuota impor. Akan tetapi,harga daging sapi terus mengalami peningkatan  setelah pemerintah melakukan penurunan kuita impor. Pengurangan ini meningkatkan harga daging sapi pada tingkat peternak. Proses pemberian rekomendasi kuota inilah yang kemudian menimbulkan celah yang dapat memungkinkan terjadinya intervensi dan hal ini dapat dimanfaatkan oleh rente.

Tak heran apabila kuota impor daging sapi menjadi rebutan para pengusaha. Secara Indonesia sendiri belum mandiri didalam penyediaan bahan pangan teutama daging sapi nasional karena belum mampu memproduksi sendiri. Daging sapi yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia yakni dalam bentuk Bakso. Makanan dari olahan daging sapi ini banyak dijumpai di Indonesia mulai dari pedesaan sampai perkotaan. Banyaknya permintaan ini mau tidak mau harus mengimpor daging sapi dari luar. Pemerintah melakukan hal ini dikarenakan daging sapi impor harganya tentu lebih terjangkau apabila dibandingkan dengan harga daging sapi domestik. Hal ini membuat kebutuhan akan daging sapi impor menjadi tinggi karena permintaan pasar yang meningkat. Hal ini tentu berpengaruh terhadap peternak sapi lokal yang dimana banyak konsumen yang lebih memilih untuk membeli daging sapi impor daripada daging sapi lokal dikarenakan harganya yang relatif lebih murah. Akibatnya para peternak sapi lokal mendapatkan dampak dari meningkatnya kebutuhan impor akan daging sapi ini.  Kebutuhan daging sapi impor yang tinggi inilah yang membuat para Investor berlomba-lomba untuk melakukan bisnis pada bidang ini. Dan karena konsumsi daging yang cukup tinggi inilah yang kemudian menjadi incaran dari para investor.

 Hubungan kerjasama yang dijalin oleh kedua negara ini dapat dikatakan cukup unik. Pasalnya pada satu sisi hubungan ini  menjanjikan peluang kerjasama namun disisi lainnyabpenuh dengan halang rintang. Seringkali hubungan antar keduanya ini digambarkan layaknya Roller Coaster. Yaitu naik secara perlahan akan tetapi setelah mencapai puncaknya turun dengan sangat tajam. Kondisi tersebut disebabkan berbagai perbedaan yang ada pada negara ini. Perbedaan tersebut bisa disebabkan karena perbedaan kebudayaan,Orientasi politik antar kedua negara yang berbeda,seta dipengaruhi pula oleh tingkat kemajuan pembangunan di kedua negara ini. Secara umum,pengurangan kuota daging impor yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia ini tidak berdampak kepada hubungan politik antara kedua negara. Akan tetapi,iklim politik dalam negeri yang diakibatkan dari kelangkaan daging dipasar. Begitupundengan pemerintah dari Australia yang mendapatkan tekanan dari para peternak lokal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun