jika tanpa bantuan rangsangan dari luar, salah satunya dari nodus sinoatrial. Ini berbeda dengan nodus sinoatrial yang dapat memberikan detakan sekitar 60 sampai 100 kali setiap menitnya pada keadaan normal. Detakan yang lambat ini dikarenakan karena ada jeda atau delay. Jeda ini sebenarnya cukup penting untuk mencegah terjadinya detakan yang tidak teratur dikarenakan impuls untuk mendetakkan jantung ada terjadi secara bersamaan dengan impuls sebelumnya.Â
Tapi pada kasus tertentu, seperti pada kasus ini dimana nodus sinoatrial tidak bekerja dengan normal, ini malah menimbulkan masalah karena jantung berdetak lebih pelan. Detakan jantung yang semakin pelan ini tentu menimbulkan masalah, seperti kita menjadi mudah sekali kelelahan, pusing, dan bahkan menimbulkan rasa sakit di dada.Â
Berhentinya nodus sinoatrial untuk bekerja secara normal ini dinamakan sick sinus syndrome. Penyebab resiko terjadinya sindrom ini ada beberapa macam, seperti mempunyai catatan penyakit jantung, mempunyai catatan penyakit tiroid, penyakit arteri koroner yang menyebabkan laju aliran darah terhambat, dan masih banyak lagi. Jika mulai merasa pusing, kelelaham, dan juga sakit terutama pada area dada kita, kita harus segera menemui dokter agar segera ditangani. Apabila ini tidak segera tentu kematian bukan hal yang mustahil untuk terjadi.
      Setelah membahas mengenai nodus atrioventrikular dan juga sedikit mengenai sick sinus syndrome, penulis akan membahas berkas his dan juga serat purkinje. Penulis akan mulai dari berkas his. Berkas his ini merupakan bagian ketiga setelah nodus sinoatrial dan nodus atrioventrikular. Berkas his ini memiliki 2 cabang. Berkas his ini juga memiliki fungsi yang cukup penting yaitu untuk menyalurkan impuls menuju ventrikel jantung yang kemudian akan menuju pada serat purkinje. Pada berkas his ini terlalu lemah untuk memberikan detakan pada jantung setiap menitnya.
 Berkas his ini hanya dapat memberikan dibawah 20 detakan tiap menitnya. Oleh karena itu, biasanya berkas ini juga dibantu oleh serat purkinje yang mampu memberikan detakan sekitar 15 sampai 40 detakan tiap menitnya. Meskipun sudah dibantu detakan yang dihasilkan masih terlalu kecil yaitu berkisar antara 30 sampai 40 kali tiap menitnya. Jika kita tinjau lagi apa yang terjadi sebelumnya, yaitu pada saat nodus atrioventrikular masih bisa bekerja pun keadaannya sudah cukup mengkhawatirkan dan pada akhrinya perlu untuk segera ditangani oleh pihak medis, apalagi jika nodus atrioventrikular juga hilang
Keadaan setelah nodus atrioventrikular tidak dapat bekerja dengan normal lagi tentunya sudah cukup kritis karena detakan jantung akan ditopang hanya dengan berkas his dan serat purkinje. Kemungkinan akibat yang dapat terjadi ketika jantung kita hanya ditopang oleh berkas his dan serat purkinje adalah tentunya tubuh kita mulai kekurangan asupan darah karena jantung hanya bisa memompa sekitar 30 sampai 40 kali tiap menitnya.
 Apabila ini dibiarkan terlalu lama tentu akan benar-benar membahayakan nyawa. Kondisi ini akan menjadi lebih parah jika semua peacemaker berhenti bekerja. Kondisi tubuh akan berada di ambang kematian dikarenakan tidak ada lagi yang mendetakkan jantung untuk dapat memompa darah ke seluruh tubuh. Alhasil kematian tak dapat terelakan.
      Setelah apa yang penulis ungkapkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa menurut penulis jantung akan berhenti berdetak pada saat keempat peacemaker yang kita alami berhenti berfungsi. Ini dapat terjadi karena keempat peacemaker yaitu nodus sinoatrial, nodus atrioventrikular, berkas his, dan serat purkinje memiliki fungsi yang sama yaitu untuk memberikan impuls pada jantung sehingga jantung dapat berdetak dan dapat mengalirkan darah ke seluruh tubuh.Â
Keempat peacemaker ini juga saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Apabila salah satu peacemaker terutama peacemaker utama kita atau disebut juga nodus sinoatrial mengalami suatu masalah yang menyebabkan kerja nodus sinoatrial menjadi tidak maksimal atau bahkan menjadi tidak berfungsi, maka masalah ini juga dapat mengganggu ritme jantung kita dan menyebabkan jantung kita berdetak tidak teratur.
 Sekalipun nantinya kendali akan diambil alih oleh peacemaker yang lain pada saat salah satu peacemaker tidak bekerja dengan semestinya, kesehatan jantung tetap akan terancam dan juga harus segera ditangani oleh pihak medis. Jika kehilangan salah satu peacemaker saja sudah memberikan banyak kesusahan, maka tidak perlu ditanya apabila kita kehilangan semua peacemaker kita. Jelas hasilnya dapat memberikan akibat fatal seperti kematian.