Mohon tunggu...
Stanislaus Amadeus Debussy P
Stanislaus Amadeus Debussy P Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

I / 24

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kekuatan dari Sel Tumbuhan

25 Agustus 2017   16:17 Diperbarui: 25 Agustus 2017   19:54 1560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak terjadi perdebatan mengenai siapa yang dapat hidup lebih lama apakah tumbuhan atau hewan atau manusia. Hal itulah memotivasi penulis untuk menulis mengenai artikel ini untuk mengutarakan pendapat penulis. Sebelum mengutarakan pendapat, penulis akan membahas mengenai sel terlebih dahulu. Sel ditemukan pada abad ke-17 oleh Robert Hooke. Pada saat itu Robert Hooke menciptakan mikroskop yang dapat melihat sel. Mulai dari situlah berkembang pengetahuan mengenai sel. Sekarang kita dapat melihat banyak sumber yang membahas mengenai defini dan pengertian sel. Pada dasarnya, pengertian sel dapat kita sederhanakan menjadi seperti ini. Sel adalah bagian terkecil yang menyusun setiap makhluk hidup. Sel pada umunya mikroskopis. Mikroskopis berarti hanya bisa diamati melalui mikroskop saja. Akan tetapi, ada pengecualian, yaitu pada telur. Telur merupakan sel terbesar yang dapat kita amati tanpa menggunakan mikroskop atau dengan kata lain telur merupakan sel terbesar yang dapat kita jumpai.

Sel pada setiap makhluk hidup memiliki jumlahnya masing-masing, contoh saja manusia, terdiri dari tidak hanya satu sel melainkan hingga melebihi jutaan sel. Secara struktur sel juga dapat dibedakan menjadi sel prokariotik dan sel eukariotik. Ada keunikan yang membedakan sel prokariotik dan sel eukariotik. Pada sel prokariotik tidak memiliki membran inti, sedangkan pada sel eukariotik, dia memilikinya. Dilihat dari penutup selnya, sel prokariotik dapat dibedakan menjadi eubacter dan archaebacter. Pada eubacter penutup selnya berupa peptidoglikan, sedangkan pada archaebacter penutup selnya berupa pseudo-peptidoglikan. Pada sel eukariotik, penutup selnya berupa dinding sel. 

Ditinjau dari sisi letak dan struktur ribosom, sel prokariotik dan sel eukariotik juga memiliki perbedaan. Letak ribosom pada sel prokariotik bebas di sitoplasma. Sedangkan strukturnya masih semu atau bisa disebut ribosom-like. Sementara pada sel eukariotik, letak ribosomnya tersebar di sitoplasma, tetapi ada juga yang terikat di retikulum endoplasma, sehingga menjadi retikulum endoplasma kasar. Struktur ribosom pada sel eukariotik sudah jelas atau sudah menjadi RNA ribosom dan juga protein. Kemudian yang terakhir perbedaan antara sel prokariotik dan sel eukariotik dapat ditinjau dari DNA-nya. DNA sel prokariotik sirkuler. Arti sirkuler sendiri secara sederhana yaitu DNA tersebut bisa kemana saja akan tetapi harus kembali ke DNA awal. Sedangkan pada sel eukariotik DNA-nya linier yang berarti hanya lurus saja.

Selain sel prokariotik dan sel eukariotik, sel juga dapat dibedakan menjadi sel tumbuhan dan sel hewan. Setiap sel memiliki keunikan dan perbedaannya masing-masing. Keunikan yang dapat ditemukan pada sel tumbuhan yang tidak dimilki sel hewan yaitu contohnya seperti dinding sel. Dinding sel hanya dimiliki oleh sel tumbuhan. Dinding sel memiliki sifat kaku, sehingga bentuk pada sel tumbuhan cenderung tetap dan teratur. Dinding sel sendiri tersusun atas polisakarida. Polisakarida itu sendiri tersususun atas selulosa, hemiselulosa, dan juga pektin. 

Dinding sel pada tumbuhan tersusun atas tiga lapis, yaitu dinding primer, dinding sekunder, dan lamela tengah. Penulis akan menjelaskan sedikit mengenai masing-masing lapisan yang terdapat pada dinding sel tersebut. Dinding primer dibentuk pada waktu sel membelah, contohnya pada sel-sel muda. Dinding primer tersusun atas selulosa, hemiselulosa, pektin, dan senyawa lainnya. Selulosa yang menyusun dinding primer terdiri atas mikrofibril. Mikrofibril yaitu serat-serat panjang yang memiliki daya regang kuat. Oleh karena itu, dinding primer terdapat pada sel-sel yang bersifat meristematik atau dengan kata lain sel yang selalu membelah. Fungsi dinding sel ,antara lain memberi bentuk sel, melindungi bagian sel, dan membantu pergerakan air dari luar ke dalam sel. Oleh karena itu sel tumbuhan bisa menjadi lebih kuat daripada sel hewan. 

Keunikan lain yang dimiliki oleh sel tumbuhan yang tidak dimiliki oleh sel hewan yaitu sel tumbuhan memiliki plastida. Plastida sering disebut kromatofora. Plastida berbentuk bulat, oval, atau cakram. Plastida dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu leukoplas, kromoplas, dan kloroplas. Leukoplas merupakan plastida yang tidak memiliki pigmen atau dengan kata lain bening. Leukoplas berfungsi sebagai tempat penyimpanan atau sederhananya bisa juga disebut gudang. Berdasarkan bahan yang ada dalam gudang tersebut, leukoplas dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu amiloplas, elaiplas, dan aleuroplas. Amiloplas, yaitu leukoplas yang mengandung tepung atau amilum. 

Elaiplas, yaitu leukoplas yang mengandung minyak. Aleuroplas, yaitu leukoplas yang mengandung bahan berupa protein. Selain ada leukoplas, ada juga kromoplas. Kromoplas banyak terdapat pada bagian tumbuhan seperti bunga, buah, dan batang. Kromoplas yaitu plastida yang mengandung pigmen selain pigmen fotosintesis. Pigmen yang terkandung pada kromoplas yaitu karoten, xantofil, dan fikosianin. Pigmen karoten menghasilkan warna kuning. Salah satu contoh pigmen karoten yaitu pada wortel. Pada pigmen xantofil mengakibatkan warna kuning kecoklatan, misalnya pada  daun yang sudah tua. Selain pigmen karoten dan xantofil, ada juga pigmen fikosianin. Pigmen fikosianin menyebabkan warna biru pada tumbuhan. Salah satu contohnya yaitu ada pada ganggang biru.  Bagian terakhir yang ada pada plastida yaitu adalah kloroplas. 

Kloroplas merupakan plastida yang mengandung pigmen hijau klorofil, karotenoid, dan pigmen fotosintetik yang lain. Kloroplas dimiliki oleh sel-sel yang berklorofil, misalnya pada ganggang atau alga, tumbuhan lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan biji. Kloroplas pada umumnya berbentuk oval atau lonjong. Kloroplas juga memiliki kemampuan membelah diri apabila dirasa jumlahnya kurnag mencukupi. Bagian-bagian kloroplas meliputi membran luar dan membran dalam, grana, lumen, stroma, dan tilakoid. Bagian-bagian tersebut memiliki fungsinya masing-masing. Pada membran luar memiliki fungsi untuk mengatur keluar masuknya zat. Membran luar mempunyai struktur yang rata. Sedangkan membran dalam mempunyai fungsi untuk membungkus stroma yang berbentuk cair.  Bagian selanjutnya yaitu tilakoid. Tilakoid merupakan membran dalam yang melipat ke arah dalam dan membentuk lembaran-lembaran. Sedangkan pada bagian tertentu terdapat tilakoid yang menumpuk membentuk seperti tumpukan koin disebut sebagai grana. 

Pada kloroplas ini terjadi suatu reaksi kimia fotosintesis. Pada proses fotosintesis kloroplas mengubah CO2 dan H2O dengan bantuan cahaya menjadi C6H12O6 dan O2. Perbedaan lainnya yang terlihat jelas yaitu pada besarnya vakuola. Vakuola pada sel tumbuhan ukurannya lebih besar daripada sel hewan. Pada sel tumbuhan yang memiliki vakuola besar, di dalamnya biasanya terdapat sel-sel parenkim dan kolenkim. Vakuola memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai penyimpanan cadangan senyawa dan mempengaruhi tekanan turgor. Senyawa yang disimpan oleh vakuola yaitu senyawa metabolisme. Senyawa metabolisme tersebut bisa merupakan sisa minyak atsiri dan juga sisa senyawa perlindungan. Sementara itu tadi disebutkan bahwa vakuola mempengaruhi tekanan turgor. Tekanan turgor sendiri tekanan pada saat sel membesar atau dengan kata lain pada saat sel tegang.

 Sekarang kita lihat dari sisi sel hewan. Sel hewan juga memiliki keunikannya sendiri daripada sel tumbuhan. Berikut penulis akan sebutkan keunikan-keunikan yang dimiliki sel hewan tersebut. Keunikan pertama yang tidak dimiliki oleh sel tumbuhan adalah sentriol. Pada sel hewan terdapat dua sentriol. Sentriol tersebut selalu berpasangan. Satu sentriol sendiri tersusun atas sembilan mikrotubul.  Sentriol berfungsi pada saat pembelahan sel, khususnya untuk menarik kromosom menjauh dari pasangannya. Selain sentriol masih ada lisosom. Lisosom hanya dimiliki oleh sel hewan. Lisosom berbentuk bulat dan di dalamnya terdapat enzim hidrolitik. Enzim hidrolitik di dalam lisosom disebut lisozim. 

Enzim hidrolitik di dalam lisosom contohnya seperti lipase, protease, nuklease, fosfatase, dan juga enzim pencerna yang lain. Lisosom banyak ditemukan pada sel-sel yang bersifat fagositik contohnya seperti sel darah putih (leukosit). Lisosom ini memiliki banyak fungsi. Fungsi-fungsi tersebut meliputi melakukan pencernaan intrasel, autofagositosis, eksositosis, autolisis, dan menghancurkan senyawa karsinogenik. Maksud dari autofagositosis pada fungsi lisosom, yaitu menghancurkan struktur yang tidak dikehendaki, contohnya seperti menghancurkan organel lain yang tidak berfungsi. Kemudian tadi juga disebutkan ada eksositosis dan autolisis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun