Mohon tunggu...
Andi Chalifa
Andi Chalifa Mohon Tunggu... -

menikmati puisi enaknya sambil minum kopi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Terimakasih Hujan

8 Juli 2012   13:19 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:11 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Akhirnya: setelah sebulan menyarang di awan

Selepas magrib hujan pun turun juga

Menandur tanah.

Menurunkan kering di genting garing

Dapat kucium aroma debu

Matang di masak hujan

Sambil menunggu isya, kubaca lagi candaan anak istri

Di kamar yang hampir genap

dua tahun kami tempati

Pada halaman ke tiga puluh lima

Kudapati anakku masuk tahun kedua

Setelah lahirnya

Sebelum ramadhan tiba

Selepas isya: hujan belum juga reda

Ke dokter kami punya rencana

Bersepeda motor tua

Batuk pilek anak kami yang pertama

tapi Tuhan rupanya tak ingin kami ke dokter

Tuhan ingin kami datang kepadaNya

Tanpa resep kimia

Pukul 21:30 hujan baru reda. kuintip

Anakku sudah tidur

Istriku juga. O,

mungkin hujan di suruh Tuhan

Turun menidurkan anak istriku!

Mungkin!

juga terimakasih.

Kepada yang bersembunyi di balik

Hikmah hujan

Depok 04 juli 2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun