Mohon tunggu...
Debora Tamba
Debora Tamba Mohon Tunggu... karyawan swasta -

ibunya anak-anakku dan istri suami

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Memenangkan Hati Anakku

4 Februari 2015   15:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:51 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesadaran untuk berbagi waktu dengan anak baru muncul beberapa minggu ini.Maksudnya kesadaran untuk belajar bersama dengan menanyakan pelajaran yang dipelajari pagi hari dan persiapan untuk esok hari.Awalnya agak sulit, bahkan sampai saat ini sudah 2 mingguan juga masih sulit - karena dari kecil mulai sekolah playgrup sampai yang satu kelas 1 SMA dan satunya kelas 3 SMP belum pernah kutanyain pelajaran di sekolah #sembunyikan muka. Dulu, waktu masih tinggal dirumah orang tua, emak taunya beres, ada opungnya yang bantu urusin dan emak juga capek baru pulang kerja sore baru sampai rumah, hehehe…alasan…

Hari pertama setelah makan malam, saya minta anak-anak berdua untuk tunjukkan buku-buku pelajaran pagi tadi, waaahhh sulitnya, yang satu bilang “ma, gak ada yang ditulis, tadi ujian, trus buku latihan soal dikumpul” yang satunya bilang “kakak bukan anak SD lagi” hahahaha dalam hati aku ketawa, tapi karena jabatan sebagai emak terpaksa pakai muka streng dan suara dengan intonasi agak naik dan bertekanan, padahal sumprit aku antara mau marah dan mau ketawa.Tapi emang akhirnya periode setiap malam belajar bersama terlewati meskipun tetap dengan perlawanan dari anak-anak yang sayangnya selalu dimenangkan emaknya, hehehe…otoriter ya…

Setelah berjalan sekian waktu, serius, hubunganku dengan anak gadisku yang kelas 3 SMP, yang tadinya jauh lebih beku dari es lumayan mencair, apalagi kalau emaknya bisa menjelaskan pelajaran yang sulit ke dia, dari raut wajahnya terlihat rona bangga ke emaknya, trus emaknya pakai nggodain lagi sambil ngajar sudahlah senyumnya pasti muncul disudut bibir meskipun ditutupi. Sementara hubungan emak dengan jagoan mah dari dulu emang cair soalnya anaknya penurut, santun dan gampang tersentuh hatinya.

Kenapa aku ngotot untuk belajar bersama dengan anak-anakku, terutama dengan yang gadis?Karena sejak pindah ke tempat yang baru ini, sudah hampir 2 tahun, anak gadisku makin hari makin jutek kalau ngomong, mau menang sendiri, apalagi ke abangnya, sementara abangnya banyak ngalah, dan ke emaknya juga kalau ngomong jutek banget, ngomong tanpa sapaan, padahal dari sejak kecil sudah ditanamkan kalau ngomong harus ada sapaan.Tau deh kenapa dia makin jutek seperti itu.Aku menganalisa mungkin penyebabnya dari teman-teman sekolah karena kalau aku mendengar cara ngomong teman-temannya juga seperti itu, atau juga karena emak tetap gak mau sisihkan waktu untuk belajar?Berangkat dari kesadaran itu, aku gak mau anakku semakin tenggelam dengan cara itu, semakin jauh dari emaknya, aku harus menangkan dia kembali ke pola didikanku.Salah satu cara adalah dengan belajar bersama itu, dan setelahnya ngobrol sambil diselipin cerita pengalaman hidup emaknya dulu,nasehat serta motivasi sebagai bekal mereka untuk hidupnya kelak .

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun