Kuliah zaman sekarang sangat mahal, terutama bagi mahasiswa kelas menengah. Â
Banyak masyarakat yang mengeluhkan mahalnya dana UKT. Â Para orang tua selalu menyarankan anaknya untuk bersekolah di sekolah negeri agar tidak mengeluarkan banyak uang. Â Namun, harga SPP PTN saat ini tidaklah murah. Â Jika dibandingkan dengan sekolah swasta, terkadang sekolah swasta lebih murah dan kualitasnya hampir sama. Â
Menurut riset Forbes.com di Amerika, Gelar sarjana akan menjadi lebih mahal bagi puluhan ribu keluarga kelas menengah", sedangkan bagi kelas bawah, hal tersebut akan menjadi sebuah kesempatan. Sama seperti kondisi di Indonesia, masyarakat kelas bawah akan terbantu biaya kuliahnya karena adanya bantuan pemerintah untuk kuliah atau disebut juga dengan KIP atau beasiswa berprestasi di Indonesia.  Sementara itu, siswa kelas atas mampu membayar biaya sekolahnya sendiri. Â
Kelas menengah menjadi masyarakat yang terjepit;  Bayangkan saja upah orang tua yang minim, tiadanya dana bansos dan inflasi yang tinggi semakin membuat kelas menengah sengsara, apalagi jika memiliki anak lebih dari satu sarjana.  Terkadang sistem banding  juga tidak efisien karena terdapat oknum  yang  pandai memanipulasi data, sehingga yang benar-benar berhak mendapatkannya menjadi tidak mendapatkan haknya. Â
Namun ada kabar baik pada 27 Mei 2024. Pak Nadiem Makarim membatalkan kenaikan UKT setelah bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Â "Jadi tahun ini tidak ada siswa yang terdampak kenaikan UKT," kata Nadiem Makarim. Â Meski kenaikan UKT dibatalkan, namun tidak menutup kemungkinan tahun depan UKT perguruan tinggi akan naik tahun berikutnya. Â
Harapannya, pemerintah lebih memperhatikan masyarakat kelas menengah. Â Tidak hanya masyarakat miskin, masyarakat menengah ke bawah, dan menengah juga harus diperhatikan. Â Karena masyarakat kelas menengah dituntut untuk terus bekerja menghidupi keluarga, mereka juga harus patuh pajak dan menghadapi inflasi harga dasar saat ini, mengingat rupiah melemah hingga mencapai Rp 16.477,55 (23/06/2024).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H