Mohon tunggu...
Debora Imanuella
Debora Imanuella Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang Nasionalis yang peduli pada isu kesetaraan gender.

Lahir di Bandung 34 tahun yang lalu, saat ini sedang berkarir di industri esports dan memperjuangkan kesetaraan gender di industri esports.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pentingnya Peran Laki-Laki terhadap Proses Emansipasi Perempuan

3 Mei 2022   09:27 Diperbarui: 3 Mei 2022   09:31 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pernahkah kita berpikir akan apa yang terjadi jika seorang Kartini tidak memiliki Adipati Ario Singgih Djoyohadidiningrat?

Tidak banyak yang berbicara tentang sosok ayahanda yang selalu mendukung keputusan putrinya untuk dapat menggapai cita citanya. Bahkan sampai menentang keluarganya yang menolak keras perempuan yang ingin mengenyam pendidikan tinggi.

Berkali kali ayahanda Kartini memberi kesempatan dan memberikan akses secara langsung supaya Kartini bisa berada dalam lingkup para petinggi Belanda. Sehingga hingga setelah kepergiannya, orang Belanda yang bernama Jacques Abendanon mengumpulkan dan membukukan surat surat yang dikirimkan oleh Kartini. Jika tidak ada Jacques Abendanon dan Rosa Abendanon. Belum tentu ada buku " Habis Gelap Terbitlah Terang"

Jika kita mempelajari proses sejarah diseluruh dunia,  banyak sekali peran pria pria hebat sehingga perempuan bisa ada di tahap sekarang ini, pria pria tersebut memiliki pikiran terbuka dan percaya bahwa sebagai manusia, semua berhak memiliki hak yang sama terlepas dari jenis kelaminnya. Karena tidak ada satupun manusia yang lahir kedunia dapat memilih jenis kelamin apa yang mereka inginkan.

Perempuan diberikan rahim dan karena itulah sejak dulu, sudah menjadi kodrat seorang perempuan untuk melahirkan dan menjadi seorang Ibu. Karena itulah juga muncul berbagai macam stigma bahwa perempuan ada dan hanya bisa mendapatkan posisi kedua dalam sebuah status sosial. 

Padahal, sebagai manusia perempuan juga memiliki hak untuk menjadi nahkoda dari kehidupannya sendiri baik itu sebagai seorang Ibu ataupun mengenyam pendidikan dan memiliki karir. Keduanya sama mulianya jika dijalankan dengan benar dan sungguh-sungguh.

Sudah Seratus tahun lebih sejak Kartini meninggal, apakah emansipasi wanita sudah benar benar terjadi? Menurut saya masih belum merata. Banyak sekali usaha yang masih perlu dilakukan untuk mencapai cita cita Kartini yang juga merupakan cita cita kebanyakan dari Perempuan Indonesia.

Oleh karena itu, sangatlah penting peran pria dalam mewujudkan sistem yang lebih adil bagi perempuan di segala macam Industri karena bagaimana pun juga, baik itu perempuan ataupun laki laki, semuanya lahir dari rahim seorang perempuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun