Mohon tunggu...
Deborah Dewi
Deborah Dewi Mohon Tunggu... -

Character Investigation & Alteration (CIA) Graphologist. \r\nThe only Indonesian member of American Association of Handwriting Analyst.

Selanjutnya

Tutup

Money

Business Coaching iCoach perlu di "coach"?

4 Februari 2014   12:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:10 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Pengalaman Pahit Gunakan Jasa Business Coach

Saya setuju dengan istilah bahwa seorang koki yang handal dalam membuat sebuah resep masakan belum tentu berhasil ketika dia membuka sebuah bisnis restaurant karena kemampuan memasak dan kemampuan berbisnis jelas berbeda. Berangkat dari pemahaman tersebut dan keinginan untuk meningkatkan kemampuan berbisnis, saya putuskan untuk menggunakan jasa business coaching dari www.icoachrealcoach.com.

Mempercayai etika bisnis iCoach dan memiliki pengharapan yang tinggi, saya pun setuju ketika diminta melakukan termin pembayaran sekaligus 3 bulan di muka. Namun yang terjadi justru saya mendapat kejutan yang mengecewakan di bulan pertama sesi business coaching saya. Tentu ketika memutuskan bergabung di bulan November 2013 dan memulainya di bulan Desember 2013 saya sudah memiliki pertimbangan tersendiri dan memperhitungkan alokasi penggunaan waktu secara matang.

Betapa terkejutnya dan kecewanya saya ketika dengan gampangnya pihak iCoach “meniadakan” sesi ke-2 di bulan Desember secara mendadak dan diganti di bulan Januari dengan alasan business coach-nya SIBUK. Lucu sekali bahwa KESIBUKAN sang business coach tersebut tidak diinformasikan kepada saya di awal mula ketika saya hendak bergabung padahal sang business coach sendiri sudah saya informasikan dengan jelas apa kebutuhan saya dan bagaimana urgensi untuk fokus melakukan sesi business coaching di bulan Desember 2013. Tapi sayangnya, hal tersebut dipandang sebelah mata dan ketika sudah bergabung dengan sepihak iCoach memperlakukan saya sebagai klien-nya yang harus “mengikuti” jadwal sang business coach. Mungkin hal ini tidak menjadi masalah jika diinformasikan dengan jelas di awal ketika saya meminta fokus business coaching di bulan Desember. Jika memang jadwal business coach-nya tidak available di bulan Desember 2013, saya bisa mengubah rencana saya dan sang business coach pun bebas melenggang kangkung menjalankan jadwalnya tanpa ada keterikatan kewajiban dengan saya. Tapi yang terjadi malah sebaliknya, menyanggupi dulu hal yang  jelas tidak bisa disanggupinya dengan tujuan agar saya melakukan closing sales? Yang penting target penjualan iCoach tercapai?

Kecewa dengan pelayanan yang seenaknya sendiri di bulan pertama dan tidak sesuai dengan value business yang iCoach ajarkan, maka saya putuskan untuk memberhentikan sesi di 2 bulan selanjutnya dan meminta pengembalian dana yang sudah saya bayarkan di muka.

Permintaan saya tersebut ditolak dengan alasan bahwa di dalam surat perjanjian (agreement) tertera bahwa uang yang sudah dibayarkan tidak dapat dikembalikan menurut mereka. Namun lucunya, setelah berhasil saya buktikan bahwa di dalam agreement mereka tidak tertulis kebijakan no refund policy, dalil mereka selanjutnya adalah pemberitahuan no-refund policy muncul di invoice. Aneh bukan? Setelah kita membayar, baru ada pemberitahuan pasal tersebut? Lucunya lagi, pasal ini pun baru saya ketahui setelah diinfokan iCoach pada saat saya melakukan komplain.

Singkat kata, Pihak iCoach tetap bersikukuh tidak bisa mengembalikan sisa pembayaran yang telah saya lakukan meskipun saya telah melakukan pembatalan untuk lanjut ke sesi selanjutnya. Solusi dari mereka adalah mereka tetap mau melanjutkan sesi business coaching selanjutnya kapanpun saya siap.

Wow, sepihak sekali penyelesaiannya.

Bagi saya, mustahil sekali saya masih mau melanjutkan sesi business coaching dengan iCoach setelah melihat apa yang mereka ajarkan bertolak belakang dengan apa yang mereka lakukan kepada saya. Ibarat seperti memilih berlatih menyanyi kepada seorang pelatih yang tidak bisa praktek bernyanyi. Konyol.

Jika seandainya pun suatu saat saya bersedia menggunakan jasa business coaching kembali, sudah jelas saya tidak akan memilih yang sangat tidak fair kepada customernya dan hanya berfokus kepada closing sales mereka sendiri. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana jika Anda sebagai pelaku bisnis menjalankan bisnis Anda dan di coaching dengan contoh seperti yang mereka lakukan? Apakah Anda mau di-coach oleh business coach yang menekan Anda untuk melakukan pembayaran di muka, setelah pembayaran dilakukan selanjutnya “kebutuhan" Anda menjadi tidak penting lagi dan lebih penting jadwal sang business coach? Kemudian ketika dikomplain justru memberikan solusi yang merugikan konsumen.  www.icoachrealcoah.com, how real is your coach?

Sederhananya saya hanya ingin hak saya dikembalikan. Bagaimana jika iCoach tetap menolak? Tentu hal ini menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi saya sekaligus pembuktian bagaimana kualitas www.icoachrealcoach.com yang sebenarnya. Semoga sharing terbuka saya bermanfaat bagi banyak orang khususnya bagi yang sedang mempertimbangkan ingin membeli jasa business coaching dari PT. iCoach Illuminasi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun