Mohon tunggu...
debifebri
debifebri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Teknologi Sel Surya: Kajian Tentang Sel Surya Perovskit

6 Oktober 2024   06:49 Diperbarui: 6 Oktober 2024   08:30 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sel surya adalah salah satu teknologi kunci dalam upaya menghasilkan energi bersih dari matahari. Teknologi sel surya perovskit (PSC) merupakan salah satu kemajuan terbaru di bidang ini, karena menawarkan potensi besar dengan efisiensi tinggi serta proses pembuatan yang lebih sederhana dibandingkan teknologi sel surya silikon. Perovskit adalah material semikonduktor yang sangat efisien dalam menyerap cahaya dan mengubahnya menjadi listrik.

Sel Surya Perovskit

Sel surya perovskit menggunakan material yang memiliki struktur kristal ABX, di mana A merupakan kation organik atau anorganik, B adalah kation logam, dan X adalah anion halida. Struktur ini memberikan kemampuan untuk menyerap cahaya matahari dengan sangat baik, membuatnya efisien dalam menghasilkan listrik. Perovskit telah diakui sebagai material yang revolusioner karena performanya yang sangat baik dan fleksibilitas dalam penggunaannya.

Struktur Lapisan Pada Sel Surya Perovskit

Sel surya perovskit terdiri dari beberapa lapisan penting yang mendukung konversi energi matahari menjadi listrik:

  • Lapisan Transparan: Lapisan ini memungkinkan cahaya matahari masuk, biasanya terbuat dari bahan seperti ITO (Indium Tin Oxide).
  • Lapisan Penyangga Elektron (ETL): Berfungsi untuk menyalurkan elektron yang dihasilkan oleh perovskit.
  • Lapisan Perovskit: Ini adalah lapisan utama yang menyerap cahaya dan mengubahnya menjadi listrik.
  • Lapisan Penyangga Hole (HTL): Menyalurkan hole (celah elektron) yang dihasilkan selama proses konversi energi.
  • Lapisan Kontak Belakang: Berfungsi sebagai elektroda tempat mengumpulkan elektron dan hole untuk menghasilkan arus listrik.

Mekanisme Proses Annealing Pada Lapisan Perovskit

Annealing adalah proses pemanasan yang digunakan dalam pembuatan sel surya perovskit. Tujuannya adalah untuk membantu kristal perovskit tumbuh lebih teratur dan homogen. Proses ini mencakup:

  • Difusi Material: Annealing memungkinkan atom-atom dalam material perovskit bergerak lebih bebas, sehingga kristal dapat tumbuh lebih teratur.
  • Penguapan Pelarut: Panas membantu menguapkan pelarut yang tersisa, yang penting untuk mencegah cacat dalam lapisan perovskit.
  • Pengaturan Kristalografi: Pemanasan membantu menciptakan kristal dengan struktur yang lebih baik, meningkatkan efisiensi sel surya.

Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Lapisan Perovskit

Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kualitas lapisan perovskit antara lain:

  • Komposisi Kimia: Berbagai kombinasi material dapat meningkatkan performa dan stabilitas lapisan perovskit.
  • Metode Produksi: Teknik yang digunakan untuk mengaplikasikan lapisan perovskit, seperti spin-coating, memengaruhi kualitas akhir.
  • Proses Annealing: Temperatur dan waktu annealing yang tepat dapat menghasilkan kristal yang berkualitas tinggi.
  • Kelembapan: Kelembapan dapat merusak perovskit, sehingga pengendalian kondisi lingkungan saat produksi sangat penting.
  • Lapisan Pelindung: Penambahan lapisan pelindung dapat melindungi perovskit dari kerusakan akibat kelembapan dan oksidasi.

Kemajuan dan Tantangan Teknologi Sel Surya Perovskit

Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi sel surya perovskit telah menunjukkan peningkatan efisiensi yang luar biasa. Sejak pertama kali ditemukan, efisiensinya meningkat dari sekitar 3% menjadi lebih dari 25%, menjadikannya salah satu teknologi sel surya yang paling efisien di dunia. Selain itu, kombinasi sel perovskit dengan sel silikon dalam konfigurasi tandem memungkinkan pencapaian efisiensi yang lebih tinggi lagi. Namun, teknologi ini masih menghadapi beberapa tantangan utama:

  • Stabilitas: Material perovskit rentan terhadap degradasi ketika terpapar udara dan kelembapan, yang membatasi umur pakai sel surya.
  • Toksisitas: Penggunaan timbal dalam perovskit menimbulkan kekhawatiran lingkungan, sehingga diperlukan alternatif yang lebih ramah lingkungan.
  • Skala Produksi: Produksi skala besar dengan kualitas konsisten masih menjadi tantangan besar dalam komersialisasi teknologi ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun