Mohon tunggu...
Debi Febrianti
Debi Febrianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya bernyanyi dan bermain musik tradisi Saya mempunyai kepribadian yang cukup ramah, nonton drakor

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Lev Vygotsky: Peran Sosial dalam Pembentukan Kognisi Anak

19 November 2024   13:19 Diperbarui: 19 November 2024   13:26 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Lev Vygotsky, seorang psikolog asal Rusia, dikenal sebagai salah satu tokoh utama dalam teori perkembangan kognitif. Vygotsky mengemukakan pandangan yang sangat penting dalam pemahaman proses pembelajaran anak, yaitu bahwa perkembangan kognitif anak sangat dipengaruhi oleh interaksi sosial. Dalam pandangannya, lingkungan sosial dan budaya memainkan peran kunci dalam pembentukan kemampuan berpikir dan belajar anak. Artikel ini akan mengulas lebih dalam tentang teori Vygotsky, terutama mengenai peran sosial dalam pembentukan kognisi anak.

Konsep Dasar Teori Vygotsky

Vygotsky memandang bahwa perkembangan kognitif anak tidak hanya dipengaruhi oleh faktor internal, seperti struktur otak atau kematangan fisiologis, tetapi juga oleh interaksi dengan orang lain dalam konteks sosial dan budaya. Menurutnya, proses kognitif, seperti berpikir dan memecahkan masalah, sangat dipengaruhi oleh pembelajaran yang terjadi dalam konteks sosial. Hal ini berbeda dengan pandangan teori kognitif lainnya, seperti teori Jean Piaget, yang lebih menekankan pada perkembangan individual anak melalui tahapan tertentu.

Vygotsky mengemukakan beberapa konsep kunci dalam teori perkembangan kognitifnya, yang berfokus pada peran sosial, di antaranya adalah zona perkembangan proksimal (ZPD), scaffolding, dan internalisasi.

Zona Perkembangan Proksimal (ZPD)

Salah satu konsep terpenting dalam teori Vygotsky adalah zona perkembangan proksimal(ZPD). ZPD adalah rentang antara tingkat kemampuan anak yang dapat dicapai secara mandiri dan tingkat kemampuan yang dapat dicapai dengan bantuan orang lain. Artinya, ZPD mencerminkan potensi perkembangan anak yang belum sepenuhnya tercapai, tetapi dapat tercapai dengan bantuan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih berpengalaman.

Pentingnya ZPD adalah bahwa pembelajaran yang efektif terjadi ketika anak bekerja pada tugas yang berada di dalam zona ini---yakni tugas yang cukup sulit untuk dikerjakan sendiri, namun dapat dicapai dengan bantuan atau bimbingan. Melalui interaksi sosial ini, anak dapat mengembangkan keterampilan dan kemampuan kognitif yang lebih kompleks.

 Scaffolding: Dukungan Sosial dalam Pembelajaran

Konsep lain yang erat kaitannya dengan ZPD adalah scaffolding atau penyokong dalam pembelajaran. Scaffolding merujuk pada dukungan atau bantuan yang diberikan oleh orang dewasa atau teman sebaya yang lebih kompeten untuk membantu anak menyelesaikan tugas-tugas yang lebih sulit dari kemampuannya saat ini. Dengan bantuan ini, anak dapat mencapai tugas yang lebih kompleks daripada yang bisa mereka capai sendiri, dan seiring waktu, bantuan ini dapat dikurangi secara bertahap seiring dengan berkembangnya kemampuan anak.

Scaffolding dapat berupa berbagai bentuk dukungan, seperti memberi petunjuk, memberi pertanyaan yang menstimulasi pemikiran, atau memberikan contoh cara menyelesaikan masalah. Melalui scaffolding, anak tidak hanya belajar konten atau keterampilan tertentu, tetapi juga belajar cara berpikir secara mandiri dan mengatasi masalah dengan cara yang lebih terstruktur dan efektif.

 Peran Bahasa dalam Pembentukan Kognisi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun