Apa yang dimaksud dengan agama Hindu? Hinduisme adalah sistem kepercayaan yang kaya yang mencakup kepercayaan monoteisme, politeisme, panenteisme, panteisme, monoisme, dan ateisme. Konsep ketuhanan itu rumit dan bergantung pada hati nurani masing-masing orang atau  tradisi dan filosofi yang dianutnya. Hinduisme adalah agama dominan di Asia Selatan, khususnya India dan Nepal, dan mencakup beragam tradisi. Agama Hindu dikenal  sebagai agama tertua di dunia.
Banyak opini yang membuat banyak orang berpendapat bahwa umat Hindu Bali sangat sulit menjalani kehidupan sehari-hari, banyak yang beranggapan penuh dengan upacara, banyak larangan, banyak kewajiban  bahkan ada yang mengatakan menghabiskan banyak uang untuk berdoa. untuk tujuan yang dianggap sangat sulit secara finansial, bahkan sampai pada titik kemiskinan. Sehingga banyak orang yang menyimpulkan tidak mau dan takut menerima agama Hindu. Padahal, jika kita memahami dan mempelajari dengan baik apa itu agama Hindu yang sebenarnya dan kitab-kitabnya bisa menafsirkan ajaran agama Hindu, sebenarnya sangat mudah untuk menjadi bagian dari agama Hindu, karena sebenarnya agama Hindu itu sifatnya fleksibel  menyesuaikan dengan keadaan kita. dan lingkungan. Walaupun agama Hindu dikatakan  sangat fleksibel, selalu beradaptasi dengan lingkungan, tidak harus sama dengan India, namun yang menentukan apakah seseorang  bisa disebut Hindu atau beragama  adalah prinsip-prinsip dasar yang dianut oleh orang-orang tersebut. Hindu. Selain itu, ada banyak ajaran dasar dalam agama Hindu, yang paling mendasar adalah lima ajaran  sradha.Panca sradha secara etimologi terdiri dari kata panca dan sradha, panca artinya lima dan sradha artinya kepercayaan atau keyakinan. Jadi, Panca Sradha adalah lima dasar kepercayaan agama Hindu yang mempercayai adanya brahman, atman, karma phala, punarbhawa, dan moksa. Panca Sradha merupakan ide yang tersusun dalam ajaran Hindu dan diyakini umatnya hingga melekat dalam kehidupan mereka. Implementasi dari keyakinan ini dipraktikkan umat Hindu saat melaksanakan aktivitas sehari-hari.
Secara etimologis, panca sradha  terdiri dari  panca dan sradha, panca artinya lima dan sradha artinya keyakinan atau keyakinan.  Panca Sradha adalah lima keyakinan dasar  agama Hindu yang meyakini adanya Brahman, Atman, Karma phala, Punarbhawa dan Moksa. Panca Sradha merupakan gagasan berdasarkan ajaran Hindu yang diyakini masyarakat sebagai bagian dari kehidupannya. Umat Hindu mengamalkan kepercayaan ini dalam  aktivitas sehari-hari.
 1. brahmana
 Brahman artinya umat Hindu meyakini Tuhan yang ada hanya satu, yaitu keyakinan akan keberadaan Tuhan yang dapat diwujudkan dengan beribadah dan mengikuti ajaran-Nya. Tak lupa umat Hindu juga selalu mengikuti ajaran  kitab sucinya.Meyakini adanya Brahman, umat Hindu merasakan ketaqwaan terhadap kemahakuasaan Tuhan sebagai pencipta alam semesta. Oleh karena itu, mereka selalu mensyukuri nikmat dan nikmat yang dilimpahkan kepada mereka. Seperti yang tertulis dalam Chandogya Upanisad IV.2.1 yaitu "ekam eva avityam brahman" yang artinya "Tuhan hanya ada satu, tidak ada dua". Kemudian dalam Yajur Veda XVII.27 juga ditulis "yo devanam namadha eka eva" yang artinya "dia satu dan dipanggil dengan banyak nama". Masih banyak kitab suci dan doa lain yang  dengan jelas menyatakan bahwa umat Hindu percaya akan adanya Tuhan Yang Maha Esa.
 2.Atman
 Atman Tattwa adalah kepercayaan masyarakat terhadap atman, yaitu percikan kecil  Brahman yang bersemayam dalam tubuh setiap makhluk. Atman adalah ruh atau ruh yang terkandung dalam tubuh kasar seluruh makhluk hidup. Atman dapat memberi kehidupan pada makhluk, mereka mempunyai gerak dinamis, reproduksi dan aktivitas aktif sesuai dengan hukum yang mengikatnya. Jika tidak ada atman maka kelima unsur mahabhutha yang dimiliki makhluk tersebut musnah atau dikatakan mati. Semua makhluk hidup sebenarnya berasal dari percikan kehidupan yang berasal dari sang pencipta.
 3. Karma Phala
 Yakni keyakinan terhadap Karmaphala yang merupakan hukum sebab akibat. Dalam konsep ini, umat Hindu meyakini adanya karma dalam setiap tindakan atau perilaku manusia.  Hukum karma ini memungkinkan manusia mengendalikan dirinya untuk bertindak sesuai  aturan dan dharma. Sehingga masyarakat tidak berani melanggar ajaran Hindu karena takut akan akibatnya. Â
 4. Punarbhawa
 Purnabawa merupakan kepercayaan akan adanya  reinkarnasi  manusia. Umat Hindu percaya bahwa kelahiran kembali adalah mungkin setelah kematian. Proses reinkarnasi ini merupakan kesempatan untuk memperbaiki kehidupan seseorang sebelumnya di dunia. Adanya konsep punarbawa membuat umat Hindu enggan melakukan kesalahan atau melanggar aturan  kitab sucinya.
 5. Moksa
Konsep Panca Sradha yang terakhir adalah moksha, yaitu keyakinan akan menyatunya Atman dan Brahman. Konsep ini didasarkan pada cara berpikir umat Hindu yang menyayangkan bahwa Atma harus dilahirkan kembali beberapa kali. Mereka menganggap hal itu tidak mendatangkan kebahagiaan abadi. Oleh karena itu, Â melalui konsep moksha, manusia mempunyai harapan kebahagiaan abadi. Konsep ini meyakini kesatuan atma dengan Brahman untuk mencapai hidup yang kekal. Untuk itu umat Hindu berlomba-lomba berbuat kebaikan dan mendekatkan diri kepada Sang Hyang Widhi.
Pada artikel kali ini kita akan memahami lebih detail apa itu Karma Phala. Mengapa kita harus percaya pada karma phala? Karmaphala atau karmapala adalah salah satu dari lima sila (Panca Sradha) agama Hindu dan filsafat  agama dharma. Berasal dari dua kata yaitu karma dan phala. Karma berarti 'perbuatan', 'perbuatan' dan Phala berarti 'buah', 'hasil'. Karmaphala berarti "buah perbuatan", baik yang  dilakukan maupun yang harus dilakukan. Apapun yang kita lakukan, inilah hasil yang  kita peroleh. Orang yang menerimanya menjadikannya dan pengaruhnya terhadap orang lain. Karma Phala adalah hukum sebab dan akibat, yang menurutnya setiap tindakan akan membuahkan hasil. Dalam konsep Hindu, tindakan terdiri dari: tindakan melalui pikiran, tindakan melalui perkataan, dan tindakan melalui perilaku. Ketiganya membawa hasil bagi pelaku tindakan. Jika tindakannya baik, pasti hasilnya akan baik, begitu pula sebaliknya.Â
Dilihat dari sudut waktu, Karma phala dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
1.Sancita karma phala
Umat Hindu harus memahami Sancita Karma Phala. Karma Phala yang Disucikan merupakan akibat perbuatan kehidupan lampau yang belum sepenuhnya diterima dan terus menjadi benih-benih penentu kehidupan sekarang. Jika karma kehidupan sebelumnya baik, maka kehidupan sekarang menjadi buruk atau selalu mengalami penderitaan, kesulitan dan kesengsaraan. Oleh karena itu, Sancita Karma Phala adalah karma atau perbuatan yang dilakukan di masa lalu yang hasilnya dapat dinikmati di kehidupan sekarang. Phala atau hasil Karma atau perbuatan baik yang dilakukan di masa lalu dapat dinikmati di kehidupan sekarang. Phala atau akibat karma buruk perbuatanyang dilakukan di masa lalu dinikmati di kehidupan sekarang.
2.Prarabda karma phala
Prarabda Karma Phala adalah hasil perbuatan yang dilakukan dalam hidup ini tanpa sisa, namun selama anda masih hidup anda dapat meningkatkan hasilnya karena karma yang telah anda ciptakan sekarang. Dengan demikian, Prarabda Karma Phala adalah ajaran hukum sebab akibat mengenai karma atau perbuatan dan phala atau akibat yang dilakukan dalam kehidupan ini. Prarabda Karma Phala merupakan wujud hukum sebab akibat yang muncul paling cepat. Prarabda Karma Phala mengajarkan umat Hindu untuk terus berjalan di jalan dharma atau kebenaran. Umat Hindu harus meyakinkan dirinya untuk selalu mengikuti dharma untuk mencapai kebahagiaan baik lahir maupun batin.
3.Kriyamana karma phala
Kriyamana Karma Phala adalah pahala atas perbuatan yang tidak bisa langsung dinikmati dalam kehidupan kita saat ini. Akan tetapi, akibat dari perbuatan dalam kehidupan ini akan diterima pada kehidupan selanjutnya yang akan datang, setelah seseorang mengalami kematian dan pahala pada kelahiran berikutnya. Oleh karena itu, Kriyamana Karma Phala adalah karma atau perbuatan yang dilakukan pada kehidupan sekarang dan phala atau akibat yang dinikmati pada kehidupan mendatang. Kehidupan dahulu dan sekarang erat kaitannya dengan akibat punarbhawa atau yang sering kita sebut dengan kelahiran kembali. Punarbhawa terus terjadi ketika atman tidak bersatu dengan brahmana, yang disebut moksha.
Cepat atau lambat, di kehidupan ini atau di masa depan, semua pahala dari perbuatan akan datang, karena ini adalah hukum karma bagi kita. Kita tidak bisa menghindari akibat dari perbuatan kita, baik maupun buruk. Oleh karena itu, kita manusia yang mempunyai kemampuan berpikir hendaknya menyadari bahwa penderitaan dapat diatasi dengan memilih perbuatan baik. Seseorang dapat bertindak atau menolong dirinya sendiri keluar dari keadaan yang menyedihkan dengan berbuat baik, inilah kemaslahatan yang dapat terwujud dalam diri manusia. Hukum karma ini erat kaitannya dengan samsara atau yang sering disebut Punarbhava yang artinya kelahiran kembali berulang kali di dunia. Kelahiran kembali ini terjadi karena atma masih dipenuhi hasrat dan keinginan yang berhubungan dengan dunia fana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H