Mohon tunggu...
debby puspitasari
debby puspitasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa kesehatan masyarakat, universitas airlangga

hobi melukis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Mengatasi Krisis Tenaga Kesehatan, Reformasi Kesehatan di Era Prabowo

30 Desember 2024   11:33 Diperbarui: 30 Desember 2024   11:33 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Indonesia masih menghadapi tantangan besar di sektor kesehatan, terutama dalam hal kekurangan dokter dan tenaga kesehatan (nakes). Isu ini kembali menjadi sorotan di era kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, yang secara tegas meminta Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk melanjutkan reformasi kesehatan. Fokus utama reformasi ini adalah untuk memastikam ketersediaan tenaga kesehatan yang memadai, terutama di daerah terpencil yang selama ini terabaikam.

Kesenjanjangan distribusi nakes menjadi salah satu akar dari masalah ini. Daerah perkotaan cenderung memiliki lebih banyak tenaga kesehatan dibandingkan dengan pedesaan atau daerah terpencil. Akibatnya, masyarakat yang berada di wilayah yang memiliki akses terbatas sering kali tidak mendapatkan layanan medis yang layak. Selain itu, minimnya dorongan dan fasilitas yang kurang memadai membuat banyak tenaga kesehatan enggan bertugas di daerah-daerah tersebut.

Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah menyusun berbagai program yang strategis. Salah satunya adalah nenvuat kebijakan khusus yang bertujuan untuk meningkatkan distribusi tenaga kesehatan. Program ini mencakup pemberian dorongan yang lebih menarik bagi nakes yang bersedia bekerja di daerah terpencil. Selain itu, pemerintah juga membuka lowongan pekerjaan secara besar-besaran melalui program CPNS dan PPPK, dengan ribuan formasi khusus untuk tenaga kesehatan pada tahun 2024.

Langkah reformasi ini tidak hanya berhenti pada distribusi tenaga kerja saja, tetapi juga menyangkut pada system pendidikan kedokteran. Presiden Prabowo Subianto menekankan perlunya meningkatkan kapasitas pendidikan kedokteran untuk menghasilkan lebih banyak dokter berkualitas yang siap untuk bertugas di berbagai wilayah di Indonesia.

Dengan adanya reformasi yang sedang berjalan, harapannya adalah masyarakat di seluruh Indonesia dapat mengakses layanan kesehatan yang layak tanpa ada pengecualian. Upaya ini tidak hanya untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat, tetapi juga sebagai tonggak penting dalam mewujudkan keadilan sosial di bidang kesehatan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun