Â
"Seorang pemimpin adalah orang yang melihat lebih dari yang orang lain lihat, yang melihat lebih jauh daripada yang orang lain lihat dan yang melihat sebelum orang lain melihat." -- Leroy Eimes, penulis dan pakar kepemimpinan
Â
Membaca ungkapan kata bijak diatas, kita mengetahui bahwa pemimpin adalah sosok yang istimewa. Bekerja dalam diam, berbicara dengan tingkah laku, dan bisa menginspirasi setiap orang dari segala yang dilakukannya.
Kalau kita berbicara tentang kepemimpinan pada saat sekarang ini, mata kita akan langsung tertuju kepada perhelatan pilpres 2019 yang sebentar lagi akan dilaksanakan. Pilpres merupakan ajang terbesar dalam skala politik di sebuah negara demi mendapatkan kekuasaan dan legitimasi dari sebuah struktut politik.
Melihat konstelasi politik di Indonesia sekarang, ingatan kita dihadapkan kepada beberapa tokoh yang digadang-gadang siap maju menjadi capres dan cawapres 2019-2024. Jokowi sebagai petahana sudah dipastikan maju untuk periode kedua dan diusung 6 partai politik serta didukung oleh 3 partai politik.
Siapa calon lawannya? Ini yang menarik. Karena pertarungan pilpres 2014 tampaknya akan kembali terulang dengan majunya Prabowo Subianto sebagai calon presiden untuk kembali menantang Joko Widodo.
Namun, terlepas dari semua hal tersebut, justru pertarungan capres menjadi tidak menarik. Masyarakat lebih menunggu siapa yang menjadi cawapres dari masing-masing kubu. Dibawah ini akan kita bahas hal tersebut secara lebih rinci.
Posisi cawapres begitu vital karena bukan hanya sebagai orang kedua di republik ini tetapi juga sebagai sosok yang dianggap bisa menyatukan berbagai elemen. Persoalan cawapres dari kalangan sipil ataupun militer menjadi perdebatan yang masih sangat kuat dan menjadi dasar pertimbangan partai koalisi untuk menghadapi ajang lima tahunan ini.
Petahana Joko Widodo disebut-sebut sudah mengantongi 10 nama cawapres yang akan dibicarakan bersama partai koalisi. Belakangan dari 10 nama tersebut mengerucut menjadi dua nama saja yaitu mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD dan Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko.
Sementara itu dari kubu oposisi dengan merapatnya Partai Demokrat, membuat Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sepertinya akan berpasangan dengan Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat  Agus H. Yudoyono (AHY), calon alternatif lain yang sedang dibicarakan adalah nama-nama seperti Salim Segaf dan Abdul Somad.