Ketua Kwarnas Pramuka Adhyaksa Dault Serahkan Laporan Soal Pornografi ke Kapolri
Mencermati gaya kepemimpinan yang ada di negeri ini, melimpah pejabat yang bergaya “penguasa”. Lebih suka mengatasi masalah dengan menimbulkan masalah baru. Bahkan, mengatasi masalah dengan menambah masalah yang lain. Hal ini membuat miris, mengingat seorang pemimpin seharusnya bisa menjadi suritauladan bagi masyarakat. Bisa menjadi pengayom, sehingga dalam kepemimpinannya mampu mengatasi masalah tanpa memunculkan suatu masalah yang lain.
“Mencegah Lebih Baik, dari Sekedar Mengobati”
Adhyaksa Dault barangkali potret elegan saat ini. Sebagai pemimpin di kepramukaan, terlihat prinsip kepemimpinan yang dibangun lebih mengedepankan suri tauladan. Pendekatan masalah lebih ke akar atau penyebab masalah itu terjadi, tanpa meninggalkan problem yang sedang terjadi.
Belum lama ini, salah seorang putri pramuka, Yuyun menjadi sorotan sejumlah media massa sebagai korban mengerikan yang dilakukan oleh sejumlah pemuda. Yuyun diperkosa bergantian yang kemudian dibunuh secara keji. Diketahui, sejumlah pemuda tersebut melakukan aksi kejinya karena pengaruh pornografi dan minuman beralkohol.
Beberapa hari sebelum kasus Yuyun mencuat, di search engine Google sendiri, keyword “Salam Pramuka” dibajak oleh pihak yang tidak bertanggungjawab dengan dipenuhi konten-konten porno. Pembajakan ini dinilai oleh sejumlah masyarakat sebagai fenomena yang cukup aneh, mengingat fenomena tersebut ramai setelah pernyataan dari salah seorang pemimpin di ibu kota Jakarta yang menyebut pornografi, minuman keras, dan bicara kotor bukan lah masalah serta perlu dilegalkan.
Namun, saya justru respek dengan Adhyaksa Dault yang memilih berbeda dengan salah seorang pemimpin Jakarta yang dikenal sensasional dengan kata-kata kotornya. Ketua Kwartir Nasional gerakan Pramuka Adhyaksa Dault ini memilih tidak mendiamkan pornografi soal “Salam Pramuka” yang dibajak, serta ia juga secara cepat merespon untuk mengatasi persoalan tersebut seperti melaporkan ke Google dan Mabes Polri.
Selain itu, sikap riil Adhyaksa yang membuat saya terkesan, adalah langkah responsif dengan meminta pemerintah agar menyikapi problem pornografi dan minuman keras, yang dinilainya sebagai salah satu perusak moral anak bangsa.
Mari bangun Indonesia sehat tanpa pornografi dan minuman keras. Mari jaga budaya baik bangsa seperti kesantunan. Pemimpin naik karena meminta pada masyarakat, jadi pedulikan masyarakat secara baik, bukan dengan cara yang keji dan arogan. Mana janjimu?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H