Mohon tunggu...
debby setya
debby setya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Magister Akuntansi - Universitas Mercu Buana

NIM : 55522110028, Mata Kuliah : Pajak Internasional Magister Akuntansi - Universitas Mercu Buana Dosen Pengampu : Prof. Dr. Apollo Daito, MSi, Ak,

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kuis 07 - Diskursus Peleburan Fusion of Horizon pada Sistem P3B Metode Gadamer

24 Oktober 2023   17:17 Diperbarui: 24 Oktober 2023   17:35 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kepentingan yang berbeda adalah tantangan lain dalam penerapan konsep fusion of horizons dalam konteks tax treaty. Para pihak yang terlibat dalam tax treaty memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya kesulitan dalam mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan. Misalnya, dalam negosiasi tax treaty antara Indonesia dan Amerika Serikat, Indonesia mungkin ingin melindungi pendapatan dari sumber daya alamnya, sedangkan Amerika Serikat mungkin ingin melindungi investasinya di Indonesia. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya perbedaan pendapat dan negosiasi yang sulit.

  • Kurang waktu dan sumber daya

Proses negosiasi dan penerapan tax treaty biasanya memakan waktu dan sumber daya yang banyak. Hal ini dapat menyebabkan para pihak tidak memiliki waktu dan sumber daya yang cukup untuk menerapkan konsep fusion of horizons secara maksimal. Misalnya, dalam negosiasi tax treaty antara Indonesia dan Uni Eropa, para pihak mungkin memiliki waktu yang terbatas untuk menyelesaikan negosiasi karena mereka juga harus menangani masalah-masalah lain. Hal ini dapat menyebabkan para pihak terpaksa melakukan kompromi dan tidak dapat mencapai kesepakatan yang ideal.

Bagaimana Mengantisipasi Tantangan Penerapan Konsep Gadamer Pada Tax Treaty?

Akibat dari Perbedaan Bahasa dan budaya

Untuk mengatasi tantangan ini, para pihak yang terlibat dalam tax treaty dapat melakukan hal-hal berikut:

  • Melakukan upaya untuk memahami perbedaan bahasa dan budaya. Para pihak dapat melakukan hal-hal seperti mempelajari bahasa dan budaya negara mitra, menggunakan jasa penerjemah, dan mengadakan pertemuan tatap muka.
  • Memanfaatkan teknologi informasi. Teknologi informasi dapat membantu para pihak untuk berkomunikasi dan bertukar informasi secara lebih efisien.

Akibat kepentingan yang berbeda

Untuk mengatasi tantangan ini, para pihak yang terlibat dalam tax treaty dapat melakukan hal-hal berikut:

  • Mencari titik temu di antara kepentingan yang berbeda. Para pihak dapat melakukan hal-hal seperti bernegosiasi secara terbuka dan jujur, dan mencari solusi yang dapat diterima oleh semua pihak.
  • Membangun hubungan yang baik dengan pihak mitra. Dengan membangun hubungan yang baik, para pihak dapat lebih memahami kepentingan masing-masing pihak dan mencari solusi yang dapat menguntungkan semua pihak.

Akibat kurangnya waktu dan sumber daya

Untuk mengatasi tantangan ini, para pihak yang terlibat dalam tax treaty dapat melakukan hal-hal berikut:

  • Mengelola waktu dan sumber daya secara efektif. Para pihak dapat melakukan hal-hal seperti menyusun rencana negosiasi yang realistis, dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara optimal.
  • Memprioritaskan hal-hal yang penting. Para pihak dapat melakukan hal-hal seperti fokus pada masalah-masalah yang paling penting

Bagaimana Konsep Gadamer Ini Diterapkan Pada Tax Treaty?

Menurut Gadamer dalam konsep hermeneutic, fusion of horizons dapat diterapkan dengan 2 cara, yaitu dalam sebuah dialog dan penafsiran teks. Dalam sebuah dialog, selalu ada percakapan antara satu pihak dengan pihak lain sebagai mitra dialog. Menurut Gadamer, dalam setiap percakapan, kedua belah pihak akan berbicara dalam bahasa yang sama. Dalam melihat percakapan, kita dapat dengan mudah mengatakan bahwa kita melakukan percakapan. Namun, pada dasarnya, kitalah yang "jatuh" dan terlibat dalam percakapan tersebut. Dalam proses dialog, ada proses yang disebut perpaduan cakrawala. Teks sebagai entitas yang ditafsirkan memiliki horisonnya sendiri yang dibentuk oleh tradisi teks tersebut. Ketika manusia berusaha memahami dan menafsirkan sebuah teks, maka akan terjadi peleburan antara dua horizon yang berbeda, yaitu horizon penafsir dan horizon teks. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun