Covid, merupakan salah satu penyakit yang lagi populer di masa sekarang, yaaa.. hampir 2 tahun di Tahun 2022 ini kita merasakan banyak dampak dari pandemi covid 19 ini. Bahkan sekarang ada varian baru dari saudara Penyakit ini. Salah satu dampak yang paling besar yang dialami  ialah era pendidikan. Banyak sekarang pro dan  kontra yang terjadi ketika pembelajaran di masa ini diganti melalui sistem daring atau lebih dikenal dengan sekolah online.  plus dari sistem pembelajaran online ini kita dapat belajar di waktu kapan saja dan di mana saja, tanpa harus memikirkan gimana repotnya di pagi hari untuk berangkat sekolah dan menyiapkan beberapa hal. Minusnya dari sistem ini, kita sebagai siswa atau mahasiswa terkendala oleh jaringan ketika sedang berlangsung mengikuti kelas online,serta sistem belajar online ini kita harus di tuntut belajar sendiri. Di mana belajar sendiri itu kita mesti memahami apa itu istilah dari materi tersebut, serta harus dibimbing oleh orang tua kita, tak banyak orangtua yang mengerti tentang pelajaran di sekolah anaknya. Mungkin banyak beberapa dari kita tidak terkoordinir Sekolahnya, sehingga dapat menimbulkan beberapa masalah terutama dalam soal membaca dan memahami materi tersebut.
Saya sebagai salah satu mahasiswa, yang mengikuti program kampus Merdeka yaitu kampus mengajar. Saya ditugaskan mengabdi di salah satu sekolah yang berada di salah satu provinsi di pulau Sumatera. Menemukan beberapa anak yang mengalami sulit membaca padahal Ia sudah masuk dalam kategori kelas di sekolah dasar yang tinggi. Padahal jika untuk kategori anak SD (Sekolah Dasar), soal membaca merupakan salah satu hal wajib yang harus dikuasai untuk masuk ke jenjang SD (Sekolah Dasar). Tetapi mungkin untuk di masa pandemi ini itu bisa dinetralisir entah itu dari program atau memang dari ketentuan sekolah tersebut.
Informasi dari guru sekolah tersebut, memang benar adanya siswa yang tidak bisa membaca bahkan tidak ada yang mengenali huruf abjad sekalipun. Dari informasi tersebut saya beserta teman tim kampus mengajar mengevaluasi Bagaimana cara agar masalah di sekolah tersebut teratasi, salah satu upayanya yaitu saya dan teman tim membuat kelas membaca baik itu dari tingkatan sekolah dasar kelas 1(satu) Â sampai ke kelas 5(lima), evaluasi dari program yang kami buat terdapat beberapa alasan siswa yang tidak bisa membaca dan tidak mengenal huruf yaitu, mereka kurang diperhatikan oleh orang tuanya, mereka bercerita orang tuanya sibuk bekerja, sibuk mengurusi adiknya, bahkan tidak ada yang mau mengajari mereka sehingga mereka lalai dalam belajar daring tersebut. sangat miris bukan?
Dari masalah yang terjadi pada pandemi covid ini, sebenarnya siswa tidak sepenuhnya disalahkan, karena hal tersebut merupakan efek dari belajar dari yang mana sistem pembelajaran tersebut beberapa siswa tidak terkoordinir dalam pembelajarannya, bahkan sampai tidak bisa membaca. Maka dari itu himbauan untuk kepada guru dan terutama orang tua yang semasa pembelajaran pandemi covid ini menjadi peran utama dalam mengajari anaknya. Harus mengkoordinir sistem pembelajaran anak di rumah, agar tidak timbul kembali anak yang tidak bisa membaca bahkan tidak bisa mengenal huruf abjad.
Dilansir beberapa sumber yang saya baca mungkin tidak semuanya akan saya tulis, tentang Apa saja masalah yang terjadi di pendidikan semasa pandemi ini. Pesan singkat untuk para guru dan orang tua yang berada di luar sana. Marilah kita sama-sama membentuk karakter budaya membaca pada anak di usia dini agar indonesia tidak menjadi kategori peminat baca yang rendah. Wabah ini mungkin hambatan untuk kita semua. tetapi, tidak sepatutnya kita lemah dalam menghadapinya. Banyak beberapa solusi yang dapat kita terapkan untuk meningkatkan kualitas anak. Tulisan Ini merupakan pengalaman dari pribadi saya semasa mengikuti program kampus mengajar. Salah satu masalah yang terjadi pada anak yang tidak bisa membaca dan tidak mengenal abjad, bukan berarti seluruhnya salah mereka. semasa pandemi ini anak yang berada di jenjang SD (sekolah dasar) butuh bimbingan ekstra untuk memahami dan mempelajari materi yang diberi oleh gurunya. Anak muda sekarang merupakan penerus bangsa. Semoga dengan wabah ini kita dapat mengambil hikmah dan maknanya agar kita senantiasa tetap bersyukur dalam menghadapi segala hal. Dan tetap semangat menjalani aktivitas dengan menerapkan protokol kesehatan. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Salam sehat dan semangat dari saya anak kelahiran di tanah sepucuk jambi sembilan lurah. Dea Wulan Savitri salah satu mahasiswa Administrasi Pendidikan, Universitas Jambi. Wassalammu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, Paal Merah, 19 Februari 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H