Mohon tunggu...
Ariany Deasy Sakkung
Ariany Deasy Sakkung Mohon Tunggu... Wartawan -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Terkendala Pengecoran Jalan, Alat Berat  yang Diturunkan BPBD Belum Sampai ke Lokasi Longsor  

6 Februari 2016   21:20 Diperbarui: 6 Februari 2016   21:36 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MAKALE, TANA TORAJA – Setelah dua minggu berlalu pasca bencana longsor yang menimpa dua desa di wilayah Kecamatan Makale Selatan Kabupaten Tana Toraja, yakni Desa Pabuaran dan Desa Bo’ne Buntu Sisong, Badan Penanggunalangan Bencana Daerah (BPBD) Tana Toraja,  akhirnya menurunkan alat berat kelokasi longsor sabtu (6/2/2016).

Sayangnya, terkendala oleh pengecoran jalan, maka alat berat yang diturunkan untuk membuka akses jalan yang tertutup tanah longsor, sehingga  mengisolir dua desa  tersebut, tidak sampai ke lokasi bencana.

Dari hasil pantauan kompasiana.com, alat berat yang diturunkan pihak BPBD Tana Toraja, saat ini masih tertahan di Kelurahan Sanda Bilik Kecamatan Makale Selatan.

Meskipun sebelumnya, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Tana Toraja,  Marten Tallu, saat dikonfirmasi mengatakan, satu unit alat berat sudah dikerahkan menuju lokasi bencana longsor,  dan akses jalan menuju Desa Pabuaran sudah bisa dilewati. Tinggal akses jalan menuju Desa Bo’ne Buntu Sisong yang belum terbuka, sebab medannya memang cukup berat untuk dilalui alat berat.

“Satu desa sudah tembus dilewati kendaraan. Sebab sejak pagi hari alat berat sudah menuju lokasi. Kemungkinan besar untuk Desa Bo’ne Buntu Sisong, besok baru  bisa tembus,” terang Marten, saat dikonfirmasi via handphone.

Namun kenyataannya  hal tersebut sangat terbalik dengan fakta yang sebenarnya dilapangan. Sebab hingga saat ini material tanah dan bebatuan yang menutupi akses jalan penghubung didua desa tersebut belum bisa disingkirkan.

Demikian pula ketika ditanyakan adanya keterlambatan penanganan pemerintah setempat, terkait musibah tanah longsor yang mengisolir dua desa, yang memiliki  jumlah penduduk kurang lebih 1000 jiwa itu, Marthen berdalih jika pihaknya lambat mendapat laporan dari aparat setempat.

“Laporannya baru kami terima pada tanggal 2 Februari lalu. Dan saat itu juga kami langsung berkoordinasi dengan Dinas PU Tana Toraja, untuk segera menurunkan alat berat ke lokasi kejadian. Namun karena alat berat yang berkapasitas besar  tidak bisa tembus  ke lokasi karena medan yang cukup sulit. Maka kami butuh waktu beberapa hari menyiapkan alat berat yang berukuran kecil,” terang Marthen.

Olehnya itu beberapa orang warga yang ditemui sejumlah wartawan dilokasi kejadian,  sangat berharap agar proses pembukaan akses jalan didesa mereka secepatnya dilakukan. Mengingat tingkat kesulitan warga untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari semakin sulit.

“Harus secepatnya dicarikan jalan keluarnya, supaya alat berat ini bisa sampai ke lokasi longsor. Kerena kalau mau menunggu selesainya pengecoran jalan, kayaknya masih cukup lama. Butuh waktu kurang lebih satu bulan,” ujar Martina, salah seorang warga setempat.

Demikian pula Kepala Desa Bo’ne Buntu Sisong, Tato Sesu mengatakan, hingga saat ini belum ada bantuan logistik yang mereka terima, dari pihak manapun, termasuk dari Pemerintah Kabupaten Tana Toraja untuk warganya, maupun bagi warga Desa Pabuaran Kecamatan Makale Selatan. (deasy sakkung)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun