Mohon tunggu...
Deasy Maria
Deasy Maria Mohon Tunggu... karyawan swasta -

kosong\r\n

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mengapa Harus Malu Beli Barang “Cuci Gudang”?

23 Desember 2011   04:08 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:52 1128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjelang akhir tahun kita mungkin sudah biasa melihat spanduk dan selebaran tentang penjualan barang cuci gudang. Great Sale! Discount besar-besaran! Melihat ini semua, apa yang ada dalam benak anda? Tergiurkah? Atau malah tak peduli? Bagi yang punya kocek tebal dan gaya hidup tinggi, bisa jadi enggan dan tak tertarik masuk toko atau menyentuh barang cuci gudang. Toh, uang ada, untuk apa beli barang cuci gudang. Pasti lebih memilih barang bagus yang lebihberkualitas. Tapi jujur nih, ada lho yang malu-malu kucing walau sebenarnya mau.Kalau saya sih tidak malu. Malah kadang mencari-cari yang seperti ini hehehe.

Tanpa harus mengurusi apa penyebab barang-barang tersebut dijual dengan harga murah, saya lebih condong melihatnya sebagai “kesempatan”. Iya, kesempatan. Khan jarang-jarang tuh ada. Tapi ya itu tadi, disesuaikan kebutuhan juga. Contoh sederhananya, ketika di kantor ada beberapa pegawai rendahan yang setiap tahun anda memberinya hadiah pakaian. Kalau tahun lalu anda hanya bisa membelikan untuk beberapa orang saja, mungkin saja tahun ini anda bisa membelikan lebih dengan budget yang sama.

Mungkin ada yang protes seperti ini: “Gak punya perasaan tuh, masak dibelikan kok baju bekas!” Jangan salah, ini bukan barang bekas, barang “baru” tapi terlalu lama disimpan. Mungkin modelnya agak “old style” tapi toh tidak terlalu memalukan juga dan masih pantas. Nah kalo ini udah soal selera dan tentu saja budget dong, jadi mungkin setiap orang beda. Tetapi sekali lagi, ini kesempatan bukan?

Kalau saya sendiri mungkin akan membelinya bukan sajauntuk beberapa kenalan namun juga untuk kebutuhan saya sendiri. Tentunya dengan kejelian dan ketelitian. Jangan asal pilih. Nah, hal ini yang terpenting. Untuk barang elektronik tentu saja anda harus mencobanya terlebih dahulu, sedangkan untuk pakaian anda tentu pasti lebih teliti. Disamping mode yang mungkin masih pantas, anda juga dapat memeriksa soal kualitas.

Lucunya ada juga nih, ibu-ibu yang benar-benar ngotot barangnya harus sempurna tetapi harga harus jauh lebih murah. Sudah dipatok harga termurah, masih juga ditawar dengan harga yang lebih murah lagi. Tapi ini sah-sah saja, namanya juga ibu-ibu. Seperti saya ini hihihi

O ya, walau barang “cuci gudang” ini cenderung memiliki harga rendah, namun belum tentu karena ada yang memiliki selisih harga tidak terpaut jauh dengan barang-barang “baru”. Untuk hal ini, yang sudah terbiasa survey pasar, dalam pengertian sering melihat-lihat harga barang dipasaran akan lebih paham lagi.

Budget setiap orang tentu berbeda-beda. Kalau memang memiliki pilihan untuk membeli barang dengan mode terkini, silahkan saja. Namun tidak ada salahnya melihat juga barang-barang jenis ini. Tidak perlu malu kok, khan belinya pakai uang sendiri. Eh.. tapi, jangan beli barang cuci gudang untuk produk makanan lho. Bahaya kalau itu. Nanti terlanjur beli makanan yang sudah expire.

Nah, kalau sudah memantapkan hati, marilah menghitung budget, sesuaikan dengan kebutuhan. Jangan karena barang “cuci gudang” harus bernapsu membeli yang sebenarnyatidak kita butuhkan. Jangan lapar mata istilahnya. Semua itu kembali pada diri kita masing. Tapi, sekali lagi nih, jangan malu ya ! :D

___

Sumber gambar: www.diskon.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun