Mohon tunggu...
Deasy Maria
Deasy Maria Mohon Tunggu... karyawan swasta -

kosong\r\n

Selanjutnya

Tutup

Edukasi Artikel Utama

Kekerasan Verbal Pada Anak Bisa Terjadi Tanpa Disadari

4 Januari 2012   21:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:19 1433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_161313" align="aligncenter" width="500" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption]

Suatu kali saya pernah berkata sangat keras pada putri saya, Khina. Penyebabnya hanya karena semua serba terburu-buru. Waktu sudah mepet, tetapisaat itu dia malah malas-malasan untuk mandi. Karena tidak sabar menyuruhnya mandi, saya sedikit membentak dan mengatakan pemalas. Ia tiba-tiba terdiam dan dengan wajah sedih ia segera melakukan apa yang saya perintahkan. Tiba-tiba saya tersadar, sepertinya saya salah menyampaikan maksud kepadanya, yang justru malah melukai hatinya. Saya segera meminta maaf padanya.

Seringkali kita sebagai orang tua secara sadar atau tanpa sadar sudah melakukan kekerasan pada anak kita. Baik secara fisik maupun secara verbal. Tanpa sadar, ucapan kita bisa sangat menyakitkan hatinya, bahkan membuatnya marah atau mendendam.

Kekerasan lewat ucapan menyakitkan bisa yang bermakna melecehkan kemampuan anak, seperti mengatakan dia bodoh, pemalas, dan lain-lainnya. Juga pemberian julukan negatif , terkadang si anak dipanggil, si hitam, si tengil, si usil dan lain sebagainya, walaupun ada yang diucapkan dengan nada bercanda. Dan bahkan sampai menganggap anak sebagai pembawa sial.

Ucapan-ucapan yang menyakitkan dan merendahkan itu akan direkam dalam pita memori anak, makin lama makin bertambah dan dirasa berat, sehingga akhirnya anak memiliki citra diri negatif. Dan citra diri negatif ini akan menyebabkan anak tidak percaya diri. Disisi lain, hal ini juga membentuk pribadi anak menjadi pemberontak dan kasar.

Bagi anak-anak berkebutuhan khusus, hal ini sangat berpengaruh pula pada proses penyembuhan mereka. Acapkali terjadi kekerasan secara fisik ataupun verbal,dimana mereka dihina dan diganggu orang dewasa. Ini akan mengakibatkan kepercayaan diri hilang, trauma, stress dan bahkan depressi dalam jangka waktu panjang. Anak yang tadinya bisa sembuh dan dapat bergaul dengan masyarakat menjadi anak yang penyendiri . Akibatnya, justru bukannya sembuh malah tambah parah dalam kesiapan mentalnya.

Kekerasan terhadap anak adalah kasus yang bukan main-main, selain dampaknya terhadap masa depan si anak, pelakunya pun dapat ditindak sesuai hukum yang berlaku di Indonesia. Kekerasan terhadap anak merupakan satu bentuk KDRT . Sesuai UU No.23 tahun 2004 KDRT merupakan tindak kejahatan dengan ancaman hukuman pidana setelah perkara KDRT ditetapkan sebagai pelanggaran pidana (baca di sini). Namun, banyak kasus KDRT yang akhirnya tidak diselesaikan secara hukum, mengingat ada banyak faktor yang menjadi penyebab (diantaranya: KDRT sebagai aib keluarga, perbedaan pemahaman tentang KDRT itu sendiri, kurangnya dukungan keluarga dan banyak lagi penyebab lainnya).

Kembali ke masalah anak, bila diibaratkan, anak adalah sebuah kain sutera yang berharga. Harus dibilas dengan sabar bila ternoda. Harus dihaluskan dengan penuh perasaan bila kusut, karena anak adalah jiwa yang sedang berkembang. Jadi jangan kasari jiwanya. Besarkan dengan kesabaran dan kasih sayang, juga perlu strategi yang bijaksana agar penyampaian perhatian dan pembelajaran dapat diterima anak.

Memang sih, terkadang kita sebagai orang tua sulit mengontrol emosi kita. Saran yang terbaik adalah menghindar sebentar dari si anak, saat emosi kita sedang tidak stabil. Sebisa mungkin, buang jauh-jauh kata-kata kasar dan menyakitkan. Tunjukanlah selalu wajah tersenyum padanya, dan buatlah anak selalu bergembira menghadapi hari-harinya. Sikap yang membawa suasana positif ini akan berpengaruh pada si anak, sehingga dengan kata-kata yang tepat, anak akan mampu menyerap dan menjalankan apa yang diinginkan orang tua. Yang terpenting dari semua itu, bimbing dan besarkan anak dengan penuh cinta dan kasih sayang yang tulus, bukan yang berlebihan.

*

Kuantar kau tidur malam ini, seperti biasa

Bersama kita ucapkan doa sebelum tidur

sambil tanganmu melingkar di leherku, kau tersenyum

Matamu menatapku, bening dan bahagia

Sudah kau lupakan sedihmu tadi pagi

saat aku marah karena kau tidak turuti perintahku

Kulontarkan anak panah tajam kata-kata, mengkritikmu

Berapa banyak Nak, yang menancap di hatimu sehingga ia berdarah?

Tidakkah kau kesal padaku juga?

Padahal tadi siang aku menatapmu dengan panasnya amarah

Hanya karena masalah sepele,

yang bahkan akupun tahu kau tak bermaksud melakukannya

Berapa banyak benih cinta dalam ladang hatimu yang hangus karena tatapanku, Nak?

Tak pernah kau jera untuk mencintaiku

Sementara tadi sore kau tertunduk saat aku tuding kau

sebab kurasa kau tak perhatikan kata-kataku...

Tembuskah tombak telunjukku menusuk dalam jantungmu Nak?

Masih tetap kau cari aku untuk memelukmu

Sesudah saat makan malam tadi aku menghukummu

karena tak kau habiskan makananmu

yang kubilang dibeli ayahmu dengan susah payah

Menyusutkah rasa sayang dalam kantong jiwamu karenanya,Nak?

Malam ini, kutemani kau tidur seperti biasa

Bersama kita ucapkan doa sebelum tidur

sambil tanganmu melingkar di leherku, kau tersenyum

Matamu yang mengantuk menatapku, bening dan bahagia

Airmataku meleleh saat kau terpejam

dengan senyummu masih dibibir dan tanganmu masih memeluk leherku

Aku mohon maafmu, Nak..

Ajari aku untuk mencintaimu seperti kau mencintaiku....

*

(Puisi dapat pinjam, lupa sumbernya)

1325712306169475781
1325712306169475781

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun