[caption id="attachment_293271" align="aligncenter" width="448" caption="Ilustrasi (goinswriter.com)"][/caption]
Menjadi penulis yang sehat? Apa hubungannya dengan internet sehat? Jangan-jangan sudah dipatenkan oleh orang/organisasi lain, seperti halnya istilah "Internet Sehat" yang dicetuskan oleh ICT Watch dan sudah dipatenkan,  mereka kadang memperingatkan berbagai pihak untuk berhati-hati menggunakan istilah ini  bila tanpa izin khususnya untuk dikomersialkan. Bukan saja perorangan, komunitas, organisasi bahkan pemerintah (Kemenkominfo) beberapa kali menerima "surat cinta" dari mereka. Alhasil, direktorat pemberdayaan informatika, kemenkominfo kelihatannya "terpaksa" mengubah istilah gerakan "Internet Sehat dan Aman" (padahal sudah ada tambahan kata amannya) menjadi gerakan "Internet CAKAP" yang artinya, pemanfaatan Internet secara Cerdas, Kreatif dan Produktif.
Hanya karena istilah saja sudah menegangkan urat leher, apalagi mau mendeklarasikan istilah baru. Padahal sejatinya, penggunaan istilah-istilah apapun dalam kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial dan kemanusiaan sepanjang dilakukan dengan itikad dan tujuan yang baik tidaklah perlu dipermasalahkan. Hm.. Lama kelamaan untuk melakukan perbuatan baik, harus meminta izin dari berbagai pihak. Padahal untuk berbuat hal yang baik dengan menggunakan istilah apa saja, asal juga berkonotasi baik dan menghasilkan sesuatu yang baik (namanya juga perbuatan baik) adalah kewajiban atau sederhananya merupakan pilihan setiap manusia.
Tidak dibayangkan bila sang penemu World Wide Web, Sir Timothy John "Tim" Berners-Lee, mematenkan penemuannya. Namun dengan kebesaran hati, kontribusi terbesarnya untuk memajukan World Wide Web diwujudkan dengan dengan tidak mempatenkannya sehingga masih dapat digunakan secara bebas oleh siapa saja.
Beda tim beda juga dengan watak dan prinsip orang lain, "rambut boleh sama hitam, tapi isi kepala bisa berbeda-beda", sehingga bisa dipahami saja sang empunya istilah yang dipatenkan tersebut, mungkin akan merasa rugi bila istilah tersebut digunakan dalam kegiatan-kegiatan yang menurut kaca mata mereka akan merugikan mereka secara kelembagaan.
***
[caption id="attachment_293272" align="aligncenter" width="574" caption="IPM - SMP Muhammadiyah 5 Surakarta"]
Keinginan untuk menjadi penulis yang "sehat" Â menjadi salah satu pokok bahasan ketika tim IDKita mengunjungi SMP Muhammadiyah 5 Surakarta Jl. Slamet Riyadi No. 443 Surakarta, pada tanggal 28 Januari 2014. Â Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian road show pemanfaatan TIK di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta untuk bulan Januari 2014, bekerjasama dengan KOWANI (Kongres Wanita Indonesia) dan PT. Indosat.
Kebetulan saja pada hari tersebut, sekolah sedang menyelenggarkan semacam pelatihan kepemimpinan dengan nama kegiatan "Taruna Melatih", bertema "Simpati dalam Berorganisasi", Â dengan sub tema Jurnalistik Jadikan Media Misi Pimpinan Ranting IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah) SMP Muhammadiyah 5 Surakarta.
Kegiatan tersebut juga menghadirkan wartawan dari Koran Solo Pos untuk melatih para pengurus IPM dalam bidang jurnalistik. Â Menariknya, saat break ISOMA, setelah IDKITA memberikan presentasi sang wartawan sempat "nyeletuk", "sepertinya perlu juga menciptakan wartawan yang sehat". Lagi-lagi istilah "sehat" ini disebutkan. Untuk istilah terakhir ini, mungkin dapat dibahas dalam kesempatan berbeda sesuai dengan kapasitas wartawan itu sendiri.
Pada hari yang sama, kebetulan juga adalah jadwal rutin siaran "Internet Sehat dan Aman". Oleh karenanya, selama materi sosialisasi disampaikan, tim Idkita juga mengajak Radio Suara Edukasi, PUSTEKKOM, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan  untuk menyiarkan kegiatan tersebut secara "live" dan melakukan wawancara langsung dengan seorang guru pembina dan dua orang siswi pengurus IPM.