[caption id="attachment_195978" align="aligncenter" width="454" caption="Ilustrasi: penghuni60.blogspot.com"][/caption]
Malam ini saya berkesempatan jadi seorang wartawan. Ini adalah hasil wawancara singkat dengan salah satu sesepuh, pendiri Cengengesan Family. Karena suatu hal, nama dan alamat dirahasiakan. Mungkin takut beliaunya dimintai tanda tangan atau bahkan dimintai kiriman parsel hehehe...
Saya:
Gimana perasaan Mas sebagai salah satu yang mendirikan CF ini?
Sesepuh:
Aku bangga, minimal itu, walau banyak lika-liku dan pasang surutnya. Namun ada pembelajaran besar yang bisa diambil.
Saya:
Begitu ya Mas. Apaan tuh pembelajaran besar itu?
Sesepuh:
Pelajaran utama:
Tidak mudah mengumpulkan orang yang sepaham dalam satu komunitas, apalagi dengan berbagai latar belakang yang ada. Tanpa disadari itu menjadi tantangan utama sehingga dapat dimaklumi kalau ada yang kecewa, marah, bahkan mengundurkan diri, ini pola wajar suatu komunitas. Namun dibalik semua itu tentu tidak dapat menutup mata juga, bahwa banyak hal positip yang dapat dipelajari bersama dengan keaneka ragaman kita masing-masing. Bisa saling belajar karakter masing-masing, yang tadinya berasal dari berbagai latar belakang, pendidikan, budaya, pemikiran dan lain sebagainya. Sekarang tinggal masing-masing orang dapat melihat semua itu dengan jernih dan dengan jujur, apakah sebuah komunitas dapat bermanfaat bagi dirinya dan terlebih bisa memberikan yang terbaik untuk orang lain.
Mendirikan komunitas di media sosial dimana orang-orangnya atau anggotanya sebelumnya belum pernah bertemu muka adalah suatu tantangan lain selain latar belakang yang berbeda tersebut. Kita tahu siapapun dapat menjadi orang lain ketika hanya sekedar kenalan dan bergaul untuk mengisi waktu luang, iseng atau apa saja sesuai dengan tujuanya masing-masing. Ini bagian tantangan lain yang tidak mudah untuk saling percaya dan saling menghargai.
Satu hal yang penting adalah kepercayaan itu sendiri. bagaimana kita bisa mendekatkan diri apabila kita tidak mengenal dan mengetahui informasi dasar tentang masing-masing dari kita tanpa perlu masuk ke data atau informasi yang sangat privasi?
Saya:
Iya ya Mas. Penting banget ya kepercayaan itu?
Sesepuh:
Lha iya, kepercayaan sangat penting itu. Si A yang ngakunya wanita bisa saja adalah pria. Atau si B yang tadinya mengaku sudah dewasa ternyata masih remaja. Dengan informasi dasar ini minimal menunjukan bahwa untuk membaur dalam suatu komunitas paling tidak, ada KEJUJURAN, dasar yang harus ditunjukan dan diterima. Mungkin ada hal lainnya, ketika ada juga syarat harus adanya KOPDAR bahkan keterbukaan hingga hal yang sangat bersifat pribadi. Kalau memang begitu adanya, sah-sah saja menurut aturan dan kesepakatan dari anggota komunitas. Sampai di sini mungkin sudah jelas bahwa masing-masing komunitas akan mungkin berbeda aturan mainnya, apalagi komunitas online. Jadi kalau ditanya apa untung ruginya, dan apa manfaatnya, masing-masing orang yang dapat menjawabnya.
Saya:
Hmmm.. Bener Mas. Kejujuran dan kepercayaan, 2 hal yang membuat suatu komunitas itu ada dan bertahan.. Untuk KOPDAR, bukan suatu keharusan, tapi pasti jadi keinginan anggota satu komunitas, dimana saat kedekatan rasa sudah mulai terbangun, ada perasaan ingin lebih mengenal lagi. Catet ya Mas...
Sesepuh:
Nah iya... kejujuran dan kepercayaan. Catet deh. Kemudian lebih lanjut dari keinginan dasar pembentukan komunitas adalah tujuan dari komunitas itu sendiri, kita mau ngapain sih? Buat apa kita ngumpul? Buat apa kita namain komunitas segala? Buat apa di kasih label dan lain sebagainya? Ini pertanyaan wajar, Tetapi yang pasti setiap komunitas tentu ada tujuannya. Kalau hal ini dalam hubunganya dengan pendirian CF, awalnya adalah hanya sebagai wadah silaturahmi biasa dimana kami bisa saling menyapa, sharing and connecting dalam kesehatian kami. Masa-masa itu kami lalui dengan penuh tawa dan gembira, di sela-sela kesibukan dan aktivitas kami masing-masing.
Karena intensitas pertemuan dalam berbagai sarana komunikasi, YM, FB, Phone Conference, kita kemudian melangkah lebih dalam, bagaimana bisa saling mengisi dalam belajar menulis bersama. Tentu akan menjadi hal yang lucu, bagaimana suatu komunitas yang cengengesan, guyon abisss dalam berkomentar dan ber-connecting, namun dapat membahas hal-hal yang serius, apalagi belajar menulis yang serius.
Tapi ternyata keinginan itu dapat diwujudkan bersama. Kami semua dapat saling sharing pendapat untuk meningkatkan kemampuan kualitas tulisan kami. Entah itu tidak menjadi penilaian orang banyak., tetapi minimal, masing-masing dari kami dapat memetik manfaat dalam hal ini.Inilah kenyataan dimana Cengengesan Family didirikan diawali dari hal yang sekedar santai menjadi komunitas yang SERIUS tapi SANTAI, Serius dalam mendiskusikan tema tulisan dan sharing menulis yang baik juga, santai dalam berkomunikasi dan menjalankan semua itu.
Saya:
Hmmm.. jadi nggak melulu cengar-cengir dan guyonan aja ya Mas, tapi serius juga ya kalau mbahas tulisan. Ya ya ya.. Lanjut Mas.
Sesepuh:
Hal terakhir yang perlu menjadi catatan penting, walaupun dalam satu komunitas, interaksi antar pribadi kadang berpengaruh dalam komunitas itu sendiri. Mau tidak mau, hal ini setidaknya diakui bersama.
CF juga mengalami pasang surut yang sama, dimana ketidakpahaman, ketidakcocokan, ketersinggungan dan hal lainnya terjadi di antara individu-individu di dalamnya. Ada yang berakhir dengan saling pengertian tetapi ada pula yang mundur dengan teratur dan dengan sopan.
Ini semua refleksi singkat, tentang keberadaan CF sebagai satu komunitas online atau boleh dikatakan sebagai komunitas menulis. Saya sangat bersyukur mengenal semua pribadi-pribadi dari anggota CF. Saya sangat bersyukur dapat menimba banyak pengalaman dari mereka. Saya juga bersyukur bahwa kami bukan sebagai keluarga maya semata. Karena sesungguhnya, semakin ke depan, ikatan perasan kekeluargaan diantara kami pun terbentuk dengan sendirinya. Walaupun sempat mengalami juga kehilangan anggota keluarga lain.
Saya:
Hiks.. Mas.. Kok saya jadi ingin nangis ya dengan pernyataan Mas ini.. Mengharukan. Trus, apa harapan Mas kedepannya buat CF? *srot
Sesepuh:
Harapan saya.....------hening sejenak--- ---
Semoga CF dapat terus menjadi lebih baik, belajar dari pengalaman yang ada. Terutama dalam membangun terus komunitas baru yang lebih luas, secara nyata di masyarakat saat ini yaitu IDKITA Kompasiana dan IDKITA REMAJA.
Dari semua ini, yang pasti, semboyan CF tetap akan menjadi pedoman kami bersama, untuk tetap rendah hati dan selalu ingin bersahabat dengan siapa saja. Karena bagi kami "Hidup ini sudah susah, buat apa dibuat susah, muka keriput cepat tua, tapi jangan suka-suka nanti orang tidak suka"
Akhirnya kami ucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya, apabila selama kami berada di Kompasiana ini banyak melukai banyak orang. Sadar maupun tidak sadar.
Saya:
Duh.. kok saya benar-benar terharu ya Mas? .. hiks.. air mata saya sudah ndlewer... Saya sudahi saja wawancaranya. Tidak lupa saya juga mengucapkan : Selamat ulang tahun ke -1 untuk CF. Semoga semakin memberi manfaat bagi sesama, semakin intens dalam berbagi untuk sesama. Tuhan memberkati.
Demikian laporan wawancara saya dengan Mas yang sudah sepuh ini (maunya dipanggil Mas biar keliatan muda sih)... Ini wawancara nyata lho, bukan imajiner, meski saya sendiri juga ndak ketemu langsung sama orangnya.
Selamat pagi.... ;)
Tulisan Terkait:
Selamat Ulang Tahun Cengengesan Family (CF)!
Note:
Dalam rangka HUT yang ke 1, CF mengadakan lomba menulis berhadiah jutaan rupiah. Sila cek tulisan ini dan ini. Bagi yang sudah daftar, tulisan masih ditunggu sampai malam ini pkl. 23.59. Bagi yang belum mendaftar dan ingin bergabung, dipersilakan daftar di sini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H