Mohon tunggu...
Deasy Maria
Deasy Maria Mohon Tunggu... karyawan swasta -

kosong\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Deasy jadi Detektif (ECR2-#56)

20 April 2011   05:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:36 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1303276100232651651

Sudah beberapa hari ini, Desa Rangkat dilanda kehebohan, dari misteri liontin huruf “D” yang masih berputar-putar mencari kejelasan siapa pemiliknya, sampai tersebarnya foto Pak RT bersama wanita lain yang diduga selingkuhannya. Tidak tanggung-tanggung, wanita yang menjadi teman dalam foto itu adalah Jingga, putri sulung Pak Kades. Dan foto inilah yang menyebabkan kesedihan mendalam bagi Bunda Selsa, istri yang baru saja dinikahi oleh Pak RT Ibay. Ibarat bunga, masih setengah mekar, kelopaknya sudah berguguran. Seperti itulah perasaan Bunda Selsa. Dan lebih heboh lagi, setelah kejadian itu, Bunda Selsa pun menghilang, seperti raib ditelan bumi. Duuuh, semoga Bunda Selsa ndak bunuh diri :D

Sebagai orang terdekat, Deasy tidak begitu saja mempercayai berita tersebut. Jingga, keponakannya itu, walaupun genitnya minta ampun, tapi dia selalu menjaga kehormatan dan juga penuh tanggung jawab. Dan Deasy juga tahu dengan pasti, seperti apa perasaan Jingga kepada seorang pria yang dicintainya (siapa yaaaaa?), tidak mungkin dia melakukan perbuatan seperti itu dengan pria lain..

Disisi lain, Deasy juga mengetahui dengan pasti bagaimana cintanya Pak RT Ibay kepada Bunda Selsa. Walaupun lebay, cinta Kang Ibay sangat aduhay, mendalam dan membuay, tidak alay apalagi melambay.

Dari kenyataan-kenyataan tersebut, Deasy menyimpulkan, kasus Pk RT Ibay ini memang sengaja di blow up untuk mengalihkan perhatian dunia, eh warga desa, dari kekisruhan yang diciptakan liontin huruf “D” itu.

Oleh karena itu, Deasy bertekad untuk mengusut kasus (waduh) ini hingga tuntas. Sendirian saja, tanpa bantuan siapapun, untuk menghindari kesalahpahaman. Maklum, kalau minta bantuan para lelaki Rangkat, takut ada yang cemburu :D

Penyelidikan dimulai dari tempat awal semua kekisruhan bermula. Danau tujuh kembang. Selidik sana selidik sini, Deasy hanya menemukan bermacam-macam jejak kaki.Kesimpulannya, banyak orang yang sudah lalu lalang di danau itu, apakah mereka mencari liontin itu atau membuangnya? Atau mencarinya kembali? Berarti ada dua orang atau lebih yang terlibat dalam penemuan liontin “D” ini.

Dari tempat persembunyiannya di balik semak belukar, Deasy melihat Lala, playboy Rangkat itu, merenung di tepi danau. Tiba-tiba dia melemparkan sebongkah batu ke tengah danau sambil berteriak.

“Aku padamuuuuuuuuuuuuuuu!!!”

Byur! Cipratan air mengenai tubuh Deasy. Deasy kaget, berlari menjauh dari tepi danau. Sambil terengah-engah Deasy berpikir… kali ini, Lala pada siapa lagi? Hiks… Deasy hanya bisa nelangsa membayangkan perasan Lala yang selalu berpindah-pindah hati.

Saat melewati studio TV Rangkat, tiba-tiba dilihatnya Mas Hans mengendap-endap dibawah jendela. Mengintip kedalam studio sambil tersenyum jahil. Lalu dia pergi sambil tertawa puas.

Deasy penasaran, dia masuk ke studio dan bersembunyi dibalik tirai. Terlihat Repotter sedang galau sambil tak henti-hentinya menyebutkan nama Jingga. Ah, Deasy sedih, ada apa lagi dengan Jingga? Apakah Repotter juga ikut termakan gossip foto? Tanpa sadar, dibelakangnya sepasang mata bening milik Zwan mengamati Deasy yang mengintip Repotter. Zwan hanya bisa mengelus dada. Ada rasa cemburu di hatinya mengetahui Deasy sudah berulang kali mengintip Repotter. (oow.. ketauan :D)

Kesimpulan dari penyelidikan di studio TV Rangkat, Mas Hans merencanakan sesuatu. Deasy yakin itu.

Lalu Deasy beranjak menuju rumah Mas Hans. Karena hari masih siang, tentu Mas Hans ada di rumah. Saat itu dia sedang mengelus-elus pentungan kesayangannya, sambil nembang. Nembang? Lho? Sejak kapan Mas Hans bisa nembang? Deasy penasaran. Dia ingat, itu tembang yang sering dinyanyikan oleh Ki Dalang Edi. Apakah Mas Hans belajar nembang dari Ki Dalang? Hmmm.. kesimpulan sementara, Mas Hans sangat sering mengunjungi Ki Dalang, sepertinya ada sesuatu.

Deasy semakin penasaran, didatanginya rumah Ki Dalang, Diintipnya rumah seram dan mistis itu. Dari balik jendela kayu itu, Deasy bisa melihat kamar Ki Dalang yang serabutan. Tiba-tiba matanya tertuju pada sebuah benda yang tertutup kain. Benda persegi panjang, dengan kabel terjulur keluar. Dibawahnya berceceran kertas dan foto. Foto? Kenapa banyak foto berserakan? Belum sempat Deasy menganalisa, tiba-tiba ia dikejutkan suara batuk-batuk kecil dari dalam rumah, bukan Ki Dalang, suara batuk seorang perempuan. Siapakah dia? Kok suaranya mirip Bun... eh?

Deasy mengendap-endap, mencari jendela lain, berharap bisa melihat ke ruangan lainnya.

“Klonthang!” Deasy kaget bukan main. Tanpa sengaja kakinya menendang tumpukan kaleng kemenyan di tanah.

Deasy terbirit-birit lari karena suara laki-laki di dalam rumah membentaknya. Tiba-tiba sebuah motor melintas mendekatinya, hampir saja menyenggol Deasy yang lari ditengah jalan raya. Hampir saja Deasy berteriak, ketika dilihatnya orang itu membuka helamnya. Ya ampun, ternyata Lala….dan di belakangnya membonceng seorang gadis cantik.. Yulia kah? ehm ... Mereka hanya diam seribu bahasa.

-o0o-

RANGKAT  menawarkan kesederhanaan cinta untuk anda,  datang, bergabung  dan berinteraksilah bersama kami (Klik logo kami)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun