Sehingga yang perlu menjadi perhatian oleh masyarakat luas, khususnya swasta dan pemerintah adalah, apabila penyandang disabilitas kemudian diabaikan, tidak diperhatikan untuk dididik, dilatih dan diberikan kesempatan dalam mengasah kemampuan atau keahliannya dan diberikan peluang dalam bekerja, maka mereka sangat rentan menjadi kaum miskin, yang pada akhirnya menjadi persoalan panjang yang tak pernah berkurang atau terselesaikan. Padahal mereka juga  adalah warga negara yang memiliki hak yang sama dengan warga negara normal lainnya.
Untuk mendiskusikan hal tersebut, pada Sabtu, 7 Juni 2014, IDKITA Community, PT Indosat dan Kongres Wanita Indonesia (KOWANI), kembali menyelenggarakan seminar dan dialog peran ICT untuk penyandang disabilitas yang ke dua dalam tahun 2014.
Sebelumnya, pada Sabtu, 22 Februari 2014, baik PT. Indosat, KOWANI dan IDKITA telah melaksanakan kegiatan talk show The ICT Opportunity for Persons With Disabilities di Auditorium Indosat jakarta.
Kali ini, tema yang diangkat tidak jauh berbeda dengan tema sebelumnya yaitu, "Peluang dan Peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Mewujudkan Kemandirian Penyadang Disabilitas"
Untuk kegiatan kali ini yang menjadi nara sumber adalah :
- Ibu Septriana Tangkary SE, MM (Diretur Pemberdayaan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika)
- Prof. Irwanto, Ph.D (Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Atmajaya)
- Habibie Afsyah (IDCC), Penyandang Disabilitas Daksa, Internet Marketing Expert
- Christie Damayanti (IDKITA), Stroke and Cancer Survivor, Arsitek, Penulis dan Motivator
- Dimas Prasetyo (KARTUNET), Penyandang Disabilitas Netra, Co-founder KartuNet
- Chairunisa Eka (SEHJIRA) Penyandang Disabilitas Rungu/Wicara
Acara yang dibuka oleh Ibu Doktor Dewi Motik Pramono M.Si sebagai Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia, kemudian dilanjut dengan sambutan Ibu Septriana Tangkary SE, MM selaku Diretur Pemberdayaan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Bapak Indar Atmanto selaku Direksi PT. Indosat.  Kemudian dilanjutkan dengan Seminar singkat oleh Ibu Septriana Tangkary dan pemaparan oleh ke lima nara sumber penyandang disabilitas yang berisi tentang evaluasi, pengalaman, harapan dan usualannya tentang pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi sebagai salah satu cara untuk mewujudkan kemandirian penyandang disabilitas di Indonesia.
[caption id="attachment_311094" align="aligncenter" width="448" caption="Diretur Pemberdayaan Informatika, Kominfo Sedang Mepresentasikan Materi (Koleksi:IDKITA)"]
Walau saat ini terdapat beberapa definisi tentang ICT/TIK, semua mengakui bahwa TIK merupakan istilah umum yang meliputi perangkat informasi dan komunikasi atau aplikasi dan isinya. Definisi tersebut mencakup berbagai akses teknologi, seperti radio, televisi, satelit, ponsel, telepon rumah, komputer, perangkat keras dan perangkat lunak jaringan.
Pentingnya TIK terletak pada kemampuan indvidu/organisasi untuk membuka berbagai macam layanan, mengubah layanan yang ada dan menciptakan kesempatan yang lebih besar atas permintaan untuk mengakses informasi dan pengetahuan, khususnya bagi populasi yang terbatas, dikecualikan, bahkan dihina seperti penyandang Disabilitas.
Kesempatan ICT/TIK bagi penyandang disabilitas dapat lebih baik apabila dinilai dengan menganalisis bagaimana masing-masing jenis teknologi yang dapat diakses dapat berkontribusi pada dimensi yang berbeda dan terlibat dalam kehidupan sosial dan ekonomi yang inklusi dimana penyandang disabilitas menjadi bagian yang terpadu, utuh dan tak terpisahkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang memiliki hak dan tanggung jawab yang sama.