Mohon tunggu...
Deasy Anita R
Deasy Anita R Mohon Tunggu... lainnya -

Mahasiswa UIN SUNAN KALIJAGA [ILMU KOMUNIKASI] IKOM B 2013

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Maraknya Kecurangan di Indonesia? Sudah Tak Kaget

4 Januari 2014   16:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:10 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kecurangan-kecurangan yang terjadi di Indonesia memang sagat beragam, bukan hanya kecurangan yang terjadi dalam dunia pendidikan, bahkan hal sepele seperti kecurangan di jalan raya demi memperoleh pendapatan yang melimpah sudah marak terjadi.

Contohnya adalah kecurangan para pekerja tambal ban yang kini sedang marak di bicarakan, seiring nmusim liburan yang sudah datang, banyak para pekerja tambal ban yang memang sengaja menabur ranjau paku di sepanjang jalanan kota dan jalur-jalur liburan, tindakan seperti ini memang sudah marak dilakukan oleh para pekerja tambal ban yang curang, demi menambah penghasilan mereka.

Biasanya para pekerja tambal ban ini menaburkan ranjau paku di malam hari, mereka berpura-pura menyeberang jalan sambil menjatuhkan sedikit demi sedikit ranjau paku yang ada di dalam genggaman tangannya. Ranjau paku yang mereka tebarkan berasal dari paku-pakuu bekas, bahkan terkadang potongan-potongan jeruji motor atau sepeda sengaja mereka potong kecil dan lancip agar sekali ban menginjak langsung bocor, mereka mengaku bahwa dengan pemasangan ranjau paku di jalan-jalan seperti ini sangat menambah penghasilan yang mereka dapatkan. Bahkan di Jakarta pihak polisi lalulintas sudah menciptakan kendaraan patroli yang sengaja diberi magnet-magnet untuk menark ranjau-ranjau pakuy tersebut, tetapi masuh saja setiaap polisi lalulintas mengadakan patroli mereka menemukan banyak ranjau-ranju paku tersebut.

Sebenarnya cara para pekerja tambal ban yang melakukan kecurangan seperti ini harus benar-benar ditindak tegas oleh pemerintah setempat, karena hal ini memang sangat merugikan para pekendara jalan, bahkan hal ini bisa membahayakan para pengendara jalan, misalnya saja pengendara yang terkena ranjau paku tersebut adalah pengendara motor yang sedang mengendarai motornya dengan cukup kencang, bisa saja saat ban motornya tertubles dan bocor, langsung menyebabkan motor oleng dan akan mengakibatkan kecelakaan.

Selain masalah ranjau paku yang sedang marak terjadi dan menjadi pokok perbincangan, banyak juga masalah kecurangan yang dilakukan oleh bengkel-bengkel pinggiran yang suka mengganti onderdil asli motor/mobil para pengguna jasa bengkel ini dengan onderdil bekas yang memang memiliki kualitas kurang bagus tanpa diketahui para konsumennya, biasanya ada yang melakukan kecurangan semacam ini dengan diam-diam, langsung mengganti onderdil tersebut, namun biasanya ada yang melakukan dengan cara mengatakan kepada pemilik motor/mobil tersebut bahwa onderdil motor/mobil yang mereka miliki memang harus diganti, dan biasanya bengkel akan menawarkan onderdil dengan merk yang bagus, namun isinya sudah ditukar dengan onderdil palsu yang jelek. Selain mendapatkan keuntungan dari onderdil asli yang masih bagus dan bisa dijual lagi, bengkel tersebut juga memperoleh keuntungan dari penjualan onderdil biasa yang dijual dengan harga mahal seperti onderdil yang memiliki kualitas bagus.

Kecurangan-kecurangan yang semacam ini memang sudah tak asing kita dengar di telinga dan kita lihat pada berita-berita di televisi, namun permasalahan seperti ini hingga saat ini belum bisa menemukakn titik terang cara pemusnahan masalah ini. Malah semakin ke depan, kecurangan-kecurangan seperti ini makin marak terjadi, karena sangat menguntungkan bagi para pelaku kecurangan ini yang berdampak sangat merugikan bagi para korban yang terkena kecurangan semacam ini di jalan raya.

Sebaiknya para pengguna jalan raya harus lebih berhati-hati dan teliti jika memang ada kejanggalan yang dirasakan saat melewati daerah rawan ranjau dan saat akan mengganti onderdil kendaraan mereka, karena jika sampai terkena kecurangan seperti ini sangat merugikan diri sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun