Jika sebelumnya, malam-malam berlalu dengan tidur nyenyak, maka saat ini sepertiga malam selalu terjaga, bermunajat mengadu pada Yang Maha Rahman, agar dikaruniai ketenangan dan kesabaran, kekuatan dalam menghadapi tiap cobaan. Adakah yang lebih indah dari airmata karena mengagungkan-Nya? menyesali kesalahan dan dosa di masa lalu, karena tiap apa yang menimpa diri kita adalah akibat dari perbuatan tangan kita sendiri.
 Biarlah Allah yang akan membimbing dan menentukan, apakah dua rumah tangga akan bertahan atau Allah mengijinkan suami kembali sepenuhnya padaku. Tentu dalam hati kecil, inilah yang selalu kuharapkan.Â
 Aku singkirkan galau dan cemburu dengan lebih banyak mendengar murottal Al Quran, membacanya dan memahami maknanya. Mungkin dulu aku terlalu sibuk bekerja, tak ada waktu untuk lebih mengenal-Nya. Aku yakin, Allah sangat sayang padaku. Oleh karenanya Dia mengambil sedikit bagian dari diri suamiku untuk diserahkan pada orang lain, agar aku sadar, betapa berharganya dia. Agar aku sadar, Allah tidak rela suami disia-sia.
 Mba Deassy,
 Aku hanya ingin berpesan pada sesama wanita. Buatlah kenyamanan dalam rumah tangga, tundukkan hati, kendalikan hati dari rasa cemburu dan marah. Buat suami merasa nyaman dan aman dari tiap gugatan dan jangan selalu diingatkan pada kesalahan. Lupakan kesalahan suami, maafkan karena Allah, karena Allah menghendaki kebaikan hidup pada kita. InsyaAllah, akan dimudahkan langkah kita. Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang benar dan sabar.
 Jika tak dapat kemuliaan di dunia, kehidupan akhirat akan lebih baik. Ingat selalu, tuntunan agama mengatakan, kedudukan suami sebagai imam, bahwa wanita bisa masuk ke surga melalui pintu mana saja yang dikehendakinya, salah satunya dengan taat pada suami, mendapat ridho suami, karena begitu besarnya hak suami terhadap kita. Bantu suami menjadi imam yang adil agar bahunya tak miring di padang Mahsyar, bantu suami lebih tekun dalam ibadah dan istiqamah, karena suami adalah kunci surgamu
 Mba Deassy..
 Itu saja kisah pengalamanku sendiri sebagai istri yang merelakan suaminya dipoligami. Semoga tulisanku ini bisa memberikan sudut pandang lain untuk perempuan yang punya kisah hidup yang sama denganku.Â
 NY. RR
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H