Mohon tunggu...
Deassy M Destiani
Deassy M Destiani Mohon Tunggu... Guru - Pendidik, Penulis, Pebisnis Rumahan

Seorang Ibu dua anak yang suka berbagi cerita lewat tulisan..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hartanya Muhammad Hatta

12 Agustus 2016   07:20 Diperbarui: 12 Agustus 2016   07:41 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hari ini, 12 Agustus adalah hari lahirnya salah satu proklamator RI yang sederhana dan bersahaja, Bung Hatta. Jika membaca biografi tentang beliau maka Anda tak akan berhenti berdecap kagum. Jaman ini,  siapa sih pejabat yang memaksa mengembalikan uang negara sisa berobat? Hanya satu orang sepertinya yaitu Bung Hatta. Sampai sekretaris negara dibuat bingung karena tidak mau menerima dana kembaliannya itu. Jaman ini, siapa sih pejabat yang sampai tidak bisa bayar PBB dan PAM  buat rumahnya?

 Bung Hatta pernah mengalaminya, saking beliau tidak pernah menyimpan harta yang banyak. Jaman ini, siapa sih pejabat yang tidak mampu beli sepatu favoritnya? Bung Hatta sampai akhir hayatnya tidak pernah kesampaian membeli sepatu merek Bally yang diinginkannya. Brosurnya masih disimpan hingga beliau wafat. Namun sepatu itu tak pernah sampai dipakai di kakinya.  

Harta paling berharga buat Bung Hatta hannyalah buku. Jangan ditanya berapa buku yang beliau punya. Ada 80.000 judul buku. Semuanya beliau baca satu persatu. Bukan sekedar koleksi bukunya saja. Uniknya lagi buku yang dikoleksi Bung Hatta terdiri dari beragam bahasa, yaitu bahasa Indonesia,  Inggris, Belanda, Prancis dan Jerman. 

Hal ini karena beliau fasih semua bahasa tersebut. Dalam membaca buku, Hatta tidak hanya sekedar membaca. Tapi beliau betul-betul mendalami isinya hingga dipahami maksud penulisnya dengan benar. Hatta pernah mengatakan, “Membaca tanpa merenungkan adalah bagaikan makan tanpa dicerna". Hatta selalu memastikan satu buah buku yang dia beli punya manfaat penting untuknya.

Saking cintanya pada buku, Hatta perlu waktu 1 minggu untuk mengepak semua bukunya saat  kembali dari sekolah di Belanda. Buku yang terkepak itu disusun dalam 16 peti besi dengan ukuran 1,5 M2.  Itu saja masih banyak buku yang tidak terbawa karena saking banyaknya. Kecintaan bung Hatta pada buku mewarnai juga hari pernikahannya. Jika orang lain menikah dengan mas kawin berupa uang tunai, seperangkat alat ibadah atau perhiasan, maka seorang Bung Hatta mas kawinnya adalah buku karyanya sendiri. Yaitu buku pengantar filsafat yang ditulis Hatta selama masa pembuangan di Digul.

Ibunya sampai tidak enak kepada calon besan karena saat menikah Hatta sudah menjadi wakil presiden RI, kok ya mas kawinnya hanya berupa buku. Tapi Hatta mengatakan bahwa buku itu adalah hartanya yang paling berharga. Buah karya pemikirannya. Istrinya seharusnya senang mendapatkan mas kawin sesuatu yang melebihi permata dan tidak bisa diperoleh dengan uang berapa pun. Selama hidupnya Hatta kurang lebih sudah menulis sekitar 40 buku.

Hari lahirnya Bung Hatta, baru saja  ditetapkan sebagai hari Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) nasional. Penetapan tanggal tersebut dimaksudkan untuk menghargai Muhammad Hatta yang konsisten sebagai tokoh yang memperjuangkan ekonomi kerakyatan Indonesia. Beliau juga dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia. Kecintaannya pada negara dan bangsa telah menjadikan Bung Hatta selalu dikenang sepanjang masa.

 Bahkan hari lahirnya diabadikan sebagai salah satu hari peringatan nasional. Namun tanggal 12 Agustus, ini meskipun sebagai hari nasional tidak dijadikan hari libur nasional. Sebab UMKM seharusnya selalu bekerja menciptakan peluang peluang usaha di masyarakat, memberdayakan perekonomian rakyat agar bisa membawa bangsa ini sejahtera serta bangga pada produk negara sendiri. Jadi tidak perlu dibuat hari libur.

Selamat ulang tahun Bung Hatta, meski sudah tiada,  teladanmu selalu terkenang sepanjang masa. Kecintaanmu pada negara Republik Indonesia begitu besar. Bahkan kau rela tak jua menikah sebelum Indonesia merdeka. Cinta beliau dipersembahkan hanya untuk bangsanya,   semua koleksi bukunya,  dan seorang istri yaitu Rahmi Hatta dan ketiga anaknya. Tidak ada tempat di hati Hatta untuk mencintai harta.  Apalagi harta yang menurutnya bukanlah haknya.

Deassy M Destiani

Penulis, guru PAUD dan Penebar Virus Membaca

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun