Mohon tunggu...
Dearryk Kurniawan
Dearryk Kurniawan Mohon Tunggu... -

Saya seorang siswa kelas 3 SMP yang berusaha belajar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jelaskan Pikiranmu Lewat Kompasiana

24 November 2010   09:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:20 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Walau baru mengenal Kompasiana, tapi sepertinya saya sudah mulai tertarik dengan tempat nongkrong yang satu ini. tapi, blog harus tetap di urus.

Jujur saja, menurut saya  Kompasiana adalah tempat yang tepat bagi orang macam saya untuk bersuara. Karena, orang-orang yang menjadi Kompasianer sepertinya adalah orang-orang kritis dan cerdas. Pastinya mereka akan lebih mengerti apa yang saya maksud.  Sayangnya, hingga kini sepertinya belum ada yang memberikan komentar pada tulisan-tulisan saya.

Sebagai ABG (Anak Baru Gede), tentunya ada banyak masalah yang saya hadapi. Bukan hanya saya, tapi semua anak seusia saya. Mulai dari masalah malas belajar, lebih percaya teman hingga masalah cinta. Padahal sumbernya hanya satu, "Pergaulan".

Berawal dari pergaulanlah, kami merasa percaya pada teman. Kami merasa kalau teman-teman kami selalu benar, merasa mereka keren dan merekalah yang bisa dipercaya. Karena pergaulanlah, kami jadi malas untuk belajar. Lebih senang bergaul dari pada belajar, karena lebih mengasyikan. Dan Akibat pergaulanlah kami mengenal lawan jenis.

Sayangnya, pergaulan kami sering dipandang negatif oleh orang-orangtua. Jika ada yang bertato, dikira preman. Jika ada yang rambutnya mohawk dikira orang gila. Padahal bukan, mereka bagian dari kami semua. Tapi, jalan mereka saja yang berbeda. Seperti orang yang bertato, dia adalah pecinta seni sejati. Sampai-sampai tubuhnya sendiri adalah seni.

Media pergaulan kami yang paling populer sekarang adalah jejaring sosial, kenapa? karena disana tidak ada orangtua! Dari sekian banyak facebooker ABG, berapa sih yang orangtuanya punya FB atau setidaknya melek IPTEK? Padahal, wilayah dunia maya itu terlalu luas untuk anak seusia kami. Saat kami bebas, pendamping pun tak ada. Apa yang terjadi?

Pemerkosaan, Penculikan, Tawuran, Judi, Narkoba, Pembunuhan Karakter, Pengucilan, Penipuan, dan apapun bisa terjadi di jejaring sosial kami. Karena apa? tidak ada pengawasan dari orangtua kami, jadi kami bebas disana. Jadi, jangan salahkan kami jika 8 jam waktu kami dihabiskan disana.

Solusinya mudah, Berikan kami waktu untuk bicara, biarkan kami tumbuh bersama dalam pengawasan dan bekali kami dengan agama dan pengetahuan. Hanya itu yang sebenarnya kami butuhkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun