Mohon tunggu...
Marintan Irecky
Marintan Irecky Mohon Tunggu... Lainnya - ENG - IND Subtitler and Interpreter

Indonesian diaspora who has been living in Saudi Arabia since 2013. Currently interested in topics about women, family and homemaking, and female intra-sexual competition.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Segudang Tips Menulis dari Acara Intip Buku

28 April 2012   16:32 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:59 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_184843" align="aligncenter" width="600" caption="Full House! Saat foto ini diambil, Kang Isjet tengah memberikan presentasi tentang Kompasiana sebagai platform Citizen Journalism dan dampaknya"][/caption] Sudah membaca laporan acara Intip Buku yang ditulis oleh Mas Choirul Huda di artikel berjudul "Memetik Pengalaman dari Penulis Best Seller di Acara Intip Buku"? Seru bukan acaranya? Nah, berhubung kronologi acaranya telah disampaikan oleh Mas CH, lewat postingan kali ini saya ingin membagikan catatan yang saya dapatkan selama acara tersebut berlangsung. Yang akan saya bagikan adalah tips menulis dari para pengisi acara, yaitu Imam FR (penulis buku Jadi Jurnalis Itu Gampang), Taufiq Effendi (dosen tuna netra yang berhasil memperoleh 8 beasiswa belajar di luar negeri), Pak Prayitno Ramelan (dijuluki Bapak Blogger Kompasiana, penulis buku bertema intelijen), Om Jay (Wijaya Kusumah, Kompasianer sekaligus guru dan penulis 8 buku yang mengampanyekan program menulis setiap hari), Mas Johan Wahyudi (Kompasianer, seorang guru yang juga penulis 18 buku teks pelajaran), serta Kang Pepih dan Kang Isjet dari Kompasiana. Berikut ini rangkuman tips dari mereka, silakan disimak :) 1. Kang Pepih - Menulis bukan monopoli para kolumnis atau jurnalis. Menulis juga milik orang biasa, mulailah menulis dari hal-hal yang sederhana dan kita pahami. Selamat datang di dunia orang-orang biasa! - Saat ini media untuk menulis sudah banyak tersedia, jangan mau kalah dengan manusia purba yang sudah menulis di atas permukaan batu. Gunakan komputer, smartphone, tablet, dan semua alat yang bisa dipakai untuk menulis. - Mulai menulis dengan catatan harian agar lebih mudah dan ringan. Sebelum menulis, temukan dulu gagasan utamanya. - Mau menulis buku? Mudah. Tulis dan share catatan harian secara rutin, kumpulkan bahannya, lalu dibukukan. - Menulis catatan harian di blog bisa mengundang interaksi dari pembaca. Pilih blog yang ramai dikunjungi seperti Kompasiana. - Tetralogi Pak Beye karangan Wisnu Nugroho merupakan contoh nyata blog yang dibukukan dan sukses di pasaran. Mau seperti itu? Mulailah menulis hal-hal yang kita ketahui dan dalami. Pada saat menulis di blognya, Wisnu merupakan wartawan yang ditugaskan di Istana sehingga mengetahui seluk beluk dan kejadian di dalamnya. - Rahasia sebuah tulisan bisa masuk kolom Opini harian Kompas yang populer adalah tulisan yang konsisten, bidang tulisan dikuasai betul dan diminati oleh penulisnya. - Bidang yang dikuasai dan kedalaman menulis tentang bidang tersebut menjadi kunci sukses dalam menulis. 2. Imam FR - Tetapkan target atau tujuan yang jelas. Saya ingin menulis sebelum bergelar sarjana, karena itu saya selalu merasa dikejar-kejar deadline bila sampai mendekati akhir masa studi belum juga merampungkan buku. - Menulislah dari hal-hal yang kita sukai atau yang membuat kita tertarik. Saya suka dengan Citizen Journalism (CJ) karena itu saya mencari tahu banyak hal tentang ini untuk memperkaya bahan tulisan saya. - Usahakan untuk menentukan gaya bahasa yang akan dipakai sejak awal menulis. Kalaupun belum tahu gaya bahasa yang cocok, selama sudah ada ide, tetaplah menulis. Jangan takut revisi, saya sendiri baru menemukan gaya bahasa yang pas setelah revisi ke-tiga. - Jangan menyerah bila ditolak penerbit. Ada ribuan penerbit yang terdaftar dan yang tidak terdaftar, masa iya tidak ada satu pun dari sekian banyak itu yang mau menerima naskah kita? - Alangkah menyenangkan bila cucu-cucu kita mengenal kakek dan neneknya sebagai seorang penulis. Karena itu, mulailah menulis sejak sekarang. - Menulis buku tidak harus selalu sudah jadi naskahnya, tapi kita bisa juga mengajukan proposal yang matang ke penerbit. - Kenali karakter penerbit, cari yang sesuai dengan naskah yang akan kita kirim. Jangan sampai salah alamat. 3. Taufiq Effendi - Saya butuh waktu seminggu untuk men-scan sebuah novel. Itu belum termasuk memindai hasil scan ke alat khusus agar bisa saya baca. Bayangkan berapa lama waktu yang saya butuhkan hanya untuk membaca sebuah buku. Rajinlah membaca buku, jangan sia-siakan waktu! - Kemampuan menulis sangat penting. Bagi pemburu beasiswa, bisa menulis wajib hukumnya karena itu salah satu syarat yang ditetapkan oleh pemberi beasiswa. Pelamar beasiswa harus bisa menulis essay, perkenalan diri, dsb dalam bahasa yang jelas dan meyakinkan. - Beasiswa hanya akan diberikan kepada orang yang bisa berdampak di sekitarnya, untuk bisa menduplikasi dampak positif lebih luas lagi. Pemberi beasiswa tidak akan meloloskan orang yang hanya mementingkan diri sendiri. 4. Prayitno Ramelan - Sebelum menulis, browsing dan lakukan riset untuk mendukung tulisan yang akan kita buat. - Browsing dan riset membuat otak terus berpikir. Menulis membuat kita sehat dan lebih kritis. - Tidak perlu terlalu pusing memikirkan ingin menulis buku. Mulailah dari menulis blog, setelah itu dikumpulkan tulisannya dan dikelompokkan untuk dibuat buku. - Tulislah hal-hal yang spesifik dan kita sukai. 5. Johan Wahyudi - Cara menembus penerbit ada beberapa langkah. 1) Cari alamat melalui IKAPI, 2) cari info kepada penulis senior, 3) tawarkan dengan hard copy untuk mencegah plagiasi atau pencomotan hak cipta dengan semena-mena, 4) buat komitmen kerjasama, dan 5) jalin komunikasi intensif. - Ada 3 jawaban penerbit setelah menerima naskah kita: 1) Diterima tanpa revisi, 2) diterima dengan revisi, 3) ditolak. - Jika naskah diterima penerbit, hal-hal yang perlu dicermati adalah: 1) Pelajari MoU, 2) beli putus, 3) setengah royalti, 4) royalti penuh. - Jika diterima dengan kritik, yang harus dilakukan adalah: 1) Terima saran dan kritik, 2) ikuti petunjuk editor, 3) tepati deadline. - Jika naskah ditolak, yang harus dilakukan adalah: 1) Minta surat penolakan dari penerbit, 2) pelajari kelemahan / kesalahan, 3) bongkar naskah, 4) kembangkan ulang, 5) tawari penerbit lain. 6. Iskandar Zulkarnaen (Isjet) - Manfaatkan CJ sebagai media untuk berbagi berita, cerita, ide, opini, dan segala hal lainnya yang tidak bisa dilihat dari kacamata jurnalis. - Situs CJ yang sangat ramai dikunjungi memiliki dampak yang besar pada pemberitaan media. Sebab media mainstream biasa paling banyak hanya sanggup mempublikasi 200-300 berita, sementara platfrom CJ seperti Kompasiana bisa memproduksi 1.200 lebih artikel yang ditulis oleh membernya setiap hari. Jumlah yang sangat banyak ini menjadi daya tarik tersendiri. - Sering kali highlight content yang ada di situs CJ menjadi rujukan berita media lain. Di Kompasiana ada beberapa postingan warga yang akhirnya menjadi sorotan media, salah satu contohnya adalah artikel berjudul "Pemerasan $26 Juta Pasien Kanker Payudara oleh Dokter Gleneagles, Singapura" yang ditulis oleh Kompasianer Ragile (agil) pada 8 Maret 2011. 7. Wijaya Kusumah (Om Jay) - Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi! - Tulis apa yang dilihat dan abadikan setiap momen. Dua hal ini membuat kita menjadi penulis yang produktif dan semakin berkembang. - Manfaat menulis bagi Om Jay: bisa keliling Indonesia, hanya Maluku dan Papua saja yang belum disambangi. Ingin seperti Om Jay juga? Mulailah menulis! [caption id="attachment_184844" align="aligncenter" width="600" caption="Para peserta acara Intip Buku tampak antusias mendengarkan salah satu penanya di sesi 1"]

13356304171685237062
13356304171685237062
[/caption]

Itulah tips yang diberikan oleh para pembicara dalam acara Intip Buku yang disponsori oleh iB Perbankan Syariah pagi hingga siang tadi. Semoga rangkuman tips ini membawa manfaat bagi para Kompasianer yang ingin mengikuti jejak para penulis jempolan yang sudah saya sebutkan di atas. Salam Kompasiana :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun