[caption id="attachment_196162" align="aligncenter" width="478" caption="(sumber: library.austintexas.gov)"][/caption] Translation is only news when it is wrong. Bukan hanya penerjemah, tapi sepertinya semua orang setuju dengan kalimat tersebut, setidaknya mereka yang mempelajari tata bahasa Inggris (grammar). Sebuah terjemahan bisa diartikan menghina atau menyinggung kelompok tertentu bila pemilihan diksinya salah. Bila kesalahan penerjemahan hanya terjadi pada tugas kuliah, mungkin hanya nilai jelek yang didapat. Namun apa jadinya bila hal itu terjadi pada sebuah iklan yang dimuat secara luas lewat internet dan menjadi sebuah bahasan panas yang merugikan beberapa pihak tertentu? Hal ini baru saja dialami oleh Korean Air, maskapai penerbangan asal Korea Selatan, yang pada hari ini resmi meluncurkan rute penerbangan baru ke Nairobi, Kenya. Korean Air membuat iklan rute baru ini dengan menggunakan diksi yang dianggap menyinggung warga Kenya karena menggunakan kata ‘primitif’ di dalamnya. [caption id="attachment_196163" align="aligncenter" width="522" caption="#PrimitiveEnergy yang menjadi trending topic dalam iklan rute baru Korean Air (sumber: africareview.com)"]
Pihak Korean Air mengatakan bahwa pemilihan kata ‘primitif’ tersebut sebagai kelalaian dalam penerjemahan kata dalam Bahasa Korea ke Bahasa Inggris dan bukan kesengajaan yang berisi rasisme. Mereka pun telah menghapus iklan tersebut dan meminta maaf melalui rilisan persnya yang bisa dilihat di websitenya. Meski demikian, ini layak menjadi pelajaran bagi kita juga, orang-orang Indonesia, yang sering kali keminggris. Semoga para copywriter dan editor semakin teliti sebelum memutuskan untuk menayangkan atau memublikasikan iklan maupun pengumuman dalam Bahasa Inggris. Salah pilih kata, fatal akibatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H